webnovel

The Pureblood Mafia

Lucious Draco Kingstone adalah anak berumur 14 tahun lahir di London dan tinggal di New York dari kecil dia selalu merasa bahwa dia tidak diinginkan oleh keluarganya. Dia memiliki segalanya tapi dia tidak memiliki apa yang dia inginkan dan butuhkan yaitu kasih sayang dari sebuah keluarga. Dia hanya berharap bahwa suatu hari dia memiliki keluarga yang menyayanginya. Dulu Draco adalah anak yang baik dan penolong dia juga ramah kepada siapa pun. Namun sikapnya berubah lama kelamaan karena sikap keluarganya yang selalu memperlakukannya dengan kasar. Semakin lama dia semakin terjun ke dunia gelap itu disanalah dia mendapatkan banyak teman gelap, disaat itulah dia mulai merasa punya orang orang yang cocok dengannya dan mulai menjadi anggota mafia yang paling ditakuti. Disana ia bertemu teman teman baru mafianya. Hidupnya sangat bahagia disana meskipun Ia tak menunjukkan kalau dia bahagia. Semua berjalan dengan lancar pada awalnya tapi lama kelamaan semua menjadi berubah. Semenjak dia menjadi mafia hidupnya berubah. Misteri misteri pun bermunculan. Termasuk misteri dibalik keluarga Kingstone dan jati dirinya sebenarnya. Bahkan misteri tentang masa lalunya yang ia tak ingat. Kemudian setelah mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya di masa lalu. Takdir dari masa lalunya kembali memilihnya untuk menjadi pejuang di dunia yang berbeda. Apakah Ia akan tetap menjadi mafia atau mengubah jalannya? Start from 27 May 2019 in wattpad

CillianVillain · แอคชั่น
Not enough ratings
76 Chs

Part 71 Bagian 2

***

"No fucking way!" Kata Robert dan Vincent secara bersamaan.

"Kau dan aku tak akan bekerja sama, itu hanya membuang waktuku saja." Kata Robert

"Aku juga tidak sudi bekerja sama denganmu." Balas Vincent

"Aku tidak akan bekerja sama dengan keparat ini." Kata Robert

"Tak ada yang menyuruhmu terlibat dalam hal ini, tuan pemarah." Balas Vincent

"Kau hanya bisa menghancurkan dan meledakkan sesuatu."

"Orang ini benar-benar bajingan!" Kata Robert dan Vincent secara bersamaan.

"Berhentilah mengikuti perkataanku." Kata Robert

"Tidak, kau yang berhenti mengikuti perkataanku." Balas Vincent

"Kau terdengar seperti perempuan jalang." Kata Robert

"Kau terdengar seperti perempuan banci." Balas Vincent

"Aku tak ingin mendengar ini lagi, aku punya pekerjaan lain berkat Draco yang meledakkan gedung markasku dan membunuh anak-anak buahku." Kata Robert

"Aku ingin sekali membenturkan kepala gingermu itu ke dinding." Kata Vincent

"Kau baru saja mengingatkanku banyak alasan kenapa aku benci bekerja sama denganmu. Aku benci wajah besarmu yang bodoh, dengan melihatnya saja sudah membuatku sakit mata. Aku heran kenapa kau tidak terkena penyakit kelamin mengingat banyaknya wanita sekota yang kau tiduri saat kau masih manusia biasa." Kata Robert yang langusng membuat kedua tangan Vincent meremas sebuah meja yang berada di depannya.

"Apalagi yang akan kau lakukan? Melempar barang-barang ke arahku? Atau meledakkan kepalaku dengan bom seperti kau meledakkan kepala tawanan-tawanan lainnya?" Balas Robert

"Aku akan melempar meja ini dan memasukkannya ke dalam tenggorakanmu." Kata Vincent

"Tentu saja itu yang kau lakukan. Kau selalu saja menghancurkan semua masalahmu." Balas Robert

"Bung! Kenapa kita tidak duduk saja dan berbicara dengan damai?" Tanya Luke

Vincent langsung melemparkan meja di depannya ke Luke tetapi Luke dengan cepat menghindar.

Prang! Bruak!

Meja itu menghantam dinding kaca dan sebuah mesin robot.

"Jika ada yang tidak sependapat denganku, majulah kesini dan hentikan aku." Kata Robert sambil menatap Draco, Luke, dan Cassie.

"Aku tak akan kesana." Kata Cassie sambil menatap Luke.

"Aku juga tak akan kesana." Balas Luke

Draco langsung menghampiri mereka dan menyentuh pundak Vincent dan Robert yang masih bertatapan sengit.

"Cara yang tercepat untuk menemukan Arthur adalah melalui Charlie. Selain diriku, hanya ada dua orang di dunia ini yang berhasil melacaknya. Dan mereka berdua berada di depanku sekarang. Jadi, suka  atau tidak kalian berdua akan bekerja sama. Jika misi ini gagal, maka akan banyak korban manusia yang berjatuhan." Kata Draco

"Baiklah, tapi hanya untuk kali ini." Kata Robert sambil menghela nafas.

"Bagaimana denganmu Vincent?" Tanya Draco sambil menoleh ke arah Vincent

"Fine!" Ucap Vincent sambil memutar bola matanya dan duduk di sebuah kursi kosong.

"Katakan semua yang kau tahu tentang ini." Kata Draco sambil membawa Cassie dan menunjukkan lengan Cassie yang mengeluarkan urat berwarna hitam.

"Kapan kau menyuntikkan virusnya?" Tanya Robert

"Sekitar 30 jam yang lalu." Kata Cassie

"Harusnya virus itu sudah menyerang."

"Kita harus menetralisirnya. Disini, kau pasti punya semacam alat teknologi yang bisa menetralisir racun yang seperti ini, kan?" Tanya Draco

"Tidak semudah itu. Itu tidak dibuat untuk semua rangkaian DNA. Dan dalam 42 jam kapsulnya akan pecah dan dia akan terinfeksi. Lalu, virusnya akan mengudara. Akan tersebar secara global dalam seminggu. Satu-satunya mesin yang bisa membantunya ada di tangan Arthur." Kata Robert

"Bagaimana kalau kita gunakan Mata Elang milik Robert yang bisa mengarahkan kita ke Charlie? Karena Arthur sangat pintar, maka tidak mungkin dia bisa dilacak menggunakan itu." Kata Vincent

"Mata Elang ini merupakan sebuah program pengintaian digital yang mempergunakan semua alat, mulai dari CCTV hingga kamera dan mikrofon yang ada di seluruh smartphone di muka bumi, untuk melacak keberadaan seseorang. Mata elang digunakan program pengintaian digital sapu jagat. Dua perangkat yang bisa menjadi kaki tangannya adalah kamera dan mikrofon. Jadi setiap perangkat yang punya kedua fitur tersebut sudah barang tentu bisa menjadi alat sadap si pengguna 'Mata Elang'. Mulai dari CCTV, smartphone, dan banyak lagi. Teknologi pengintai yang dimiliki pemerintah Amerika Serikat perlu waktu sampai 10 tahun untuk menemukan Osama bin Laden. Dengan 'Mata Elang', kau hanya perlu waktu dalam hitungan menit atau bahkan detik jika ingin mencari seseorang. Lantaran kemampuan tersebut akhirnya program ini jadi rebutan antara teroris dan agen pemerintah." Kata Luke

"Secara teknis, memang mungkin untuk mengontrol semua kamera yang ada di dunia. Tapi itu harus dilakukan oleh banyak orang, setidaknya ribuan hacker." Balas Robert

"Karena itu kami berada di perusahaan teknolgi ini, kan? Kau punya banyak orang atau bahlan robot yang bisa melakukan pekerjaanmu." Kata Draco

"Akan kucoba." Kata Draco sambil menampilkan layar-layar hologramnya dan menampilkan beberapaa lokasi dan kamera. Tak lama kemudian, muncullah sebuah titik merah disana. Namun, titik merah itu menjadi bertambah banyak.

"Oh bagus! Sekarang dia juga tahu kalau kita menggunakan alat milik Robert. Bagaimana bisa kita mencarinya dengan berbagai titik merah yang muncul?" Tanya Luke

"Solusi sederhana bisa saja berhasil. Untuk membuat mata elang untuk memunculkan ping palsu ini, berarti mereka harus menggunakan sinyal palsu. Artinya mereka punya pengacak sinkronisasi. Kita bisa balikkan dan melacak sumber aslinya serta menemukan lokasi Charlie yang sebenarnya."

"Ini lucu, karena titik merah itu berada di gedung ini." Kata Robert dengan tatapan serius kepada mereka.

DUARRR!!

Ledakan besar itu langsung mengenai mereka, dan membuat masing-masing dari mereka terpental jauh dan menghantam benda-benda teknologi Robert yang canggih itu sampai mereka jatuh tersungkur dengan telinga mereka yang berdenging.

Beberapa tali baja dirutunkan, dan beberapa orang pasukan bertopeng berpakaian serba hitam langsung turun dari sana, kemudian menerobos masuk dan menembaki mereka semua yang berada di dalam gedung. Beberapa orang yang tidak terlalu terkena dampak ledakan langsung menunduk dan berlindung di sebuah meja yang terbalik. Salah satu dari pasukan itu berjalan ke arah hologram milik Robert yang masih utuh sambil melepas topengnya, dan tampaklah seorang pria pirang bermata biru terang yang langsung mengotak-atiknya hologram milik Robert.

"Charlie…" Kata Draco sambil mengerang sambil memegangi kepalanya. Tepat pada saat, itu semacam hardware canggih langsung keluar dari bawah meja hologram itu dan Charlie langsung mengambilnya tanpa sedikit pun melirik pada Draco, kemudian Ia langsung melontarkan kawat besi lain ke atas, lalu Ia seperti langsung ditarik ke atas. Draco pun, langsung bangkit dan memegang kaki Charlie sehingga dia ikut ke atas. Sedangkan Robert bangkit berdiri, dan melompat keluar gedung sambil menembakkan sebuah tali baja dari sebuah alat yang berada di tangannya ke sebuah pesawat yang berada di atas mereka.

Salah satu dari mereka memiliki setengah wajah robot dengan mata biru robot yang menyala langsung mengangkat Cassie dan menggendongnya lalu melangkah pergi terjun menuruni gedung.

"Dave Launchbert... b-bagaimana dia bisa hidup? Jelas-jelas waktu itu dia sudah dibunuh. " Ucap Vincent sambil mengerang.

Vincent langsung menghantam salah satu pria tersebut dengan tubuhnya sampai Ia terlempar keluar dari gedung. Sedangkan Luke bangkit sambil merebut senjata salah satu pasukan itu dan menusuk lehernya dengan sebuah patahan pipa besi. Kemudian, Ia merusak salah satu tombol lift luar dan langsung yang membuatnya langsung turun sambil menembaki leher para pasukan yang sedang turun. Tepat pada saat itu Vincent langsung melompat turun dari gedung, menimpa salah satu pasukan Dave, dan menghajarnya.

Cassie membuka matanya, dan mengambil sebuah pisau dari balik saku Dave dan memotong ikatan tangannya, lalu merusak bagian belakang setelan robot Dave yang membuat tubuh Dave berhenti sesaat. Cassie langsung menyambar tali baja yang dan memotong tali baja yang mengikat pada Dave sehingga membuat Dave terjatuh, tepat pada saat itu Vincent juga menjatuhkan diri membuat Dave menjadi tumpuan saat jatuh di trotoar. Sedangkan Cassie langsung terjatuh karena tangannya tidak tahan menahan gesekan tali bajanya. Luke pun langsung melompat keluar dari lift sambil menangkap Cassie sampai mereka berdua jatuh menimpa mobil hingga mobil itu penyok. Luke sedikut mengerang saat Cassie menindihnya. Beruntungnya Cassie baik-baik saja karena Luke sudah menjadi tumbal untuknya. Luke pun bangkit turun dari mobil dan menghantam kepala musuh-musuhnya yang sedang berjaga di bawah. Ia merebut senjata musuhnya dan memukul musuhnya dengan senjata tersebut. Setelah itu, Ia langsung menendang salah satu dari mereka. Kemudian, Ia melakukan sesuatu kepada senjata pasukannya sehingga senjatanya bisa Ia aktifkan dan gunakan. Luke pun langsung menembaki semua musuhnya yang menyerangnya.

Vincent bangkit berdiri begitu pula dengan Dave. Vincent langsung mendekati Dave sambil melayangkan tinjunya tetapi Dave langsung menghindar. Dave membalas Vincent dengan meninju perutnya sampai Vincent terpental beberapa meter dan menghantam mobil. Tepat pada saat itu, Luke langsung menembaki Dave dari belakang dengan senjata musuhnya. Tapi tembakannya sama sekali tidak bepengaruh pada Dave.

"Sepertinya kau kehabisan peluru, Luke Bernadeath."

"Setelan anti peluru yang bagus Dave. Terakhir aku melihatmu, kau sudah mati." Balas Luke

"Aku lebih baik sekarang. Aku masa depan umat manusia. Ini bahkan lebih baik daripada teknologi Robert."

"Itu karena Robert tidak pernah mau menciptakan teknologi pembawa kiamat bagi manusia yang seperti itu karena dia lebih waras daripada Arthur." Kata Luke

"Sayang sekali kau tak bergabung dengan, Arthur. Kau bisa lebih baik dari ini, Luke." Kata Dave

Syut! Syut! Syut! Syut!

Dave dengan cepat menghindari pukulan Luke. Setelah itu, Ia langsung memukul Luke sampai terpental mengahantam ke gedung.

Cassie memutar kedua tangan dari salah satu pasukan itu dan membantingnya. Sedangkan Vincent langsung mengangkat sebuah mobil dan melemparmannya kepada Dave, setelah itu Ia menarik kepala musuhnya dan menghantamkannya ke trotoar. Lalu, mengambil semua bom dari balik setelan musuhnya dan melemparkannya pada Dave.

DUAR!

Vincent langsung berlari pergi mencari Cassie yang tiba-tiba menghilang dari pandangannya. Tepat pada saat itu sebuah mobil SSC Tuatara berhenti di depannya. Cassie langsung membuka pintu mobil sebelah kirinya dan menyuruh Vincent masuk.

"Apa kau serius?! Ini mobil dengan dua bangku. Dan kau menyuruh orang berbadan besar naik ke sana? Kau seharusnya membawa mobil yang lebih besar."

"Mobil besar belum tentu cepat. Naiklah saja Vincent! Aku tidak peduli kalau kita harus bersempit-sempitan di mobil ini. Yang penting kita harus pergi membawa Cassie jauh dari sinj, karena kita sedang membawa sesuatu yang berbahaya jika jatuh ke tangan musuh disini." Kata Luke

Bruak!

Dave langsung melempar semua mobik yang menindihnya. Vincent yang melihatnya pun langsung masuk ke mobil milik Luke dan mobil tersebut langsung melaju pergi.

Dave langsung mengambil sepeda motornya robotnya dan melaju menggunakan itu bersama beberapa anak buahnya. Salah satu dari mereka langsung berbelok ke arah lain untuk mencari jalan pintas.

"Sekarang dia punya sepeda motor batman? Bagus sekali!" Kata Vincent sambil menengok ke kaca spion mobil.

"Sepeda motornya juga terlihat seperti sepeda motor tron." Tambah Luke sambil menambah kecepatannya dan menyalip beberapa kendaraan yang berada di depannya.

"Apa kalian selalu seperti ini dalam setiap masalah?" Tanya Cassie

Luke langsung membelokkan setirnya ke kiri dan melaju di tempat pejalan kaki ketika melihat beberapa kendaraan yang lebih padat di depannya. Setelah itu Ia langsung berbelok menerobos jalur lain.

"Kami selalu begini setiap saat dan kau tak punya hak untuk melarang kami. Kuharap kau menikmatinya karena gara-gara kamu kita jadi terkena masalahmu seperti ini." Kata Vincent

Luke membelokkan setirnya dan melaju berlawanan saat kedua pasukan pendendara sepeda motor itu mendekat ke arahnya. Vincent langsung menembakkan peluru-pelurunya ke musuh yang menggunakan sepeda motornya ketika sepeda motor itu mendekat ke arahnya sehingga salah satu pasukan itu kehilangan kendali dan menabrak mobil yang berada di sebelah mobil Luke.

Mobil Luke terus melaju, sedangkan Dave langsung bangkit dari sepeda motornya dan berbelok ke arah gang besar sambil mengangkat sepeda motornya untuk melompati mobil-mobil yang menghalanginya.

Mobil Luke terus melaju menerobos ke arah mobil-mobil yang mengemudi berlawanan arah. Dave berbelok sambil menembak salah satu ban mobil milik Luke. Ia pun langsung membelokkan mobilnya ke kanan dan langsung melaju mengubah arah.

Dor! Dor! Dor Dor! Dor! Dor Dor! Dor!

Kedua sepeda motor dibelakang mereka menembaki mobil Luke, sedangkan salah satu dari mereka melaju dari arah depan mobil Luke dan mengemudi mendekati mobil Luke. Vincent pun langsung mengeluarkan tangannya dari jendela mobil dan menangkap pria tersebut dengan salah satu tangannya sehingga musuhnya tersebut terlepas dari sepeda motornya.

Vincent terus memegangi musuhnya tersebut dengan salah satu tangannya sampai sebuah truk besar berhenti di depan mereka sehingga Vincent langsung melempar orang tersebut sampai menghantam truk besar itu. Ia pun dengan cepat memasukkan tangannya kembali ke dalam mobil.

"Seharusnya aku sedang menembak peregrine falcon saat ini bukan dikejar terminator!" Kata Luke sambil membelokkan setirnya sambil menambah laju kecepatannya.

"Seharusnya aku berkelahi dengan beruang saat ini." Balas Vincent ketika melihat sebuah truk kontainer raksasa melaju di depan mereka.

"Aku menyuntik diriku agar dia tidak mengambilnya seharusnya kalian berterimakasih." Kata Cassie yang berfikir dirinya akan mati saat melihat Luke masih melaju dengan cepat.

"Seharusnya kau yang berterimakasih karena sudah kami selamatkan." Balas Luke sambil membelokkan mobilnya sampai masuk lewat kolong truk kontainer itu dan keluar dengan selamat. Dave pindah ke belakang sepeda motornya sambil membelokkan sepeda motornya ke bawah melewati kolong kontainer itu pula.

Salah satu anak buah Dave tidak berhasil masuk dan malah tertabrak roda truk tersebut. Sedangkan salah satu yang pasukan lainnya mengangkat sepeda motornya ke atas melompati truk tersebut.

Luke melaju di sebelah kanan jalan, sedangkan Dave melaju di sisi kiri jalan sambil menembaki roda belakang milik Luke. Ketika ada sebuah bus yang berada di depannya lagi, dan satu lagi sedang melaju di sampingnya. Luke langsung membelokkan setirnya ke kanan melewati bus di sampingnya sehingga tiba-tiba mobilnya berada di depan jalam sepeda motor anak buah Dave dan Luke langsung menghentikan laju mobilnya. Anak buah Dave tak bisa menghentikan laju mobil sepeda motornya sehingga sepeda motor tersebut naik ke bagian depan mobil Luke sampai menabrak bus. Vincent langsung melempar sebuah bom ke sana. Sedangkan, Luke langsung membelokkan mobilnya dan melaju pergi.

"Darimana kau belajar mengemudi seperti itu?" Tanya Cassie

"Saat bersama Charlie." Balas Luke

Sepeda motor Dave melaju tak jauh di sebelah mobil Luke. Kemudian, Ia menembakkan sesuatu ke bagian depan mobil Luke yang membuat bagian depan mobil tersebut terbakar.

Luke langsung mengaktifkan NOSnya dan membelokkan mobilnya, tepat pada saat itu, Vincent langsung keluar dari mobil tersebut hingga jatuh terguling. Sedangkan Luke juga membuka pintu tersebut sambil memeluk Cassie dengan maksud melindunginya. Mobil tersebut masih melaju tanpa pengemudi sampai hancur terbakar dan tenggelam di lautan.

Dave masih melaju dengan sepeda motornya langsung melemparkan sebuah pisau hitam yang sudah dilumuri sebuah cairan ungu sampai menancap ke bahu Vincent sehingga Vincent langsung pingsan. Lalu Ia juga melemparkan pisau hitam lainnya kepada Luke yang baru saja bangkit berdiri sehingga pisau itu menancap ke lehernya. Setelah itu, Ia langsung turun dari sepeda motornya dan berbicara ke alat komunikasinya sambil mendekati mereka.

Robert membuka sebuah pintu besi dari ruangan sebuah pesawat itu dan di depannya langsung dihadang oleh beberapa pasukan berpakaian hitam itu. Tiba-tiba di belakangnya salah satu musuhnya langsung meninju pinggang Robert dan memegangi tangannya.

"Kau membuat ini menjadi makin sulit." Kata salah satu dari mereka sambil mengayunkan sebuah pedang untuk memotong tangan kiri Robert.

Bruak!

Robert langsung menarik tangan kirinya dan menyikut kepala musuh yang berada di belakangnya dua kali. Kemudian, menendang kepala musuh yang berada di depannya dengan kaki kanannya. Setelah itu, Ia langsung menahan tangan musuh yang memegang pedang setelah itu, Robert menghantam leher dan ulu hati pria tersebut berkali-kali. Lalu, Ia melemparkan kepala musuhnya hingga menghantam badan pesawat sampai membuatnya penyok.

Salah satu dari mereka bangkit berdiri dan mau menyerang Robert dari belakang, tetapi Robert yang menyadari hal itu langsung berbalik dan meninju leher dan kepala musuhnya berkali-kali. Setelah itu, Ia menghantamkan kepala musuhnya tersebut ke sebuah meja besi disana. Ketika salah satu musuhnya muncul lagi di belakangnya, Robert segera menghajarnya dengan sekali hantaman keras yang lantas membuat musuhnya pingsan. Salah satu musuh yang lain langsung muncul lagi di depannya, dan meninju Robert, tapi Robert langsing menangkisnya dan menghajar leher serta kepala musuhnya terus-menerus. Setelah itu, Ia langsung menghantamkan tubuhnya ke rak bersenjata dan menghantamkannya ke sebuah layar elektronik sampai kepalanya menembus ke dalam benda tersebut.

Ketika Ia melihat ada musuhnya yang lain akan menyerangnya, Robert lantas menekan sebuah tombol yang membuka bagian belakang pesawat. Robert langsung menunduk ketika musuhnya mau menghantamnya di kepala dan menghantam wajah musuhnya lalu menendangnya berkali sampai pria itu terlempar jatuh dari pesawat.

"Charlie kau tak perlu melakukan ini!"

Charlie langsung menendang mejanya, setelah itu Ia langsung melompat dari mejanya dan menendang Draco sampai menghantam ke kaca hingga pecah. Ia langsung meninju kepala Draco, Charlie melayangkan tinjunya lagi, tetapi Draco langsung menarik tubuhnya ke belakang untuk menghindari serangan Charlie.

Bug!

Tinjuan keras itu langsung mengenai kepala Draco.

Syut!

Tinjuan Charlie langsung meleset karena Draco menghindar dan melempar Charlie hingga menghantam dinding kaca hingga pecah. Setelah itu, Draco langsung menghantam kepala Charlie dengan tinjuannya dan meninju ulu hati Charlie. Lalu, Ia meninju dagu Charlie hingga kepala Charlie menghantam ke sebuah kaca lainnya hingga pecah. Charlie lantas bangkit dan menendang salah satu kaki Draco, lalu memukul wajah dan perut Draco. Ketika Charlie akan menghajarnya lagi, Draco langsung menahan tangannya dan menghantam wajah Charlie. Kemudian, menghantam perutnya berkali-kali.

Bug! Bug! Bug! Bug!

Syut!

Charlie langsung menghindar dari serangan Draco dan membalas pukulan Draco ke kepalanya. Setelah itu, Charlie langsung menendang perut Draco dan mendorong Draco sampai jatuh hingga menghantam sebuah meja senjata sampai patah. Draco bangkit berdiri, dan Charlie langsung menghantam perutnya dengan lutut. Draco pun membalas dengan meninju kepala Charlie.

Syut!

Tinjuan Draco lagi-lagi meleset karena Charlie menghindar.

Syut!

Charlie langsung memukul tangan, leher, dan perut Draco. Setelah itu, Charlie lantas menendang salah satu kaki Draco dan memukul kepala Draco dari belakang. Lalu, menghantam kepala Draco dengan sikutnya.

Draco pun membalas dengan melayangkan tinjunya, Charlie pun langsung emnangkisnya dan la langsung menendang kaki kiri Draco dan menendang perutnya dengan double kick. Charlie meninju kepala Draco lagi, tapi Draco langsung menangkisnya. Dan ketika Charlie menyerang Draco dengan lututnya, Ia langsung menangkisnya menggunakan tangannya. Lalu, menyikut kepala Charlie berkali-kali, dan menghantam kepala Charlie dengan kepalanya.

Charlie melayangkan tinjuannya lagi akan tetapi Draaco langsung menangkisnya dan memukul perut Charlie. Lalu, menghantam wajah kakakny tersebut. Ketika Charlie mau menyerangnnya lagi, Draco langsung menangkisnya dan menghantam kepala Charlie dengan kepalanya. Setelah itu, Ia langsung mengangkat tubuh Charlie ke atas dan menghantamkannya ke bawah. Charlie langsung mengeluarkan pisaunya dan menyayat kaki Draco dengan pisau hitam tersebut hingga darah mengalir. Setelah itu, Charlie langsung melompat dan menendang Draco sampai terlempar dan terjatuh menghantam kursi. Setelah itu, Ia langsung membuka pintu sebuah pesawat dan melemparkan bom di dekat Draco. Setelah itu, Ia langsung terjun keluar dari pesawat sambil membawa jetpacknya.

DUARRR!!!!

Pesawat itu langsung meledak, ledakan tersebut juga mengenai Robert yang masih berada di dalam pesawat. Dan akhirnya puing-puing pesawat tersebut jatuh di dasar lautan.

***

Vincent terus memukuli dinding-dinding sel itu, namun nihil tak ada yang terjadi seakan-akan kekuatannya tidak berguna.

"Kutebak ini adalah penjara para kriminal rahasia yang beberapa dari mereka dipilih oleh Arthur untuk menjadi bahan percobaannya atau pasukannya." Kata Luke yang berada  didalam selnya yang terletak di depan sel Vincent.

"Maksudmu ini penjara miliknya?" Tanya Vincent

"Ini adalah penjara pemerintah yang dikuasai olehnya." Jawab Luke

"Sialan!" Umpat Vincent sambil melemparkan tempat tidurnya ke dinding sel itu sampai tempat tidur tersebut hancur, namun dinding tersebut sama sekali tidak retak.

"Semua yang kau lakukan percuma, Vince! Kekuatan kita seakan-akan menghilang. Aku tidak tahu bagaimana kita bisa terluka. Karena seharusnya kita kebal terhadap segala serangan dan tidak bisa terluka. Tapi nyatanya ada sesuatu yang bisa membuat kita menjadi seperti itu. Dan bisa kutebak bahwa senjata yang dapat melukai kita berasal dari Cycrotonictus.Seperti superman yang lemah terhadap batu krypton. Kita bisa menjadi lemah pada batu hitam kematian dan komponen kekuatan lain yang Arthur dapat dari Deconcytus. Aku bisa menebak bahwa Arthur masih menyimpan beberapa senjata yang Ia dapat dari Collins yang mencurinya. Bahkan, Arthur mungkin sedang tertawa terbahak-bahak melihat keadaan kita di balik kamera CCTV ini!" Kata Luke sambil menunjuk ke salah satu kamera CCTV penjara yang mengarah kepada mereka.

"Persetan dengan Arthur! Persetan dengan sel ini!" Umpat Vincent

Tiba-tiba pintu berdinding tebal sel milik Vincent dan Luke langsung terbuka. Dan seketika itu juga pasukan berbaju hitam langsung menaiki tangga-tangga untuk menuju sel milik Vincent dan Luke. Vincent langsung melangkah keluar dari selnya.

"Kita mungkin tak bisa gunakan kekuatan kita, tapi setidaknya kita tidak kehilangan kemampuan berkelahi kita. Lagipula, kita hampir tak pernah memakai kekuatan kita." Kata Luke sambil menetap di selnya.

Tepat pada saat sekelompok pasukan berpakaian serba hitam itu mendekati Vincent. Luke langsung mencekik salah satu dari mereka dengan lengannya, dan mematahkan lehernya. Kemudian, Ia langsung berlari melompat turun ke lantai bawah. Sedangkan Vincent langsung melompat dan menendang perut salah satu dari mereka dan masih sibuk menghajar pasukan berbaju serba hitam yang menghadangnya tersebut. Setelah, itu pintu sel tahanan lainnya langsung terbuka, dan para criminal langsung keluar dan menyerang para pasukan berpakaian serba hitam itu.

Luke langsung mendorong salah satu tahanan criminal ke depan untuk mendekati salah satu musuhnya dan menggunakannya sebagai tameng saat salah satu musuh berpakaian serba hitam itu menembakinya. Setelah jarak mereka dekat, Luke langsung menarik senjata shotgun pria tersebut dan menghantam kepalanya. Lalu, Ia langsung memukulnya dengan senjata pria tersebut. Kemudian, Luke langsung memutar senjatanya dan menghantamkannya ke kepala musuhnya yang lainnya. Lalu, Ia memutar senjatanya lagi, dan menembak musuh yang berada di depannya. Kemudian, Ia melemparkan senjata tersebut ke kepala musuhnya saat peluurunya habis dan berlari pergi.

Luke belari sambil melompati railing serta baluster tangga yang berada di depannya. Setelah itu, Ia langsung meundur menghindar dari serangan pisau hitam salah satu penjaga disana dan menghantam ulu hati pria itu. Musuh Luke langsung menyerang Luke dengan pisaunya, tetapi Luke langsung menahannya dan menendang salah satu kaki pria tersebut, hingga musuhnya tersebut tersungkur. Kemudian, Luke langsung menghantamkan kepala musuhnya pada railing tangga.

Vincent langsung melompati railing dan baluster tangga dari lantai atas ke lantai bawahnya. Vincent menghantamkan kepala salah satu pasukan tersebut ke pintu sel. Lalu, melempar musuhnya yang lain sampai menghantam dinding sel.

Syut!

Salah satu pasukan tersebut menyerang Vincent dengan pisau hitam, namun Vincent langsung menahan tangan pria tersebut dan mematahkan lengan kanan pria yang memegang pisau tersebut. Setelah itu, Vincent menendang perut musuhnya sampai ke dalam sel sambil masih memegang lengan pria tersebut, lalu Ia menutup pintu selnya sehingga lengan pria itu terjepit disana.

Seorang pria berpakaian hitam itu menancapkan pisaunya ke arah Luke, tetapi Luke  langsung menahan tangan salah satu pasukan berpakaian hitam itu dan menghantamkannya kepada railing tangga. Kemudian, Luke berbalik dan memukul kepala musuh yang berada di belakangnya.

Musuh berbadan besar yang berada di depan Vincent itu langsung menancapkan pisau tersebut ke perut Vincent. Ia pun lantas menahan tangan pria tersebut dan membalikkan arah tangannya.

Jleb!

Pisau tersebut langsung ditancapkan pada dada musuhnya oleh Vincent. Kemudian, Vincent lantas mendorong pria tersebut dan melemparnya. Salah satu pasukan lainnya berlari kea rah Vincent dan melompat untuk menancapkan pisaunya, tapi Vincent langsung mencengkram tangan pria yang memegang pisau tersebut dan menancapkan pisau tersebut ke pahanya. Lalu, Vincent langsung mengangkat tubuh pria itu, dan melemparkannya ke lantai bawah.

Syut!

Pria berpakaian hitam lainnya langsung memukul Vincent dengan  tetapi Vincent langsung menahan lengan musuhnya dan menghantam kepalanya dengan sikut.

Dor! Dor!

"Arggghhh!"

Vincent langsung mengerang kesakitan karena peluru-peluru yang menembus ke lengan kanannya. Ia langsung melemparkan pria yang baru saja dihantamnya dengan sikut kepada pria yang menembakinya tadi.

Dor! Dor!

Seorang pasukannya yang kelihatannya masih baru bekerja disana menembakkan peluru-peluru lainnya yang langsung mengenai bahu Vincent kiri Vincent. Sambil menahan rasa sakit, Vincent langsung mendekat dengan cepat ke arah orang yang masih tercengang kenapa Vincent masih bisa menahan peluru-peluru yang baru saja ditembakkan ke tubuhnya tersebut. Dan lantas Vincent merebut senjatanya, lalu memutarnya kemudian menembakkannya ke kaki pria tersebut.

Setelah itu, Vincent memutar senjatanya lagi, dan menggunakan pria tersebut sebagai tameng. Lalu, meletakkan senjata tersebut di bahu pria tersebut dan menembak musuh-musuhnya dengan itu. Saat peluru di senjatanya sudah habis, Vincent langsung melemparkan pria yang digunakannya sebagai tameng ke sebuah pintu sel tebal. Kemudian, Ia langsung menghantam kepala musuh yang berada di depannya dengan senjatanya.

Dor!

Peluru lainnya langsung menembus bahu kanan Vincent yang membuat Vincent makin murka, Ia melemparkan senjata kosongnya kepada seorang pria yang menembaknya. Setelah itu, Ia langsung menepis senjata musuhnya hingga senjata itu terlepas dari pegangan musuhnya. Kemudian, Ia mengangkat pria tersebut dan melemparnya hingga menimpa kedua penjaga yang lain.

Luke dengan gesitnya salto ke samping turun ke tangga sambil memegang kepala musuhnya dan membawanya menghantam ke railing tangga.

Beberapa pintu di belakang Vincent mulai tertutup, Vincent langsung memandang Luke yang berada di lantai bawahnya. Luke langsung memberi anggukan kepada Vincent yang berada di lantai atas dan mulai berlari menembus krumunan criminal yang masih sibuk berkelahi dengan para pasukanberpakaian hitam dan penjaga sel. Setelah itu, Luke langsung menendang kedua musuh yang berada di depannya dengan kedua kakinya.

Vincent langsung berlari dan melompat dari lantai atas ke lantai bawah Luke. Tepat pada saat itu juga salah satu penjag itu memukul Vincent dengan baton sticknya. Vincent segera menahan lengan pria tersebut dan mematahkannya. Lalu, dia menghantam kepala pria lainnya hanya dengan satu tangannya. Setelah itu, dengan cepat Vincent menghantam kedua kepala pria lain yang menghalangi jalannya.

Vincent menghantam kepala salah satu pasukan berpakaian hitam itu. Kemudian, menangkap pria lainnya dan menghantamkannya ke pintu dinding sel. Setelah itu, Vincent langsung menyeruduk bagaikan banteng kepada pasukan yang menghadangnya.

Luke segera melompat tinggi melewati kedua pria yang sedang berkelahi sambil menumpu pada kedua bahu mereka. Pasukan lainnya segera mengayunkan baton sticknya kepada Luck, tetapi Luke dengan cepat langsung menunduk dan gesitnya melompati jaring-jaring sel lain seakan-seakan sedang berjalan di atas jarring-jaring sel besi tersebut. Lalu, Ia kembali turun ke bawah sambil berlari pergi.

Vincent segera menghantam kedua kepala pasukan berpakaian hitam tersebut dengan sekali hantaman yang membuat mereka langsung terjatuh. Ia langsung menghantam kepala pria di depannya dan memutar kepalanya hingga tulang-tulang leher pria tersebut patah. Ketika Vincent melihat ketiga orang sedang menjaga pintu di depannya, Ia langsung menghantam ketiga pria di depannya dengan kedua tangannya hingga membuat mereka terlempar menghantam gerbang pintu sampai terbuka.

Bruak!

Salah satu pintu gerbang lainnya langsung terbuka bersamaan dengan seorang pasukan terlempar keluar darisana, dan darisanalah Luke keluar dari pintu tersebut. Salah seorang musuhnya langsung mengayunkan baton stick kepada Luke, tetapi Ia langsung menangkisnya dan menghantam leher pria tersebut berkali-kali, lalu memutar lengan musuhnya ke belakang dan mematahkannya. Musuhnya yang lain mengayunkan baton sticknya ke kepala Luke, tetapi dengan cepat Luke langsung menahan tangannya dan menendang salah satu kaki musuhnya hingga musuhnya langusng terjatuh ke bawah.

Vincent langsung mengunci pinggang Luke dan mendorongnya hingga keluar ke luar, bersamaan dengan pintu besar lainnya yang tertutup di belakang mereka.

"Aaaccckkk!!! Banteng mengamuk!" Jerit Luke

"Diam bodoh! Aku menyelamatkan kita dari pintu yang nayris mengunci kita di dalam! Kau sangat beruntung tidak ada yang menembakmu!"  Balas Vincent

"Jesus Christ! Berapa peluru yang sudah tertembak di tubuhmu?" Tanya Luke sambil mantap pakaian Vincent yang sebagian basah karena darahnya.

"Aku tidak tahu, kurasa lima?" Kata Vincent sambil bangkit berdiri

"Saat tertembak saja kau bertindak seolah tidak terjadi apa-apa dan menyeruduk mereka semua bagaikan banteng." Kata Luke sambil ikut bangkit berdiri.

"Peluru ini harus segera dicabut karena ini mengandung serpihan batu kematian, jika ini berada di jantungku… maka tidak ada pilihan lagi selain membunuh diriku sendiri sebelum aku berubah menjadi psikopat gila seperti Collins."

"Kita harus segera mengambil Cassie kembali dari tempat ini, dan menyerahkanmu kepada Lucas agar dia mencabutnya…Oh Sial! Aku lupa kalau kita hanya bersama dengan Robert dan Draco." Kata Luke

"Oh fuck me! Ini adalah hari kesialanku! Kau tahu tidak sesakit apa saat Robert mencabut pelurunya? Itu sakit bagaikan disiksa di neraka!"

"Aku tidak akan terkejut karena Robert sepertinya sangat dendam kepadamu, bung… Berharap saja bahwa Robert tidak menancapkan guncting di bahumu." Kata Luke sambil bergidik ngeri saat membayangkan hal itu. Vincent langsung menggelengkan kepalanya saat membayangkan Robert menjadi psikopat kejam yang menyiksanya ketika mencabut pelurunya.

"Baiklah! Ada dua pintu disini, dan di dalam masing-masing pintu ini terdapat musuh dengan jumlah yang berbeda yang mengarahkan kita pada pintu lain yang mungkin Cassie berada disana." Kata Vincent sambil berdiri di salah satu pintu dan membukanya.

Luke pun membuka pintunya dan langsung bernafas kecewa dan males ketika mendapat selusin penjaga disana, sedangkan pintu Vincent menampakkan satu orang musuh dengan badan berlipat-lipat dari Vincent. Luke langsung menoleh pada Vincent. Vincent mengetahui maksud dari pandangan Luke yang mendapatkan pintu yang punya musuh lebih banyak.

"Aku tidak mau bertukar dengan lusinan musuhmu meskipun satu orang musuhku punya badan sebesar hulk. Apa kau tidak punya mata Luke? Aku sedang tertembak, fisikmu masih tidak terkena tembakan satu pun." Kata Vincent sambil melangkah masuk dan berhadapan dengan pria yang setinggi dua setengah meter itu. Begitu pria itu mendekat di depan Vincent, Ia langsung melakukan flying kick yang mengenai kepala pria tersebut. Hanya tendangan dari salah satu kaki Vincent, pria tersebut langsung tumbang.

Luke langsung menghembuskan nafas pasrah dan memasuki ruangan itu. 

Salah satu dari mereka langsung menyerang Luke, tetapi Luke menggerakkan kepala nya untuk menghindar dan memukul kepala pria tersebut. Pria lainnya langsung ikut menyerang Luke, tapi Luke langsung menangkisnya dan meninju perutnya. Kemudian, Luke langsung meninju leher pria lainnya. Setelah itu, dia menyikut kepala musuh yang berada di belakangnya. Setelah itu, Ia menghantam keras kepala musuh yang berada di depannya. Ia juga menyikut kepala musuhnya yang berada di belakangnya lagi. Kemudian, menghantam keras musuh yang berada di belakangnya. Setelah itu, Ia melemparkan musuhnya yang berada di sampingnya hingga mengenai musuhnya yang lain.

Dengan gesit Luke langsung melompat dan mengambil beberapa langkah ke dinding samping, lalu melompat kea rah musuhnya dan membantingnya. Kemudian, Ia langsung menggunakan pria tersbeut sebagai tameng ketika salah satu musuhnya menembakinya sambil berjalan mendekat ke arah musuh yang menembakinya. Dan setelah jarak meraka cukup dekat, Luke langsung menepis senjata pria tersebut sampai pistol tersebut terjatuh.

Ia meninju ulu hati pria lainnya dan melemparkannya ke dinding. Setelah itu, dia memutar tangan musuh lainnya dan menghantamkannya ke dinding. Kemudian, Ia mengambil batons stick miilik musuhnya dan memukulkannya kepada kepala musuhnya yang lain. Lalu, Ia juga memukulkannya kepada pria yang berada di belakangnya. Dan ketika salah seorang musuhnya yang lain akan menghajarnya, Luke langsung menghajar kepalanya dengan sikutnya. Setelah  itu, Ia menghantamkan dua kepala penjaga ke dinding dengan kedua tangannya.

Musuh yang lainnya yang berada di eblakang Luke segera melayangkan tinjunya, seketika itu juga Luke langsung menunduk dan menghantamkan kedua orang tersebut ke dinding  lagi. Salah seorang musuhnya yang berada di belakangnya melayangkan tinjunya lagi, namun Luke menggerakkan kepalanya untuk menghindar dan menahan tangannya ke depan, lalu membantingnya. Kemudian, Ia menghantam dagu musuhnya yang lain.

Syut!

Luke segera menghindar dari tendangan pria tersebut.dan merampas baton stick lainnya, kemudian menghantamkannya kepada kepala pria tersebut, dan penjaga yang lainnya. Kemudian, menusukkan baton stick tersebut sampai masuk ke leher tenggorakan musuhnya. Musuh terakhir yang masih berdiri di belakang Luke segera menyerangnya, namun Luke lantas menghantamnya dengan sikutnya. Setelah itu, Luke langsung berjalan kea rah pintu sebelahnya dan membuka sandinya dengan menempelkan sidik jari salah satu musuhnya hingga pintu terbuka dan menampakkan pria setinggi 188cm di depan Luke sedang melipat tangannya dengan ekspresi bosan menunggu, Luke.

"Kenapa lama sekali, Luke? Aku bahkan sudah menyelesaikan musuhku sejak detik pertama aku melangkah." Kata Vincent sambil  berjalan ke arah pintu lain dan menempelkan tangan musuhnya yang pingsan setinggi dua setengah meter itu.

"Itu karena musuhmu hanya satu bukan lusinan." Balas Luke

Ketika pintu terbuka, mereka berdua langsung disambut oleh puluhan musuh yang menodong mereka dengan senjata. Dan satu di antara mereka berdirilah Dave Launchbert disitu. Mereka berdua tidak punya pilihan selain menyerahkan diri dan membiarkan diiri mereka dirantai dan diikat dengan ikatan baja. Dan didudukkan bersebelahan, karena mereka tahu, senjata yang ditodongkan mereka tidak diisi oleh sembarang peluru, melainkan peluru yang dikembangkan Arthur yang bisa membunuh mereka.

Di salah satu tempat yang sama dengan Luke dan Vincent, terdapatlah beberapa ilmuan yang mondar mandir untuk mengurus berbagai alat-alat mereka untuk memisahkan virus tersebut dari tubuh Cassie dang memindahkannya ke tabung kuning. Cassie yang sudah beberapa jam terbaring diikat memakai alat-alat netralisir virus yang disertai sebuah jarum yang menancap di salah satu lengannya yang dihubungkan dengan beberapa tabung sudah terlihat panik ketika Ia melihat ke layar monitor besar bahwa angkanya sudah mencapai 98% persen.

Tak lama kemudian, angkanya telah mencapai 100%, itu berarti virus sudah berhasil dipisahkan dan dipindah ke sebuah tabung kecil. Salah satu dari pasukan berpakaian serba hitam tersebut langsung menembaki ilmuan lain dan mengambil sebuah tabung vitus itu. Kemudian, Ia melepaskan ikatan milik Cassie.

"Kau yang pegang virusnya, jangsan sampai terjatuh. Kita harus menyelamatkan Vincent dan Luke." Kata Robert yang masih memakai topeng hitam pasukan tersebut sambil memberikan sebuah tabung berisi supervirus yang berhasil dipisahkan dari tubuh Cassie pada gadis itu dan kembali sibuk meretas dan mengendalikan robot-robot buatan Arthur Alfero yang berada di dalam beberapa container serta masih bertuliskan The Black Hawk.

"Hari ini kau terlihat tertekan Vincent?" Ledek Dave sambil mendekati dan berdiri di depan Vincent.

"Hari ini sangat membuatku tertekan karena anakku pasti akan menikah dengan anak Luke!" Kata Vincent mengeluarkan unek-uneknya.

"What The Fuck?! Apa kau serius?! Puteraku sebenarnya baru berumur 10 tahun saja tapi semenjak dia meminum cairan itu, pertumbuhannya menjadi cepat dan pikiran langsung menjadi lebih dewasa. Itu sebenarnya sangat menyeramkan dan aneh bagiku. Dan putrimu sebenarnya baru bermur 12 tahun." Balas Luke yang masih diikat di sebelah Vincent.

"Apa aku kelihatan bercanda?! Alice sangat keras kepala dan dia akan meledakkan rumah dan perusahaanku setiap kali aku tidak menuruti keinginannya. Mungkin dia tidak bodoh dan ceroboh seperti aku tapi dia sangat galak seperti ibunya ketika marah. Alice hanya mau menunjukkan sikap dewasanya kepada orang lain saja, jika saat bersama Alex dan aku dai sangat kekana-kanakan, manja, serta mematikan." Kata Vincent

"Well, dia juga sepertimu ketika kau marah. Tapi, yang kutahu Alice adalah anak yang manis dan baik." Kata Luke

"Manis dan baik di depanmu dan orang lain saja. Tapi, jika di di depanku dia seperti hyena yang kelaparan." Balas Vincent

"Kau tahu, ini sangat aneh jika anakku dan anakmu menikah, Uggghhh aku tak bisa membayangkan! Aku adalah tipe ayah yang memberikan anaknya segala kebebasan yang ada pada anakku karena Nicholas  adalah anak yang baik dan tidak macam-macam. Aku tidak bisa menentangnya kalau dia menikah dengan Alice. Tapi jika mereka punya anak, aku khawatir anak mereka tripple trouble… maksudku lihatlah sikapku yang selama ini kekana-kanakan dan sikapmu gila! Ditambah lagi dengan sikap Alice yang galak, tapi seharusnya dia mewarisi sedikit sikap Nicholas yang baik. " Balas Luke

Dave yang daritadi terkekeh melihat tingkah kedua orang di depannya pun akhirnya membuka mulutnya.

"Lihatlah diri kalian yang bahkan membicarakan hal yang tidak penting di saat kalian akan mati." Kata Dave sambil tertawa.

"Baiklah teruslah tertawa sialan!" Balas Vincent

"Baiklah, kuberi kalian satu kesempatan lagi, kalian boleh bergabung atau mati konyol?" Tanya Dave

Para robot yang berada di dalam container langsung merusak container mereka dan keluar darisana, setelah itu mereka menyerang pasukan-pasukan yang berada di sana.

Salah satu pasukan hitam bertopeng hitam yang memegang flamethrower langsung menyemburkan apinya ke arah Dave yang lantas membuatnya terpental. Luke dan Vincent segera melompat dan menarik tangan serta tubuhnya hingga ikatan baja mereka terlepas. Setelah itu, mereka berdua langsung menyerang musuh-musuh yang berada di sekitarnya. Seorang pasukan yang masih menyemburkan api kea rah Dave segera membuka topengnya dan nampaklah wajah Robert di balik topeng itu. Ia berpindah menyemburkan apinya ke arah pasukan-pasukan yang lainnya.

Luke, memukul musuhnya dengan sebuah kursi besi, sedangkan Vincent menghantam kepala musuh yang berada di belakangnya, sambil menghantam kedua musuhnya dengan kursi.

Cassie menghantam kepala musuhnya dengan tangannya, sambil merebut senjatanya dan menendangnya. Lalu menembak musuh yang berada di belakangnya. Setelah itu, kedua musuhnya yang berada di dekatnya menyerangnya lagi, tapi Cassie dengan cepat memukulnya kepala salah satu musuhnya dengan senjata, memutar lengan musuh yang lainnya serta menendang kemaluannya, dan menghantamnya dengan senjatanya. Setelah itu, Cassie mengotak-atik senjata musuh yang berada di tangannya itu. Luke dengan gesit memukul musuh yang berada di sekitarnya hanya dengan sebuah pipa besi. Sedangkan Vincent menendang musuhnya dan menginjak kakinya.

Secara bersamaan Luke dan Vincent menepis senjata musuh mereka, menghantam kepala musuhnya sampai pingsan, dan menggunakan pistol milik musuhnya untuk menembaki pasukan yang lainnya. Setelah Cassie selesai mengotak-atik senjata musuhnya, Ia langsung menembaki musuhnya dengan senjatanya itu.

"Hei! Kalian mau berdiri di sana atau kalian mau naik?!" Teriak Robert yang berada di dalam mobil Inkas Sentry Civillian hitamnya.

Luke langsung memukul musuh yang berada di belkangnya dan mereka berdua langsung berlari naik ke mobil milik Robert, sedangkan Vincent mengambil sebuah machinegun milik musuhnya yang tergeletak dengan peluru yang sudah penuh, lalu naik ke mobil Robert dan menembaki musuhnya dengan senjata itu. Robert pun melajukan mobilnya ke arah Cassie yang sedang menaiki kontainer-kontainer yang berjejeran itu sambil berlari ke depan dan melompati container tersebut satu per satu sampai ketika mobil Robert mendekat, Cassie langsung melompat ke arah mobil Robert dan langsung di tangkap oleh Luke. Seketika  itu juga Robert langsung menammbah laju mobilnya dan melaju pergi dari tempat itu.

"Kita harus menyingkirkan Dave Launchbert si berengsek itu terlebih dahulu." Kata Vincent ketika senjatanya habis sambil menatap sebuah truk besar yang ada disana.

"Vincent, aku tahu yang kau pikirkan! Jangan lompat ke sana, kita tidak tahu apakah kau akan menang melawan Dave!" Kata Luke

"Luke lompatlah ke truk itu juga untuk berjaga-jaga jika Dave mengejar kita dan memburu kita saat di mobil ini." Ucap Robert sambil melambatkan laju mobilnya sehingga Vincent dan Luke langsung melompat ke truk besar milik musuhnya dan melaju dengan itu, dan melaju dengan itu. Sambil menyetir, Robert mengaktifkan layar hologram kecil dan mengaktifkan drone-drone pembunuh yang menembakkan pelontar-pelontar granat ke musuh-musuhnya serta mobil-mobil yang mengejar mereka. Dave yang pingsan bangkit berdiri lagi dan langsung mengambil sepeda motornya dan mengejar mobil Robert.

Mobil Robert berhasil keluar dari markas besar itu, sekarang mereka sedang berjalan di area luarnya yang luas dan penuh dengan gedung dan bangunanan yang belum jadi. Cassie menembaki mobil-mobil musuhnya yang berada di belakangnya. Tiba-tiba di depan mereka, kedua mobil musuhnya sudah berhenti di depan mobil mereka. Robert langsung membelokkan setirnya ke kanan dan dengan cepat melaju ke jalanan sempit yang menanjak. Setelah itu Ia menambah laju mobilnya dan membelokkan mobilnya ke arah gedung kaca. Sedangkan Vincent yang sedang melaju dari arah lain menabrak dan menembus ke dinding-dinding yang berada di depannya. Setelah itu, Ia menabrak mobil musuhnya yang berada di depannya sampai mobil itu terjungkal ke atas dan jatuh terguling.

Dave melaju mengikuti arah laju mobil Robert, Ia melompati semua rintangan yang berada di depannya dengan sepeda motornya.

DUARRR!

Ledakan dari pelontar granat yang dilontarkan oleh drone pembunuh milik Robert nyaris mengenai Dave. Namun, hal itu tidak membuat Dave menyerah, sambil mengemudi, Ia mengaktifkan drone lain miliknya untuk memburu Robert dan Cassie. Ketika drone itu aktif dan terbang di samping mobil Robert sambil menembaki mereka, Robert segera menancap gas mobilnya sehingga tembakan-tembakan drone tersebut hanya mengenai bagian belakang mobil mereka saja.

"Kita akan mati!" Kata Cassie saat melihat sebuah dinding kaca di depannya menampakkan jalan buntu, tapi Robert malah tertawa jahat dan makin menambah kecepatannya hingga mobil itu menembus kaca tersebut dan seakan-akan terbang berputar. Tepat pada saat itu, juga Robert mengeluarkan pistolnya dengan cepat dan menembaki drone yang berada di dekat mereka. Mobil Robert kembali mendarat ke atap gedung yang lain, Robert masih mengemudikan mobilnya dengan cepat sampai mereka kembali ke jalanan aspal itu. Cassie membuka kaca jendela mobilnya dan mencoba menembaki drone terakhir millik Dave yang masih mengikuti dan menyerang mereka.

Mobil-mobil milik musuh mereka yang lain kini, tiba di dekat mobil Robert, tetapi Vincent langsung membelokkan truk besar yang Ia kendarai dan memutar-mutarnya hingga mengenai mobil-mobil musuhnya tersebut.

Dor! Dor! Dor! Dor! Dor! DUARRR!

Akhirnya tembakan Cassie mengenai drone terakhir milik Dave yang masih tersisa.

"Cassie! Melompatlah ke truk Vincent ketika mobil kita sudah dekat nanti! Jangan takut, karena Luke akan menangkapmu! Dia tidak pernah meleset dalam hal menembak ataupun menangkap!" Kata Robert yang menyadari bahwa sepeda motor Dave masih melaju menembus semua ledakan-ledakan itu dan melompati gedung-gedung itu dengan sepeda motornya, dan tiba di belakang mobil Robert.

Setelah Vincent menabrakkan truknya yang membuat mobil-mobil musuhnya tak bisa melaju. Ia langsung melajukan mobilnya ke arah mobil Robert dan Luke langsung membuka pintu truknya. Ketika mobil mereka bersalipan, Cassie langsung melompat dari mobil Robert ke arah truk milik Vincent, dan seketika itu juga Luke langsung menangkap Cassie. Tepat pada saat itu juga Dave langsung memberhentikan sepeda motornya secara tiba-tiba yang membuatnya terpental ke depan untuk menangkap Cassie, tetapi Dave tidak berhasil mendapatkan Cassie karena Cassie sudah berhasil masuk ke mobil Vincent dan Dave malah berakhir terjatuh dan terhantam trotoar.

Robert langsung membelokkan mobilnya untuk mengikuti truk Vincent yang sedang melaju, tepat pada saat itu Dave langsung bangkit berlari sambil melaju menggunakan sepeda motornya lagi hingga Ia berada di belakang mobil Robert sambil menembaki mobil tersebut hingga bagian belakangnya terbakar. Robert pun membelokkan mobilnya ke samping dan melaju lewat jalan sempit yang menanjak kemudian menambah lajunya hingga mobilnya tersebut berada sangat dekat dengan truk Vincent. Robert langsung melompat dari mobilnya dan mendarat di bagian belakang truk Vincent.

DUAR! DUAR! DUAR!

Drone milik Robert tak henti-hentinya melontarkan granatnya ke gedung di sekitar mereka hingga membuat satu per satu gedung di sekitar mereka runtuh dan hancur.

DUARRR! DUARRR! BRUAKKK!

"Vincent! Aku membutuhkanmu disini!" Kata Robert ketika melihat sepeda motor Dave melaju tepat di belakang truk milik mereka. Vincent langsung menyerahkan kendali kemudinya kepada Luke dan berpindah ke bagian belakang truk miliknya. Dan tepat pada saat itu juga Dave langsung melompat ke bagian belakang mobil tersebut.

Robert melayangkan tinjunya, tapi Dave langsung menahan lengannya dan menghantamkan kepala Robert ke bawah. Vincent juga ikut melayangkan tinjunya tapi, Dave langsung menangksinya dan mmeninju pipi Vincent. Robert pun bangkit dan Dave langsung menghantam kepalanya hingga Robert terlempar serta nyaris terjatuh dari truk tersebut. Untungnya, Ia berpegangan di bagian belakang ekor truk itu. Vincent segera melemparkan pipa-pipa besi ke arah Dave, tapi Dave menghindar dengan cepat, malahan pipa-pipa tersebut nyaris mengenai Robert yang masih berpegangan pada ekor belakang truk tersebut hingga membuat Robert menunjukkan wajah akan membalaskan dendamnya kepada Vincent sekilas. Setelah itu, Vincent mengambil pipa besi besar dan memukulkannya kepada Dave, tetapi Dave langsung menangkis dan menahan pipa tersebut.

DUARRR! DUARRRR!

Gedung-gedung di dekat mereka mulai runtuh.

Robert akhirnya berhasil melompat naik ke truk, dan mengambil sebuah pipa lainnya, Dave yang mengetahuinya segera menendang perut Vincent, lalu melemparkan pipa besar yang sedang ditahan olehnya ke arah Robert, tetapi Robert segera menghindar.

DUARRR! Salah stau gedung di dekat mereka meledak dan runtuh.

Robert yang berada di belakang Dave langsung menendang bagian belakang kaki Dave hingga Ia berlutut. Kemudian, langsung mencekiknya dengan kedua pipa kecil yang disilangkan. Dave langsung menepis pipa tersebut dan melemparkan Robert hingga mengenai Vincent yang berada di depannya. Ketika Dave akan melayangkan tinjunya, Vincent dan Robert yang menyadari bahwa gedung yang baru saja meledak dan runtuhannya akan menimpa bagian belakang truk, langsung pindah ke depan.

BRUAKKKK!!!

Reruntuhan gedung tersebut mengenai bagian belakang truk tersebut dan mengenai Dave. Bagian belakang truk sudah tidak ada lagi dan hanya menyisakan bagian depannya saja yang masih utuh dan tak tergores satu pun reruntuhan bangunan. Vincent dan Robert langsung naik kembali ke bagian kursi mengemudi, dan menambah laju truknya untuk pergi.

***

"Apa bedanya kekuatan berkelahi Vincent dengan Thomas?" Tanya Cassie

"Hardware Vincent memang bagus, tapi kecepatan tinjunya kalah cepat dengan Thomas." Jawab Luke

"Sedangkan Luke sangat gesit seperti cheetah hanya saja pukulannya tidak sekeras Vincent." Kata Robert sambil memperlambat laju mobilnya dan memutar masuk ke bagian belakang hotel tersebut.

"Aku tidak heran karena dia mantan petinju dan sekarang dia kembali ke ring lagi. " Kata Vincent

"Kenapa kita lewat bagian belakang hotel yang misterius dan menyeramkan ini? Dan hotel milik siapa ini? Apakah kita boleh tinggal disini? Kalian berdua kan kriminal?"  Tanya Cassie ketika Ia melihat Robert memberikan sebuah kartu identitas miliknya dan sebuah emas batangan ke salah satu penjaga disana. Kemudian, petugas itu memberikan sebuah kartu hitam kepada Robert sehingga Ia kembali melaju ke dalam basement yang lumayan gelap.

"Hotel ini bukanlah sekedar hotel biasa, bagian belakang hotel adalah berlindung para assasins, mafia, ataupun kriminal lainnya yang punya hubungan bisnis ataupun pertemanan oleh Johnathan Ripper. Para kriminal yang professional ini tinggal di lantai-lantai tertentu, tidak sembarang lantai mereka bisa pergi karena mereka para kriminal." Jelas Luke

Robert pun akhirnya memarkirkan mobilnya di basement. Setelah itu, mereka semua langsung turun dari mobil dan mengikuti Robert menuju lift. Seketika semuanya sudah naik ke dalam lift, Ia langsung menekan beberapa tombol secara bersamaan dan menempelkan sebuah kartu hitam disana yang membuat lift tersebut berjalan ke bawah, lalu ke kanan, kemudian ke atas. Saat sudah tiba di lantai tujuan, lift langsung terbuka dan mereka langsung mengikuti Robert menuju salah satu kamar disana dan membuka pintu tersebut. Mereka semua langsung masuk ke dalam kamar tersebut dan menemukan Draco sedang memakai hoodie hitam dan celana jeansnya masih duduk disana sambil memainkan butterfly knifenya dan melihat sebuah file berkas-berkas Ray dan James.

Draco juga mengamati foto James bersama sahabat lamanya yang sudah lama meninggal.

Young terrorist.

Setelah Robert berhasil mengeluarkan peluru-peluru yang ada di tubuh Vincent, Robert segera pergi ke kamarnya sambil berbincang-bincang dengan seseorang di ponselnya.

"Yah… begitulah Stephen. Aku harap kau bisa menjaga dua anak kembar itu beserta Nicholas." Kata Robert

"Namaku Magnus sekarang, ayah. Aku tidak mau dipanggil Stephen lagi. Identitas baruku adalah Magnus Severus bukan Stephen Magnus Severus atau Stephen Severus."

"Kenapa tiba-tiba mengganti namamu?" Tanya Robert

Tiba-tiba Luke membuka pintu kamar Robert dan menemukan Robert sedang menelfon. Ia pun berjalan perlahan mendekati Robert.

"Karena aku tidak mau tertukar dengan Steven Kingstone, nama kami hampir mirip. Apalagi saat dulu aku menghilang ke masa depan, semua orang mulai bertanya dimana Stephen Severus. Aku muak dengan paparazzi. Ksrena itu, aku pindah ke kota lain, sekolah lain, dan berkumpul dengan anak-anak baru dengan nama yang berbeda. Aku juga sedang mengembangkan mesin waktu untuk kembali ke masa lalu. Lihatlah beberapa tahun ke depan. Aku akan juga punya pengetahuan lebih hebat dari dirimu hahahaha."

Tanpa peringatan Luke langsung melompat ke perut Robert.

"Uhuk!"

"Ayah? Apa kau sedang tersedak? Apa kau baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja." Kata Robert sambil masih terganggu dengan adanya Luke yang kini berpindah menduduki kepala Robert.

"Kau tahu aku tidak masalah dengan nama panggilanmu yang baru tapi akan sedikit aneh bagiku untuk memanggilmu selain Stephen." Kata Robert lagi sambil menendang perut Luke.

"Pertamanya kau akan selalu memanggilku Stephen, tapi lama-kelamaan kau akan terbiasa. Seperti Kevin, Marvin, dan Jackson." Kata Robert dengan ekspresi yang masih sangat tergangsungu karena Luke, kini berpindah mengambil sebuah bantal dan terus-terusan memukuli Robert.

"Tunggu. Apa James menemuimu?" Tanya Robert yang masih dipukuli oleh Luke dengan bantal.

"Tidak, mereka hanya sering mengunjungiku dan tetap menjadi actor dan penyayi pop terkenal sementara James menghilang entah kemana. Sedangkan Jackson tinggal di apartement sendrian tanpa ayah dan adiknya. Dia bilang dia ingin melakukan proyek mesin waktu ini bersamaku dan bersedia mencobanya."

Luke kini berpindah melompatkan tubuhnya lagi ke arah Robert.

"What the fuck is wrong with you, Luke?!" Bentak Robert yang membuat Luke masih tidak berhenti mengganggu Robert.

"Maaf, Stephen… maksudku Magnus! Luke Bernadeath sialan perlu dibawa ke rumah sakit jiwa. Apa mesin waktumu sudah kau coba?" Tanya Robert yang masih menatap Luke dengan tatapan membunuh ketika Luke terus-terusan memukulinya dengan bantal lagi.

"Belum, tapi mungkin kami akan mencobanya ketika mesin waktunya berhasil dibangun sampai selesai total."

Bug! Bug! Bug!

Luke terus-terusan memukul kepala Robert dengan bantal.

"Baiklah jaga dirimu baik-baik."

Tut!

Robert langsung melempar ponselnya asal dan mengunci perut Luke dengan kedua tangannnya lalu mendorong Luke sampai terjatuh sehingga mereka terlihat seperti kedua pemain football yang berebut bola.

***

"Seseorang mengirimkan lokasi lain di sebuah gedung. Dia hanya mengirimkan lokasi tersebut,tanpa memberitahu ada apa dengan lokasi tersebut. Mungkin, dia sedang memberi kita petunjuk jawaban." Kata Robert

"Siapa orang itu?" Tanya Luke sambil menoleh kepada Robert.

"Charlie." Jawab Robert

"Bagaimana kau bisa yakin?" Tanya Cassie

"Ini adalah kode-kode rahasianya yang pernah dibuat olehnya saat dia SMA. Pada saat itulah identitasnya menarik perhatianku." Kata Robert sambil melirik kea rah Draco dan Vincent yang masih bermain poker.

"Kukira dia direkrut oleh Thomas." Balas Cassie

"Tidak juga, Thomas sebenarnya sudah ditawari beberapa kali untuk masuk Nostra Santino, tapi dia menolak untuk menjadi anggota tetap. Dia lebih memilih untuk menjual jasanya saja kepada Nostra Santino dan tetap bekerja sama dengan sepupunya. Pertamanya Robert menemukan Charlie membuat kode-kode rahasia yang rumit itu. Dia menemukan Charlie masih menduduki bangku SMA sambil menjadi salah anggota gangster yang sama dengan Luke sekaligus selalu mengikuti balapan jalanan. Charlie benar benar memiliki jiwa yang bebas. Sekaligus hidupnya itu menghancurkan dirinya. Hidup yang Ia miliki benar-benar tidak bisa dikatakan normal seperti anak lainnya. Sejak smp dia mengedar dan balapan liar di jalanan sama seperti Draco." Jelas Vincent sambil menghisap cerutunya.

"Lalu apa yang terjadi berikutnya?" Tanya Cassie

"Robert pun menceritakan soal Charlie kepada Ray. Jadi, Ray mengutus Ronald Boston untuk memata matai Charlie dan menjadi temannya. Waktu pun berlalu, Thomas yang masih menjadi gangster dan selalu punya hubungan bisnis dengan sepupunya, Tyson Theodore. Mendengar tentang Charlie dan Luke. Ia pun merekrut mereka. Dan tak lama kemudian, James mengajak Thomas lagi untuk bergabung. Thomas pun akhirnya setuju sambil menawari James untuk merekrut Charlie dan Luke." Kata Vincent sambil focus melanjutkan permainannya.

"Kita butuh wanita sehat mematikan untuk menyamar di suatu pesta yang penuh dengan sampanye itu. Kita butuh Laura David Boston." Kata Robert sambil membuka layar hologramnya untuk mencari lokasi Laura dan menatap ke arah Draco yang langsung membuang chip poker beserta kartunya.

"Mungkin dia bahkan tidak sudi mendengar suaraku." Kata Draco sambil menatap ke arah Vincent

"Hei! Aku tidak mau membujuk Laura Davidson karena aku akan terlihat seperti pria pedofil yang sedang menggoda gadis berumur 18 tahun." Kata Vincent sambil menoleh ke arah Luke yang dengan cepat menggeleng dan menggerakkan kedua tangannya untuk menolak tidak mau.

"Kaulah yang harus mengajaknya Draco." Kata Robert

"Apa kita benar-benar butuh Laura Davidson? Kan, sudah ada aku disini." Kata Cassie

"Dengar, Cas. Kau adalah buronan. Tentu saja kita butuh Laura Davidson untuk masuk ke area publik dan mengambil benda tersebut, Jesus Christ!" Kata Robert