"Aku tak lapar, Kenand," sahut Evans.
"Dia pasti sadar, Tuan. Dia hanya syok. Bukankah dokter sudah mengatakannya kepada Anda berulang kali?"
"Tapi ini sudah sepuluh jam, Kenand. Dia tak sadar sudah sepuluh jam," ucap Evans.
Kenand segera meletakkan makanan yang dibawanya ke atas meja. Ia kemudian duduk di sofa sambil menatap ke arah Evans yang terlihat amat khawatir dengan Andrea.
Kenand sungguh merasa hubungan Evans dan Andrea memanglah cinta. Namun semakin lama, Kenand menyadari keduanya amat ketergantungan satu sama lain.
Kondisi Andrea sendiri saat ini adalah efek domino dari rentetan kejadian yang pernah terjadi padanya. Hingga puncaknya adalah saat Evans tertembak.
Sementara Evans, ia tak bisa kehilangan sang istri sedikitpun. Karena jika itu terjadi, Evans akan menggila.
"Cinta macam apa yang kalian miliki? Bagaimana jika kematian itu benar-benar datang. Jangan jatuh cinta untuk mati," gumam Kenand.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com