Keheningan tampak semakin terasa pada bulu kuduk Alfred yang tampak sedikit meremang, lantaran George yang berada di hadapannya hanya menatap dirinya tanpa sepatah katapun.
Tenggorokan Alfred terasa kering seketika, belum lagi tubuhnya yang terasa kaku, gugup untuk berhadapan dengan George.
Apakah karena Alfred takut di tolak mentah mentah oleh George tak memberikan kesempatannya untuk mendekat pada Kezia?
Tidak, bukan itu alasannya!
Bukan karena takut di tolak oleh George yang menyebabkan Alfred seperti itu, melainkan ia lebih takut pandangan George yang sebelumnya sangat percaya padanya, kini mulai memudar, lantaran merasa di khianati karena dirinya malah jatuh pada pesona Kezia, gadis cantik, polos, dan tulus.
"Pa...-pak," ujar Alfred terbata bata mencoba mengeluarkan suara nya setelah keheningan beberapa saat.
George masih enggan menjawab, hanya matanya saja yang seakan berbicara padanya, yang ia sendiri pun tak menangkap maksud dari tatapan George padanya.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com