"Tul," sahut Dinda dengan lebih garang. "Kamu bener-bener songong!"
"Hajar…!" seru Rezqi pula.
Dan untuk kedua kalinya benda-benda ringan yang ada di dekat mereka menjadi pilihan untuk dilemparkan dan Steaven adalah sasaran empuk lemparan tersebut.
Setelah serangan itu berakhir, tubuh Steaven dipenuhi berbagai macam barang, bahkan ada yang menempel di kepalanya.
"Tega lu semua," ujar Steaven sembari membersihkan tubuhnya. "Dikira gua tong sampah gitu kali, ya?"
"Lu yang tega, men," timpal Rezqi. "Masa' kita-kita yang teman baik lu ini malah kagak diundang, sih?"
"Tauk lu, Steav," sahut Ambar dengan wajah tak sukanya.
"Tul," ujar Dinda pula. "Raja tega emang!"
"Yee, gua kan cuman becanda, men," jawab Steaven. "Becanda doang ini."
"Becanda lu kagak asyik, coy!" tukas Jong.
"Tenang aja mah," kata Steaven lagi. "Enggak mungkin lah, lu semua ini, empat sahabat gua paling akrab, nggak gua undang? Nggak mungkin dong."
"Baguslah kalo elu paham, mah," balas Ambar.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com