Selesai mandi Evans segera menyambangi laptopnya lagi. Dilihatnya laporan yang Kenand kirim. Ia masih menatap serius laporan laporan itu sampai ada yang datang mengetuk pintu.
"Siapa malam malam ke mari?" gumam Evans seraya keluar dari rumah dan membuka pintu.
"Selamat malam, Tuan," Seorang pria berpakaian pengawal mendatangi Evans.
"Ada apa?" tanya Evans.
"Seseorang tadi sore ada yang hampir masuk ke area ini. Namun karena kami melarang, ia tak jadi masuk. Dan dia bertanya tanya tentang tempat ini dan pemilik area ini," ujar pengawal.
"Rendy Wijaya?" gumam Evans.
"Dia memakai mobil mewah dan bersama seorang gadis," ujar pengawal itu.
"Baiklah, kau awasi terus jika ada orang yang mencurigakan masuk. Siapapun tak boleh masuk kecuali angkutan desa. Tapi mulai sekarang kau harus mendata siapa saja yang keluar masuk area ini. Jangan sampai aku kecolongan. Aku masih di sini sampai besok sore. Aku tak ingin siapapun mengganggu," ujar Evans.
"Baik, Tuan," sahut si pengawal.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com