Walau merasa kecewa karena begitu cepat berpisah dengan Hana, Aksa harus mencoba mendukung Hana dari jauh. Toh Hana sudah mengatakan kalau dia tidak akan menghindari nya lagi. Untuk sekarang itu juga sudah cukup bagi Aksa.
Di meja makan Aksa hanya memandang lesu salad buah di depannya. Tak peduli dengan kedatangan Daniel yang nampak kusut.
"Selamat pagi menjelang siang Pak," sapa Daniel sambil menghempaskan badannya di kursi sebrang Aksa.
"Siang Niel. Kau baru bangun jam segini?" tanya Aksa kemudian mengalihkan perhatiannya dari piring saladnya ke wajah Daniel.
"Iya Pak, maaf!" Daniel menggaruk-garuk kepalanya.
Aksa kemudian menarik kerah baju Daniel yang tak dikancing dan memeriksa banyak kiss mark bertebaran dan membuatnya manyun karena iri. Dia tidak memiliki sebanyak yang Daniel punya.
Daniel menunduk malu karena bosnya pasti sudah mengetahui kejadian semalam bersama Intan.
"Sungguh beruntung kau mendapatkan banyak tanda merah, yang terlihat di leher saja sudah banyak. Bagaimana dengan area yang lain?" seru Aksa kemudian mengintip tubuh Daniel dari kerah yang sengaja dia buka lagi. Mengecek benarkah dugaannya itu.
"Ah jangan Pak, aku malu, nanti ada yang lihat mengira kita berdua penyuka pedang lagi." Daniel sedikit trauma karena dia pernah terciduk dua kali oleh Intan. Dia takut kalau ada Intan di sekitar mereka.
"Aku hanya punya dua," kata Aksa menunjukkan dua tanda merah di area dada dan lehernya dengan polos.
"Astagaa ... Apa Bapak menghabiskan malam dengan Nona Arabella." Daniel terkejut melihat bekas bekas bercinta Aksa.
"Enak saja, tentu saja sama Hana."
"Whaaatttt ... beneran pak?" tanya Daniel merasa surprised.
Aksa mengangguk bahagia.
"Wah, asyik dong semalam?" tanya Daniel kepo.
"Euittss ... jangan tanya. Pokoknya semalam itu sweet banget. " Aksa terlihat merona mengingat kejadian semalam.
"Woii Pak, sadar. Muka bapak dah enggak enak dilihatnya," ucap Daniel melihat wajah Aksa yang mupeng.
"Kamu dengan Intan apa kalian ...."
"Ah itu aku ... bingung jawabnya."
"Kenapa bingung?"
"Waktu bangun dia udah menghilang. Dan tadi juga aku mencoba mengetuk pintu kamarnya. Tidak ada jawaban."
"Lho, kamu tidak tahu kalau mereka berdua udah pergi lagi ke LA."
"Apa?" Daniel merasa shock mendengarnya.
"Apa dia tidak memberitahumu, padahal kalian semalam seperti sepasang kekasih yang ...."
Daniel terlihat bersedih, mukanya ditekuk seperti baru mendapat kabar buruk.
"Jangan bilang kalau dia hanya menganggap one night stand sementara kamu berharap berlanjut?" tanya Aksa penasaran.
"Aku hanya merasa bersalah padanya Pak. Rupanya dia masih virgin saat kami melakukannya Pak." Sesal Daniel.
"Apa, wah kau rupanya predator juga Niel."
"Habisnya semua terjadi begitu aja. Terus bagaimana ini Pak. Apa Bapak punya nomor kontaknya?" tanya Daniel.
"Buat apa?" tanya Aksa curiga.
"Untuk minta maaf sama dia Pak."
Aksa kemudian memberikan ponselnya pada Daniel. Dan membiarkan Daniel menyalin nomor kontak Intan.
"Niel, hati-hati, kau bukan berhadapan dengan sembarang orang. Kamu kan tahu kalau dia putri pengusaha Kevin Liu."
"Iya Pak, makanya saya sedikit cemas Pak. Menurut Bapak, saya minta maaf atau saya pura-pura saja dan membiarkan dan melupakan kejadian semalam?" tanya Daniel malah curhat colongan.
"Lakukan apa yang laki-laki sejati lakukan!" ucap Aksa memberi masukan.
"Kalau begitu, aku akan menghubunginya dan meminta maaf padanya."
"Tapi kenapa kok sekarang jadi membahas kamu dengan Intan. Aku kan sedang dalam masalah besar sekarang Niel."
"Kenapa Pak?"
"Arabella tadi memergokiku di kamar dengan Hana terus mengancam akan menghancurkan Hotel Mahesa."
"Kok kesannya kayak Bapak ketahuan selingkuh sama pelakor terus dipergoki Arabella."
"Enak saja, aku kan tidak selingkuh. Hana masih sah istriku. Sementara si Miss Bikes itu cuma tunangan terpaksa."
"Apa dia akan mengadu pada Papanya apa ke Nyonya Sarah ya?" tanya Daniel merasa khawatir.
"Aku juga tidak tahu, dan aku harus bersiap-siap menerima kemungkinan terburuk yang datang."
"Bapak tenang saja, saya akan berada di belakang Bapak untuk membantu semampu saya."
"Sudah seharusnya memang kau membantuku. Aku sudah bayar mahal gajimu sebagai Sekretaris dan Asistenku."
"Tentu Pak. Saya bersyukur."
Mode on atasan dengan sekretaris masih berlangsung setelah mereka selesai menyantap sarapan.
"Niel, berarti sekarang kamu udah enggak perjaka tongtong lagi dong?" goda Aksa usil.
"Hehehe, iya aku udah enggak tongtong lagi. Aku udah tahu rasanya dua lingkaran dan satu segitiga yang kamu maksud?" kata Daniel dalam mode on friend zone.
"Kau harus berterima kasih pada Arabella kalau gara-gara dirinya kamu bisa melepas keperjakaanmu dengan yang tingting lagi."
"Berarti kau juga harus berterima kasih padanya, karena dia kau bisa menyatu lagi dengan Hana!" balas Daniel.
"Tidak mau," jawab Aksa langsung ketus.
"Lho kenapa, kalau bukan karena dia. Apa mungkin Hana mau sama Bapak?" tanya Daniel cerdas.
Aksa nampak termenung mendengar pertanyaan Daniel. Iya itu memang benar sekali. Kalau saja bukan karena pengaruh obat itu. Mungkin dia tidak akan senekat itu masuk ke kamar Hana. Dan kaalau tidak begitu juga, mungkin Hana tidak akan khawatir padanya dan menemuinya lagi di kamarnya.
'Ah tetap saja, tidak mungkin dia harus berterimakasih pada Miss Bikes itu,' pikir Aksa dalam hati.
Daniel menopang dagunya dengan kedua tangannya di atas meja. Tanpa sadar Aksa pun melakukan hal yang sama dengan Daniel. Masing-masing larut dalam lamunannya masing-masing. Mereka tidak sadar kalau mereka saling menatap satu sama lain dengan tatapan kosong. Saking tidak sadar kalau mereka sedang mengingat kembali kejadian semalam. Tentu saja membuat wajah mereka kembali senyum-senyum tidak jelas.
Akan tetapi tidak bagi orang-orang yang lalu lalang di sekitar meja mereka. Mereka menahan rasa jijik dan geli melihat tingkah keduanya.
"Hey, look at that guys, Errrr, so disgusting!"
Daniel dan Aksa tidak menyadari kalau orang-orang yang lewat mulai menggunjingkan mereka. Dan mereka mulai sadar ketika semakin banyak orang yang berbisik-bisik.
"Astagaaa!" pekik Aksa sadar langsung menoyor wajah Daniel di depannya. Dan Daniel pun kaget karena Aksa yang tiba-tiba mendorong wajahnya ke belakang.
"Kenapa muka kamu jadi mupeng gitu?" tanya Aksa.
"B-Bapak juga sama," jawab Daniel.
Kemudian mereka saling menyalahkan karena mereka kembali membuat orang-orang menjadi salah paham pada mereka. Aksa kemudian berdiri dari tempat duduknya dan menggibaskan jasnya sambil mencoba untuk bersikap cool dan gentleman.
Bersambung.
=== Catatan Author ===
Author : Buah delima buah Laksa
Netizen :Cakeeeep
Author : Kulitnya dibuang isinya dimakan
Netizen : Cakeeep
Author : Kenyang
Netizen :Cak … ehhh kirain ada isinya Thor?
Author : Dah intinya jangan lupa kasih review bintang lima dan Batu Kuasa
Netizen : -.-