Charles baru saja kembali ke apartemennya. Wajah pemuda itu terlihat tidak mengenakkan seperti sebelumnya.
Masih jelas teringat di kepalanya bahwa dirinya tampak marah besar pada keponakannya, bahkan sang kekasih Kezia yang dia maksud adalah Alfred terlihat marah besar padanya.
Seharusnya ia tak termakan emosi atas ucapan Kezia. Ia lebih dewasa dari Kezia jadi semestinya ia dapat mengontrol emosi nya itu.
Kini ia menjadi ragu akan rencana yang telah ia siapkan sebelumnya, yang menurutnya bisa di bilang cukup matang.
Apakah Kezia akan kembali percaya padanya?
Atau....
Sebaliknya?
Hal itu yang terus menerus berputar di kepalanya.
Charles mengambil nafas panjang, dan menghela nafasnya pelan.
"Kau sangat bodoh Charles!" pekik Charles merutuki dirinya sendiri yang terlalu emosional dalam menghadapi sekeliling yang dia hadapi.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com