Amia meraih tangan Rezqi yang berada di atas lengan kursi—di samping kanan dari Amia sendiri—dan mengenggam tangan tersebut. Rezqi tersenyum dengan sejuta rasa di dalam dada, ia mengubah posisi tangannya dengan menghadap ke atas.
Dengan demikian, tangan Amia berada di atas tangannya, menyatu dalam jalinan jari jemari yang saling menggenggam dengan segala kelembutan dan kehangatan yang mereka berdua miliki.
"Kamu nggak mau istirahat kek yang lain?"
Rezqi mengedarkan pandangannya. Benar juga, kelihatannya para penumpang di kabin itu sedang terlelap, atau mencoba tidur untuk menyengarkan tubuh sebelum pendaratan yang masih dua jam lagi, dan itu rasanya memang lebih dari cukup untuk mengistirahatkan tubuh.
Rezqi kemudian menggeleng menatap Amia.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com