webnovel

The Same Level

Nevan Preace seorang murid miskin yang serba kekurangan.Hidup dengan tekanan sosial yang ada di sekitarnya.Tidak dapat melawan dan hanya bisa pasrah dengan kehidupannya.Namun berkat pertemuannya dengan seorang gadis di atap merubah hidupnya.

MrAdyaksa · สมจริง
เรตติ้งไม่พอ
6 Chs

Chapter 4 Es yang Cair

Setelah kemarin Nevan mendengar latar belakang Luna membuat pikirannya menjadi kacau lagi.Mata Nevan menunjukan kantung yang besar.

"Aku semakin tidak mengerti apa yang dia inginkan.."

Nevan hanya bisa psarah dengan keadaan dia.Setelah selesai berpakaian Nevan menuju dapur.Nevan membuka lemari dapur dan mengambil sebungkus roti tawar.Saat Nevan sedang mengambil roti tawar,ayah Nevan baru saja bangun dan melihat Nevan sedang menyiapkan roti.Ayah Nevan sedikit kebingungan dengan jumlah roti yang disiapkan.Jumlah roti yang Nevan siapkan lebih banyak dibandingkan biasanya.

"Nevan bukankah roti-roti itu terlalu banyak?"

"Tidak aku hanya ingin membawa ini untuk bekalku."

Ayah Nevan yang mendengar itu menjadi terkejut dan merasa bersalah.

"Nak jika kau ingin uang saku lebih kau bisa meminta kepada ayah."Ayah Nevan berbicara dengan rasa bersalah.

Tentu saja Nevan yang mendengar itu menjadi kebingungan.Nevan tidak mengerti kenapa ayahnya berbicara seperti itu.

"Tidak perlu uang sakuku sudah lebih dari cukup."

"Tidak perlu malu untuk meminta nak."Ayah Nevan semakin bersikeras untuk memberikan uang saku lebih.

"Tidak perlu Ayah.."

"Lalu untuk apa kau menyiapkan roti-roti itu?"

Nevan menjadi kebingungan kenapa ayahnya menanyai roti-rotinya.

"Huh?Memang ada apa dengan roti-roti ini."

"Tidak ini sudah cukup lama sejak kau membawa bekal ke sekolah.Ayah hanya sedikit terkejut saja."

"Oh aku hanya ingin membawa bekal saja."

Tentu saja Nevan tidak bisa mengatakan yang sebenarnya.Nevan tidak bisa mengatakan kalau dia dipaksa menjadi budak oleh putri kaya raya.Dan untuk kedepannya dia harus menemani putri itu di atap sekolah.Setelah memikirkan Kuna dia menjadi kepikiran dengan Carriza.

"Ayah apa kau mengetahui Carriza?"

"Tentu saja ayah tahu.Tempat kerja ayah adalah salah satu dari cabang kecil dari perusahaan Carriza."

"Cabang kecil?"Nevan bingung karena dia baru pertama kali mendengar ini.

"Perusahaan Carriza mempunyai banyak cabang.Dan setiap cabang perusahaan itu mempunyai cabang kecil lainnya.Memang ada apa?Kenapa kau menanyai ini?"

"Tidak aku hanya tertarik saja."

"Berusahalah kalau begitu.Kualifikasi untuk bekerja di perusahaan ini sangatlah sulit.Ayah juga mendengar jika,kau menjadi ketua cabang perusahaan kecil kau bisa mendapatkan ratusab ribu dollar setiap bulannya."

Mendengar ratusan ribu dollar membuat Nevan menjadi terkejut.Dia tidak pernah bisa membayangkan membawa ratusan ribu dollar.Dan ini baru sebuah cabang kecil.Lalu bagaimana dengan perusahaan utama?Tentu saja Nevan menjadi semakin tidak bisa membayangkan kekayaan Luna.Setelah mendengar itu semua,Nevan segera bergegas untuk pergi ke sekolah sebelum dia terlambat.

Jam sudah menunjukan untuk waktu istirahat.Seperti biasa Gray akan menghampiri Nevan saat jam istirahat.

"Hei sudah mendengar rumor tentangmu?"

"Rumor??"Nevan menjadi kebingungan.

"Ya rumor tentangmu sedang hangat.Dan ada banyak berbagai rumor tentangmu."

"Bagaimana mungkin aku bisa mendapatkan rumor?"

"Tentu saja karena kau berjalan bersama dengan putri es.Sejak mereka melihatmu berjalan ke atap bersama-sama banyak orang yang membuat rumor.Kebanyakan mengatakan kau meminjam uang dengan putri es."

"Huh?Meminjam uang?"

"Yup mereka berpikir kau meminjam uang dalam jumlah banyak.Lalu kau meminjam kepada putri es.Karena banyak jumlah uang yang kau pinjam kau jadi tidak bisa membayar.Dan kemarin saat putri es mencarimu dengan maksud untuk meminta uangnya kembali."

"Bukankah imajinasi kalian terlalu liar?"

"Aku hanya mendengarkan saja."

Nevan mengeluarkan kotak makannya dari tasnya.

"Whoa kau membawa kotak bekal ya?Baru saja aku ingin mengajakmu ke kantin."

"Aku bisa menemanimu."

Saat mereka hendak berjalan menuju pintu kelas.Guran menghalangi jalan Nevan.Tentu saja Gray yang melihat itu menjadi jengkel.

"Guran apa yang kau lakukan?"

"Tidak perlu marah Anderson.Aku tidak menghalangi jalanmu.Aku hanya menghalangi jalan Nevan."

"Apa yang kau mau dari Nevan?"

"Tidak ada aku hanya ada perlu dengan Nevan.Kau bisa meninggalkannya terlebih dahulu dia akan menyusulmu nanti."

"Sayangnya aku tidak ingin menunggu.Aku memerlukan dia sekarang."Suara perempuan tidak asing berbicara.

"Siapa yang berani menggangguku?"

"Aku!"

Suara itu adalah suara Luna.Tentu saja Guran yang melihat Luna menjadi terkejut.Luna berjalan dengan anggun menuju Guran dan Nevan.Tidak hanya berjalan dengan anggun namun Luna juga memberikan aura intimidasi.Guran dapat merasakan aura intimidasi yang dikeluarkan oleh Luna.Karena itu Guran menjadi gugup saat Luna semakin mendekat.

"Aku yang mengganggumu lalu kau mau apa sekarang?"Luna berbicara dengan nada mengancam.

"Tidak!Tidak ada apa-apa."Guran berbicar dengan panik.

Guran berbicara dengan panik dan meninggalkan kelas.Luna yang melihat Guran pergi segera keluar ke kelas.Saat Luna berjalan ke pintu kelas.Namun Nevan hanya diam dan berdiri membatu.Luna yang melihat itu segera memanggil Nevan.

"Apa yang kau tunggu?Cepat kemari!"Luna berbicara dengan senyumannya.

Orang yang melihat senyuman itu seakan-akan melihat malaikat.Kerana Luna yang biasa mereka lihat hanya memberikan wajah yang datar.Namun ini pertama kalinya mereka melihat Luna tersenyum dengan tulus seperti itu.Nevan yang sebelumnya menendukan kepala segera mengangkat kepalanya.Nevan berlari ke arah Luna dan mengikutinya dari belakang.

Nevan dan Luna tiba di atap sekolah.Luna berjalan ke ujung dan melihat sekitar.Tidak seperti Luna yang tertarik dengan sekitar Nevan ingin berterima kasih kepada Luna.Karena itu dia berjalan dan mendekati Luna.

"Nona Carriza..Terima kasih karena sudah membantuku tadi."Nevan berbicara dengan gugup.

"Sepertinya kau sudah tahu siapa aku ya."Luna berbicara dengan sombong.

"Ya aku sudah mendengar dari temanku."

"Apakah temanmu adalah orang berbadan besar tadi?"

"Hmmm mungkin bisa iya dan juga tidak."

"Maksudmu?"

"Dia bisa kuanggap sebagai teman sekelasku.Tapi aku tidak benar-benar menganggap dia adalah temanku."

"Sepertinya kalian memang tidak akrab ya."

"Ya kami memang tidak akrab sama sekali."

"Saat aku mencarimu tadi sepertinya kau sedang ditindas oleh dia.Apakah kau ada masalah dengan dia?Jika kau tidak ingin menjawab juga tidak apa-apa."

"Aku juga tidak mengerti dengan dia.Sejak kelas 1 dia selalu menindasku tanpa sebab."

"Apakah benar-benar tanpa sebab?Sepertinya sedikit aneh jika orang mengganggu orang lain tanpa sebab."

"Jika memang ada alasan sepertinya karena ayahnya manager dari perusahaan ayahku.Sedangkan ayahku hanyalah seorang petugas kebersihan.Sejak tahu tentang itu dia selalu mengangguku."

"Kenapa kau tidak melawan?"

"Aku tidak bisa melawan jika aku bisa melawan tentu saja aku akan melawan dia."

"Tidak bisa?Kenapa?"

"Dia mengancamku.Jika aku melawan dia akan meminta ayahnya untuk memecat ayahku dari perusahaan."Nevan berbicara dengan wajah sedih.

"Apa?!Itu penyalah gunaan wewenang."

Tanpa Nevan sadari dia berbicara dengan Luna dengan santai.Selain itu Nevan juga terkejut dengan sifat yang ditunjukan oleh Luna.Dengan sikap-sikap yang sudah dilihat oleh Nevan.Membuat dia tidak menyangka Luna bisa seperti ini.

"Lalu kotak apa yang kau bawa itu?"Luna menunjukan wajah yang penasaran.

"Ini kotak bekalku."

Nevan membuka kotak makannya.Luna melihat roti-roti isi yang dibawa oleh Nevan.Roti itu terdiri dari roti isi daging dan juga roti isi coklat.Nevan mengambil salah satu roti isi dan memakannya di depan Luna.Luna memperhatikan Nevan saat memakan roti.Tentu saja Nevan terasa agak sedikit terganggu.

"Apa kau mau nona Carriza?"Nevan mengarahkan kotak makannya ke Luna.

"Aku tidak ingin!Apa-apaan roti itu!Lalu jangan panggil aku nona Carriza!"Luna menolak dengan malu-malu.

"Lalu aku harus memanggilmu dengan apa....?"Nevan menunjukan wajah datar.

"Panggil aku Luna.."Berbicara dengan nada pelan seperti berbisik.

"Eh?"Nevan terkejut.

Tentu saja Nevan terkejut memanggil nama depan biasanya hanya dengan orang-orang terdekat saja.Saat Nevan mendengar Luna memintanya untuk memanggil dengan nama depan,pikirannya terlintas dengan kejadian-kejadian yang dia alami dengan Luna.Namun dia tidak menemukan satupun yang membuat dia seperti dekat dengan Luna.

"Bisa kau ulang sekali lagi?"

"Panggil aku Luna!"

"O-Ke"

*Grrrr*

Suara perut yang kelaparan dapat terdengar dengan keras.Tentu saja kita semua tahu itu berasal dari siapa.Nevan mendengar itu tentu saja dengan alami kembali mengarahkan kotak bekalnya ke Luna.

"Makanlah rotiku."

Luna mengambil roti Nevan dengan perlahan-lahan.Roti yang diambil oleh Luna adalah roti coklat Nevan.Roti itu dimasukkan ke dalam mulut Luna.Pada gigitan pertama Luna tidak berreaksi.Namun setelah gigitan kedua Luna makan dengan lahap.Tentu saja aura keanggunannya benar-benar sudah sirna.Dengan mulut yang penuh dengan roti Luna berbicara.

"Roti ini lumayan."

Walau berbicara dengan mulut penuh,Nevan dapat mengerti Luna

"Kalau kau ingin lagi ambil saja.Kalau aku tidak membawa roti ini apa kau tidak akan makan?"

"Tidak biasanya aku tidak makan."

"Apa kau tidak kelaparan?"

"Hmm terkadang aku kelaparan namun terkadang juga tidak."

"Kenapa kau tidak pergi ke kantin?Bukankah kau tidak kekurangan uang?"

"Tidak aku tidak ingin.Aku tidak menyukai saat orang-orang menatapku.Lalu aku perintahkan kau untuk membuat roti ini untuk makanku saat jam istirahat."

"Eh?Kau ingin aku membuat roti ini setiap hari?"

"Tentu saja!Kenapa kau menolak?Jangan lupa baju itu benar-benar aku simpan dengan baik."Luna berbicara dengan sombong.

"Aku tidak tahu kenapa kau berbicara dengan sombong seperti itu.Tapi baiklah..."Nevan berbicara dengan wajah lemas.

Lunapun menjadi tertawa melihat wajah Nevan.