webnovel

The Pureblood Mafia

Lucious Draco Kingstone adalah anak berumur 14 tahun lahir di London dan tinggal di New York dari kecil dia selalu merasa bahwa dia tidak diinginkan oleh keluarganya. Dia memiliki segalanya tapi dia tidak memiliki apa yang dia inginkan dan butuhkan yaitu kasih sayang dari sebuah keluarga. Dia hanya berharap bahwa suatu hari dia memiliki keluarga yang menyayanginya. Dulu Draco adalah anak yang baik dan penolong dia juga ramah kepada siapa pun. Namun sikapnya berubah lama kelamaan karena sikap keluarganya yang selalu memperlakukannya dengan kasar. Semakin lama dia semakin terjun ke dunia gelap itu disanalah dia mendapatkan banyak teman gelap, disaat itulah dia mulai merasa punya orang orang yang cocok dengannya dan mulai menjadi anggota mafia yang paling ditakuti. Disana ia bertemu teman teman baru mafianya. Hidupnya sangat bahagia disana meskipun Ia tak menunjukkan kalau dia bahagia. Semua berjalan dengan lancar pada awalnya tapi lama kelamaan semua menjadi berubah. Semenjak dia menjadi mafia hidupnya berubah. Misteri misteri pun bermunculan. Termasuk misteri dibalik keluarga Kingstone dan jati dirinya sebenarnya. Bahkan misteri tentang masa lalunya yang ia tak ingat. Kemudian setelah mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya di masa lalu. Takdir dari masa lalunya kembali memilihnya untuk menjadi pejuang di dunia yang berbeda. Apakah Ia akan tetap menjadi mafia atau mengubah jalannya? Start from 27 May 2019 in wattpad

CillianVillain · แอคชั่น
Not enough ratings
76 Chs

Part 70

People tell me I saved hundreds and hundreds of people. But I have to tell you: it's not the people you saved that you remember. It's the ones you couldn't save. Those are the ones you talk about. Those are the faces and situations that stay with you forever. It's not enough to be one, you have to be one at something. Words are the only bullets in truth's bandolier. You are never freer than in that moment when you decide to expose yourself to sniper fire. ~ Luke

Draco menancapkan gas mobilnya, hingga menabrak bagian atas mobil musuhnya. Setelah itu, Ia langsung mengeluarkan shotgunnya dan menembakkannya ke bawah, sehingga peluru itu menembus bagian bawah mobilnya, dan nyaris mengenai musuhnya. Pria itu langsung mengambil pistolnya, dan menembaki bagian atas mobilnya. Peluru-peluru itu pun nyaris mengenai Draco, karenaitu Draco langsung memundurkan mobilnya. Draco langsung mengambil kedua pedangnya dari mobilnya. Dan keluar darisana. Begitu pula dengan musuhnya.

Mereka saling menangkis tebasan satu sama lain.

Syut! Syut! Syut! Syut! Syut! Syut!

Musuhnya langsung menangkis serangan Draco terus-terusan. Pria itu menunduk dan menghindar. Draco menebaskan pedangnya lagi, namun pria itu langsung menangkisnya.

Syut!

Draco langsung menghindari serangannya dengan mundur ke belakang.

Syut! Syut! Syut!

Ia menangkis semua serangan musuhnya dan menggerakkan kepalanya ke samping untuk menghindarinya. Draco langsung menghantamkan kepalanya kepada pria itu. Setelah itu, Ia langsung melayangkan tinjunya.

Brak!

Hantaman Draco meleset mengenai mobil musuhnya yang membuat mobilnya menjadi penyok.

Syut!

Draco mundur untuk menghindarinya ke belakang, namun tebasan pedang itu langsung membuat blazer Draco robek di bagian perut. Pria itu langsung menendang kaki Draco dan menebaskan pedangnya dari belakang kea rah kepala Draco.

Syut!

Ia langsung menunduk dan berguling ke depan untuk menghindari tebasan musuhnya. Dua tebasan itu langsung nyaris mengenai Draco lagi, namun karena menghindar kebelakang tebasan itu meleset.

Ctang! Ctang! Ctang! Ctang!

Suara tangkisan berbenturan terus berbunyi.

Orang ini benar-benar ahli pedang! Batin Draco sambil menendang pria tersebut sampai terhantam mobil sambil menghantamkan tinjunya.

Brak!

Penyokan lainnya langsung mengenai mobil itu. Pria itu bangkit dan mulai menyerang Draco lagi dengan pedang-pedangnya. Draco terus mundur da menghindar kebelakang.

Ctang! Ctang! Ctang! Ctang! Ctang!

Tangkisan lainnya dari kedua pedang itu berbenturan dan bergesekan hingga menimbulkan percikan. Setelah itu, Draco menendang kaki pria itu, beserta menendang perutnya.

Syut! Syut!

Pria itu langsung menggerakkan kepalanya menghindari serangan Draco. Namun, Draco langsung menendangnya hingga Ia terlempar dan terhantam kaca hingga pecah. Kemudian, Ia langsung menghantam kepala musuhnya berkali-kali. Ia menghantam ulu hatinya dan menghantam kepala musuhnya dengan tinjunya.

Bruak!

Satu hantaman keras lainnya mendarat di wajah musuhnya yang langsung membuatnya terlempar ke belakang hingga menghantam dinding batu-bata. Draco langsung mendekatinya dan menarik kerah kemeja musuhnya. Setelah itu, Ia menghantamkan tubuh musuhnya berkali-kali ke dinding batu batanya.

Bug! Bug! Bug! Bug!

Draco terus meninju kepala musuhnya. Kemudian menendag kaki musuhnya. Setelah itu, pria itu langsung membalas serangan Draco dengan menyikut kepalanya dan menghantam kepala Draco dengan tinjuannya. Setelah itu, Ia langsung menendang kepala Draco sampai terhantam ke mobilnya. Draco langsung bangkit seketika dan memegang kedua kaki musuhnya, lalu membantingnya ke belakang. Setelah itu, Draco memegang perut musuhnya dengan kedua tangannya, lalu membantingnya lagi ke mobil berkali-kali. Setelah itu, Draco langsung melompat dan menghantam punggung musuhnya.

Pria itu, berbalik dan meninju kepala Draco. Tapi, Draco langsung mencekik pria itu dan melemparnya hingga beberapa meter, lalu pria itu terjatuh menghantam aspal. Setelah itu, Draco langsung melepaskan blazernya dan mengambil pelontar granatnya. Kemudian, menembaki bagian belakang pria tersebut.

BLARRR! BLARRRR! BLAARRRR!

Bom itu langsung meledak di belakang musuhnya, dan meledakkan mobilnya. Setelah itu, Draco langsung menancapkan bom kecil ke dalam tubuh, musuhnya. Kemudian, Ia langsung berlari menjauhi musuhnya agar tidak terkena cipratan darah musuhnya.

Dar!

Bagian tubuh musuhnya langsung langsung muncrat kemana-mana.

Draco pun langsung berjalan pergi menyelusuri lorong malam itu. Kepalanya terasa sangat sakit dan berputer-putar.

Sial! Ini akan terjadi lagi! Batin Draco berjalan dengan langkah kaki berapi di lorong jalan yang sepi.

Langkah demi langkah api yang muncul di telapak kakinya semakin besar.

Api itu terus menjalar sampai ke bagian punggung dan kedua tangannya.

Tak lama kemudian api itu mulai keluar dari tangan, kepalanya, bahkan matanya hingga mulai merubah kulit dan dagingnya menjadi tulang-tulang tengkorak.

"Arrggghhh! Panas!"

Di saat yang bersamaan di rumah Victor. Zurtmotrius datang sambil mengambil sebotol whiskey yang ada di sana dan menuangkannya pada gelasnya. Ketika Ia melihat Victor sedang bermain piano di ruang tamu, dengan melodi-melodi yang membuat kehidupan tercipta, Zurt tersenyum meremehkan, sambil meminum whiskeynya.

"Apa kau tidak bisa memainkan tempo yang lebih cepat, bermain pelan itu membosankan." Kata Zurt sambil meletakkan gelas whiskeynya, lalu duduk di samping Victor, dan bermain dengan tempo cepat.

"Kurasa aku mengerti maksudmu. Sesuatu yang seperti ini, kan?" Tanya Victor sambil mengikuti jari-jari Zurt yang menekan tuts piano dengan cepat pula.

"Yup! Kau benar." Kata Zurt dengan kedua tangannya menari diatas tuts piano.

"Oh! Kau belum melihat apa-apa kakek tua! Aku sudah memainkan piano seumur hidupku!" Canda Victor sambil memainkan pianonya dengan lebih cepat.

"Pffttt... aku lebih tua darimu." Kata Zurt sambil memainkan piano itu secepat Victor.

Mereka berduet piano cukup lama sampai ponsel Zurt berbunyi. Panggilan tersebut bertuliskan dari Hailey. Ia pun langsung menghentikan permainannya, lalu mengangkat panggilan itu.

Prang! Bruak!

"Ayah! Cepat datang ke apartement Hailey! Aku tak bisa menghentikan mereka menyerang kedua manusia ini!" Kata Demotrius di balik ponselnya.

Duar! BLARR!

"Apa yang terjadi disana Demotrius?! Bagaimana kau bisa ada di dunia manusia?"

Jedar!

"Tidak ada waktu menjelaskan! Cassius menggila, Phillip, dan Kai juga tidak waras!"

Bruak!

Tut!

Zurt langsung bangkit berdiri dan melangkah pergi.

"Apakah ada masalah?" Tanya Victor

"Masalah pribadi yang besar." Kata Zurt sambil keluar dari rumah Victor dan menghilang. Lalu, muncul seketika di apartement luar apartement yang sudah setengah hancur.

"Zurt! Kenapa kau tidak bilang kau punya halfblood dan manusia dengan darah yang manis?" Kata Kai sambil memegang jantung manusia.

"Tenanglah Zurtmotrius, Kai tidak bermaksud melakukan ini." Kata Elliot dengan darah di dagunya.

"Tidak bermaksud katamu?!" Bentak Zurt sambil mengeluarkan kobaran api besar dari kedua tangannya dan menyerang mereka.

Setelah itu, Ia langsung masuk ke kamar Hailey yang sudah setengah rusak, dan menemukan Hailey kesulitan bernafas dengan berbagai luka parah di perut dan tubuhnya.

"Hailey!" Kata Zurt sambil menghampiri gadis pirang itu.

"DImana Lizzie?" Tanya Zurt

Hailey langsung menoleh kepada salah satu sudut ruangan perpustakan dan tampaklah Demotrius dengan wujud manusia serta berbagai retakan di wajahnya sambil menggendong Hailey dengan tangan kirinya, dan tangan kanannya masih mengeluarkan lingkaran sihir hijau.

Lalu, mengucapkan berbagai mantra yang langsung membuat Hailey pulih.

Tak lama kemudian, keluarlah Cassius dari balik gedung-gedung yang runtuh sambil tertawa.

"Ini akan jadi sangat menyenangkan." Kata Phillip dan Kai secara bersamaan.

Zurtmotrius langsung menyerang Cassius, Kai, dan Phillip. Beberapa kali Elliot menghalangi Zurt dan ikut menyerangnya untuk melindungi Kai dan Phillip. Sedangkan Demotrius langsung menghilang dari tempat itu beserta bayi halfblood di tangannya.

***

Setelah mengalahkan Elliot dan membuatnya pingsan. Serta membunuh Cassius, Phillip, dan Kai. Zurt langsung mencari bayinya yang dibawa oleh Demotrius.

"Dengan kekuatan penyembuh yang kau miliki, jadilah kekuatan yang bisa menopang orang lain, halfblood." Kata Demotrius kepada bayi yang sedang tertidur itu.

"Demotrius! Kau bawa kemana Lizzie tadi?" Tanya Zurt yang tiba-tiba berada di belakangnya disertai dengan Hailey.

"Aku ingin Lizzie mengambil alih posisiku agar dia bisa selalu berada di sampingmu."

"Lizzie akan hidup sebagai manusia. Kenapa kau menyerahkan posisimu? Apa kau baik-baik saja?" Tanya Zurt sambil memandang retakan-retakan di wajah anaknya itu.

"Aku baik-baik saja. Aku hanya lelah dan ingin istirahat." Kata Demotrius

"Aku cemas padamu. Rakyat Cycrotonictus yang bodoh saja tahu bahwa kau tak baik-baik saja, kau yang bisa menyembuhkan, tak bisa menghilang retakan itu. Retakan wajahmu... Kau berubah menjadi manusia untuk memilih wujud yang paling lemah diantara semesta ini." Kata Zurt dengan sedikit luka di pipinya dan memandang anaknya itu.

"Aku sudah mencapai batasnya. Memang bohong kalau aku bilang baik-baik saja. Ada alasannya kenapa banyak dari kalian masih bisa hidup saat berkali-kali berperang, termasuk melawan Collins. Itu karena, aku membuat mereka bisa menahan serangan-serangan itu. Sambil menerima serangan, aku terus menerus menyembuhkan semua yang bisa kutolong. Dan sepertinya, hal itu terlalu berat bagiku. Karena kurasa aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Aku tidak pernah menyesal punya kekuatan selain api hijau yang kukeluarkan. Karena aku lebih senang mengetahui kalau masih ada orang-orang Cycrotonictus yang bisa hidup setelah kusembuhkan." Kata Demotrius

"Kita iblis! Kenapa kau selalu mementingkan nyawa orang lain?! Pikirkan dirimu sesekali... Kenapa kau menyelamatkan Hailey dan Lizzie?" Tanya Zurt

"Karena, baru pertama kali aku melihatmu bahagia lagi setelah ibu tiada. Mereka adalah satu-satunya alasan bisa membuatmu bahagia. Jika aku tidak bisa membuatmu bahagia, mungkin mereka berdua bisa. Tak masalah bagiku jika mereka adalah manusia serta halfblood dari iblis dan manusia yang pertama. Maaf, jika aku tak bisa menjadi pangeran ataupun raja hebat sepertimu."

"Kau sudah menjadi iblis yang lebih hebat dariku. Semua yang telah pernah kulakukan sepertinya bukan sesuatu yang bisa dimaafkan. Aku baru saja merasakan perasaan tak berdaya yang begitu kuat sekarang, setelah aku kehilangan semuanya yang telah kumiliki. Maafkan, aku karena tak bisa selalu berada di sisimu."

"Hanya satu orang yang bisa melanjutkan pertarungan kita yang terakhir. Aku harap mereka yang selamat bisa kau bantu, ayah." Kata Demotrius sambil menghembuskan nafas terakhirnya.

"Zurt, apakah kau tak bisa melakukan sesuatu? Bukannya Demos adalah penguasa orang mati yang punya kekuatan besar? Bukannya dia bisa membangkitkan kembali nyawa seseorang?" Tanya Hailey

"Iblis ataupun semua orang Cycrotonictus tidak memiliki jiwa, jika mereka mati. Maka, mereka hanya mati menyisakan tubuh mereka yang abadi untuk selamanya. Kita hanya bisa mati dengan bahagia atau mati dengan ketidaktenangan. Demos hanya bisa membangkitkan manusia, dan berkuasa atas jiwa manusia yang jahat dan bersalah. Satu-satunya orang yang tidak bisa mati, hanyalah sang kaisar. Demotrius percaya, jika seorang Cycrotonictus bisa mati dengan bahagia, maka dia bisa ke tempat yang lebih tenang. Tempat yang lebih baik seperti saat manusia baik mendapatkan kedamaiannya ketika mereka mati." Kata Zurt

Tak lama kemudian titik-titik hujan turun di Hellworld untuk pertama kalinya. Bukan hanya Hellworld, tetapi seluruh wilayah Cycrotnictus, dan juga dunia manusia.

***

Di sebuah perpustakan tua yang luas, sosok tengkorak berapi sedang menulis sesuatu, namun langsung menoleh kepada suara kulit naga yang sedang bergesekan di sebelahnya.

"Kenapa kau datang kesini, Ladon?" Tanya Draco kepada salah satu dari seratus kepala naga itu.

"Kau merasakannya juga, kan? Dunia sedang menangisi kepergiannya." Kata Ladon

"Semua orang terdekat kita mati. Setelah aku membunuh Collins pun, aku masih kehilangan orang-orang terbaikku."

"Jangan menolak kekuatan itu, Draco. Kau harus menerimanya dan membiarkannya mengalir suatu hari."

"Tidak, setiap kali aku menerimanya. Seseorang akan mati. Tapi, ngomong-ngomong bagaimana Phillip, Kai, dan Cassius bisa jadi gila dan lebih kuat daripada biasanya?" Tanya Draco

"Serpihan batu kematian ada di dalam tubuh mereka. Jika serpihan itu, sudah berada di dalam tubuh... siapapun orang tersebut. Maka, mereka akan punya dua kepribadian yang berbeda. Di satu sisi, mereka adalah orang yang normal, di satu sisi lainnya mereka seperti psikopat. Dan, jika mereka tidak dibunuh, kepribadian mereka akan tergabung, dan mereka akan menjadi Collins yang lebih kuat yang membawa malapetaka bagi kita semua. Orang yang terkena serpihan batu kematian akan sangat tertarik pada halfblood." Kata Ladon

"Bagaimana dengan Elliot? Aku dengar dia melawan Zurt? Apakah dia tidak terkena serpihannya juga?"

"Elliot sama sekali tidak terkena serpihan itu. Dia ikut menyerang Zurt untuk melindungi Kai, adiknya. Sebagai saudara, pasti kau tidak akan rela jika saudaramu yang lain dibunuh meskipun mereka berbahaya, kan?" Balas Ladon

"Bagaimana dengan keadaan Elliot setelah kematian adiknya?" Tanya Draco

"Dia sedih tapi dia tidak dendam pada Zurtmotrius karena membunuh adiknya. Dia kini sedang ditenangkan oleh Vlad dan Charlotte."

"Mungkin aku harus pergi menemui Zurt."

***

Beberapa orang dengan senjata sedang berjalan mondar-mandir mengintari bagian atas gedung sambil membawa senjatanya. Bahkan beberapa sniper sudah bersiap untuk menembak jika ada yang menyerang dalam gedung tersebut.

Tiba-tiba Michael langsung mencekik salah satu sniper yang sedang menjaga gedung tersebut dari belakang, dan membunuhnya. Kemudian, Michael langsung mengambil senjata orang tersebut dan mulai menembaki para sniper dan penjaga yang ada disana.

Dor!

Satu orang lagi tumbang.

Dor!

Pria bersenjata yang lain langsung ambruk.

Dor!

Satu orang lainnya terkena tembakan di kepala lagi.

Dor!

Sniper yang lainnya langsung tertembak di kepala.

Tak lama kemudian, Michael langsung meledakkan mobil-mobil musuhnya dengan pengendali jarak jauh saat para musuhnya baru saja naik ke mobil.

Dor!

Pria lainnya langsung tumbang.

Dor!

Michael langsung menembak musuh lainnya tepat di kepala. Setelah itu, Tiba-tiba dua musuhnya muncul, dan langsung menyerangnya menggunakan karambit. Michael langsung menangkisnya, dan memukulnya, tetapi musuhnya langsung menunduk menghindar. Seketika itu, tendangan lain langsung menghantam perut Michael. Dan musuh yang lainnya langsung menendang kaki Michael hingga menyebabkan Ia terjatuh bersamaan dengan pistolnya yang terlempar beberapa meter darinya. Michael langsung bangkit, namun musuhnya langsung menendang kepalanya. Michael menangkisnya. Tetapi, tendangan kedua dari musuhnya langsung mengenai perutnya. Michael langsung menghantam perutmusuhnya, namun tangannya langsung ditahan oleh kedua kaki musuhnya. Dan musuhnya yang lain langusng menendang kepala Michael.

Apa-apaan ini? Duo assassins? Batin Michael sambil bangkit berdiri. Seketika itu, salah satu musuhnya langsung menendang perutnya. Setelah itu, secara bersamaan mereka mengayunkan karambit mereka, tapi Michael langsung menangkisnya dengan kedua tangannya. Salah satu musuhnya langsung menendang perut Michael hingga menyebabkannya terdorong ke belakang. Musuhnya yang lain langsung menendang perut Michael lagi secara bergantian, hingga membuat Michael makin terdorong. Tepat pada saat itu juga tendangan keras oleh salah satu dari mereka menyebabkan Michael terlempar menghantam dinding kaca sampai pecah.

Gerakan mereka cepat sekali... Batin Michael sambil bangkit berdiri dan melepas sabuknya.

Michael langsung melepaskan sabuknya dan mencambuk salah satu dari mereka dengan sabuknya. Salah satu dari mereka pun mulai menyerangnya, namun Michael langsung menyerangnya dengan sabuknya. Salah satu dari musuhnya langsung menahan tangan Michael dan ketika pria lainnya menyerangnya, Michael langsung menendang mereka. Setelah itu, Michael langsung menendang kaki pria yang menahan kedua tangannya. Kemudian, Ia langsung membantingnya.

Musuhnya yang lain langsung bangkit dan menyerang Michael, tapi Michael langsung menahan tangan pria tersebut dan membantingnya. Setelah itu, pria yang lainnya langsung bangkit dan menyerang Michael, Michael menahan kedua tangan pria tersebut dan membantingnya. Pria lainnya bangun dan menyerang Michael, namun Michael langsung menahan tangkisan-tangkisannya dan membantingnya. Setelah itu, Ia langsung memukuli kepala pria itu.

Pria lainnya langsung menyerangnya, Michael langsung menghantamkannya ke bawah. Dan ketika salah satu dari mereka muncul di belakangnya, Michael langsung membantingnya. Mereka berdua langsung bangkit. Salah satu dari mereka langsung menyerang Michael lagi dengan karambitnya, namun Michael langsung menangkisnya. Dan musuhnya yang lainnya menahan tangan kanan Michael. Namun, Michael langsung menguncinya dengan kedua kakinya. Setelah itu, musuhnya yang lain langsung menyerangnya dengan karambit , tapi Michael langsung menghindar dan menahan tangannya. Lalu, menyikut perut musuhnya berkali-kali dan membantingnya. Ketika musuhnya yang berada di kuncian kakinya menyerangnya dengan karambit, Michael langsung menahannya.

Michael pun langsung bangkit berdiri, melepaskan kunciannya, begitu pula dengan mereka. PSalah satu dari kedua pria itu langsung menyerangnya berkali-kali, tapi Michael menangkisnya. Dan berbalik menyekapnya, lalu membanting pria tersebut.

Syut!

Michael langsung mundur menghindari serangan pria tersebut. Pria itu menyerangnya menggunakan karambit lagi, Michael dengan cepat menangkisnya. Kemudian, menahan salah satu tangannya mendorongnya ke belakang dan membanting pria itu.

Syut!

Felix menahan serangan karambit dari pria yang lainnya, Ia berbalik dan memukuli kepala pria tersebut dan membantingnya. Lalu, memukuli kepalanya. Ketika musuhnya yang lain menyerangnya, Michael langsung menendang perut pria tersebut. Ketika, musuhnya yang baru saja Ia banting bangkit berdiri, Michael langsung menendang kemaluan pria tersebut, dan membantingnya lagi.

Syut! Syut! Syut! Syut!

Michael langsung mundur dan menghindari serangan musuhnya yang lain. Kemudian, Ia menarik kerah musuhnya meski musuhnya memukulinya dan menendangnya, Michael tetap tidak melepaskan kerah musuhnya, lalu akhirnya Ia pun membanting pria tersebut. Musuh yang lainnya bangkit berdiri dan menendang serta memukul Michael. Tapi, Michael langsung menahan tangan dan kaki pria tersebut dan membantingnya. Setelah itu, Ia langsung meraih pistolnya yang terjatuh dan menembaki mereka.

Di tempat lainnya, Felix sedang berjalan di parkiran jalan saat malam hari tersebut. Tiba-tiba mobil hitam melaju dengan cepat dan menabraknya hingga Ia terpental serta terhantam mobil lain, lalu akhirnya jatuh di aspal.

Felix mau tak mau langsung bangkit berdiri lagi sambil menahan rasa sakitnya . Tepat pada saat itu, seorang pria berjas biru tua langsung keluar dari mobil yang telah menabrak Felix, setelah itu langsung menembakinya. Namun, Felix langsung berlari sambil berlindung di belakang mobil satu ke mobil lainnya.

Musuhnya pun langsung melompati mobil dan mengejarnya sambil menembakinya. Namun, Felix tetap menunduk dan berlindung di balik mobil-mobil.

Dor! Dor! Dor! Dor! Dor! Dor! Dor! Dor! Dor! Dor!

Mereka pun saling menembak satu sama lain sambil berlindung di balik mobil. Sampai akhirnya peluru pistol Felix habis, dan Ia pun langsung melompat dari mobil yang digunakan sebagai tamengnya, dan menyekap musuhnya. Mereka berdua sama-sama terjatuh. Namun, mereka sama-sama langsung bangkit.

Dor!

Tembakan musuhnya langsung meleset karena Felix menahan tangan musuhnya ke belakang dan langsung membuang pistol musuhnya. Tepat pada saat itu, pria tersebut langsung meninju kepala Felix, dan menendangnya. Pria itu memukul wajah Felix lagi dan meninju dadanya. Setelah itu, musuhnya langsung menendang Felix. Namun, Felix langsung memegang kakinya. Seketika itu pria itu langsung meninju, Felix. Tapi, Felix langsung menahan tangannya, kemudian membanting pria tersebut. Ia langsung menindih musuhnya menghantam musuhnya berkali-kali. Setelah itu, Ia langsung bangkit berdiri di dan melangkah ke arah tangga. Namun, pria itu langsung bangkit dan melompat kepada Felix, sehingga mereka berdua sama-sama terjatuh. Felix langsung bangkit berdiri, tetapi musuhnya langsung melayangkan tinjunya. Dengan cepat Felix langsung menangkisnya. Dan membalasnya dengan menghantam ulu hati musuhnya. Musuhnya melayangkan tinjunya lagi, Felix langsung menahannnya. Namun, dugaannya salah, pria itu langsung melemparnya jatuh ke tangga. Felix, pun masih tak melepaskan pegangan pria itu, jadi mereka sama-sama terjatuh dan terguling-guling di tangga.

Musuhnya langsung bangkit dan melempar Felix hingga terjatuh lagi. Setelah itu, mereka saling dorong dan menghantam satu sama lain ke dinding lorong tersebut. Pria itu menghantam kepala Felix, dan meninju dadanya. Pria itu melayangkan tinjunya lagi, namun Felix langsug menangkisnya. Felix pun membalas serangan musuhnya, tapi musuhnya langsung menangkisnya balik. Pria itu menghantam dada Felix, hingga Ia terdorong kebelakang. Musuh itu langsung menendang Felix, tapi Felix langsung memegang kakinya dan membalas pria itu dengan menyikutnya serta membanting pria tersebut.

Pria itu mengunci dan mengapit kepala Felix dengan lehernya. Setelah itu, pria tersebut langsung mengeluarkan pisaunya dan menusukkannya kepada kepalanya. Felix langsung menahannya sehingga pria itu nyaris mengenai matanya. Kemudian, Ia langsung meninju wajah pria tersebut, dan menghantam pria tersebut. Sehingga Ia langsung terlepas dari kuncian musuhnya. Kini, Ia berada di atas musuhnya. Namun, musuhnya masih menahan kaki Felix beserta tangan kanannya sehingga Felix langsung mengambil pistol yang berada di belakang celananya dan menembak pria tersebut. Tetapi, pria itu langsung menahan tangan Felix sehingga peluru-prluru itu meleset nyaris mengenainya.

Pria itu mencoba menusukkan pisau kepada Felix sambil mengunci dan menahan tangan Felix. Sedangkan Felix mencoba menembak pria itu sambil menahan pria itu serta mencoba lepas dari kunciannya. Sampai akhirnya pistol Felix terjatuh, dan musuhnya berhasil menancapkan pisau tersebut ke lengan Felix. Ia pun langsung membanting musuhnya sehingga mereka berdua sama-sama bangkit. Felix langsung mencabut pisau itu, dan membuangnya. Pria itu melayangkan tinjuannya, namun Felix langsung menghindar. Kemudian, pria itu langsung mengeluarkan pisaunya dan menyerang Felix. Namun, Ia langsung menahannya. Pria itu menyikut perut Felix dan menghantam dadanya. Felix langsung meraih pistolnya yang terjatuh dan menembakkannya. Sayangnya tembakannya meleset karena pria tersebut menahan pergelangan tangannya. Lalu, membanting Felix.

Ia pun bangkit berdiri. Dan seketika itu juga musuhnya langsung menancapkan pisaunya lagi ke arahnya. Felix langsung menangkisnya. Felix meraih pistolnya lagi. Namun, pria itu langsung menahan tangan Felix lagi. Ia pun langsung menghajar punggung pria itu berkali-kali. Musuhny alangsung membantingnya dan mencekiknya dari belakang. Felix langsung meraih pistolnya yang terjatuh, dan menembakkan peluru-pelurunya. Namun, pria itu menahan lengannya. Dan mendorong Felix hingga mereka berdua terlempar ke pintu kaca. Felix pun langsung bangkit berdiri, meraih pistolnya dan akhirnya menembaki pria tersebut.

Laura berjalan memasuki sebuah gereja dengan menyembunyikan HK416ny di balik blazer merah maroonnya. Ia terus berjalan mendekati altar. Sampai seorang pastor, menghadangnya dengan berkata.

"Apakah ada yang bisa saya bantu Mr. Two Face?"

Tepat pada saat itu, Laura mengeluarkan senjatanya dan langsung menembak kaki pastor itu. Dan menembaki para penjaga di samping kanan dan kirinya yang akan menyerangnya. Setelah itu, Ia langsung menembaki para penjaga yang berada di atas. Setelah itu, Ia langsung menyeret pastor itu dengan kasar. Lalu memasuki lorong lain di balik altar. Dan Laura langsung menembak siapapun yang berada di hadapannya. Setelah itu, tibalah mereka di sebuah pintu besi dengann kode sandi. Laura langsung memukul kepala seorang penjaga yang berada di dekatnya dengan senjatanya dan menembaknya.

Kemudian, Ia menancapkan pisaunya ke kaki pastor itu.

"Buka pintunya atau kusiksa kau lebih lama." Kata Laura sambil menatap pastor yang tersungkur itu.

Pria tua itu pun segera bangkit, dan menekan kata sandinya sehingga terbukalah pintu dan tampaklah setumpuk uang beserta berbagai jenis narkoba dan cairan lain.

"Darimana kau menarkoba ini?" Tanya Laura

"Tyson Theodore! Tapi racun itu aku dapat dari seorang pria rusia yang tidak diketahui siapa atasannya. Pria rusia itu sudah mati di tangan salah satu keluarga Tyson Theodore karena mengatahui dia meracuni narkobanya 2 tahun lalu. Tapi narkoba dan racun itu tetap berjalan dan tetap tak berhenti-berhenti."

"Tentu aku tahu semua yang kau ucapkan itu! Aku bertanya siapa lagi yang memasukkan racun ke dalam narkoba Tyson Theodore?!"

"Yang kutahu dia adalah seorang gangster dan hidup di kota ini. Aku tidak tahu nama ataupun wajahnya karena narkoba itu aku dapatkan dalam bentuk transaksi illegal dari kelompoknya. Dia juga selalu memakai topeng.

"Uggghh... kau tidak berguna." Kata Laura sambil menembak pria tua itu dengan senjatanya.

Setelah itu, Ia langsung melempar granat ke ruangan itu dan meninggalkan tempat itu.

***

Malam yang gelap itu Victor terbangun dari tidurnya di sebuah taman yang nyaris tak berpenghuni. Ia pun keluar dari kamarnya dan sudah melihat dua orang pria berjas di depannya. Tiba-tiba dari belakang, Ia pun langsung dipukul oleh tongkat baseball. Setelah itu, mereka langsung memukulinya dengan tongkat baseball serta menendanginya.

Bug!

Pukulan terakhir itu langsung membuat Victor pingsan.

Tak lama kemudian, Victor terbangun lagi dengan masih mengenakan setelan jasnya, berjalan pulang dengan melewati jalanan yang gelap. Setelah itu, Ia merasakan telah diikuti dari belakang oleh beberapa orang. Sampai akhirnya keluarlah beberapa orang dari depannya yang mencegatnya. Dan tak lama kemudian, pun ayahnya keluar membuka pintu rumahnya.

Victor pun masuk ke dalan rumah tanpa bicara, dan membiarkan anak buah ayahnya melucuti senjata yang Ia bawa di balik jasnya. Bahkan mereka mengecek bahwa apakah Victor memakai rompi anti peluru atau tidak, maka setelah mereka memastikan bahwa Victor tak mengenakan rompi anti peluru atau senjata lainnya mereka pun langsung menghajarnya habis-habisan.

"Aku kira kau memakai kesempatan kabur itu untuk membunuh dirimu sendiri. Tetapi kau malah bergabung dengan sekelompok orang-orang yang nyaris membuatmu tak tersentuh. Kini mereka sedang sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Tidak ada yang menyelamatkanmu!" Kata ayahnya sambil menghantam Victor berkali-kali dengan tinjuan tangannya. Setelah itu, dia langsung menusukkan pisau, tepat di paha Victor yang langsung membuat Victor mengerang kesakitan.

Tak lama kemudian, Victor langsung menyikut anak buah yang memeganginya, setelah itu meninju anak buah di sebelahnya. Dan mengambil senjata salah satu mereka, kemudian menembaki anak-anak buah ayahnya yang disekitarnya.

Dor! Dor!

Ayahnya langsung menembakkan dua peluru pistol tepat di perut anaknya itu.

Zurt yang baru saja tiba di depan rumah Victor dan mendengar suara tembakan dari luar rumah, mengubah ekspresinya menjadi panik. Ia pun langsung menendang pintu rumah Victor dan menghantam ayah Victor sampai Ia tersungkur. Lalu, Ia langsung menghampiri Victor yang tergeletak dengan menahan rasa sakit dari luka tembak di perutnya.

"Kau idiot! Apa-apaan yang kau pikirkan?! Kau tidak akan kemana-mana!" Kata Zurt sambil menekan luka Victor dengan darah yang terus mengalir.

"A-aku... tidak takut k-kepada kematian... K-kita mungkin... b-bisa bertemu lagi..."

"Kita tidak bisa bertemu lagi karena kau tidak akan pergi ke tempat penyiksaan Demos. Tapi kau akan pergi ke tempat jiwa tenang yang membosankan. Tetaplah bersamaku, Vic."

"P-pertamanya... aku tidak mengerti... k-kenapa... a-aku hidup dengan s-siksaan ayahku, t-tapi ini semua sepadan... k-ketika aku b-bertemu... orang-orang baik yang peduli padaku... s-sepertimu. H-hiduplah... seperti saat kau... t-tidak mengenalku d-dan berbahagialah..." Kata Victor sambil menghembuskan nafas terakhirnya.

Zurt bangkit berdiri dan terdiam beberapa saat menatap mayat Victor.

Kemudian ekspresinya menggeram, ketika Ia mendengar ayah Victor sadar. Ia pun langsung berjalan ke arahnya dan mencekik ayah Victor ke atas.

"Kenapa kau lakukan ini?! Kenapa?! Dia adalah anak yang baik!"

"Karena...d-dia membunuh istriku!"

"Ayah macam apa yang tega membunuh anaknya hanya karena ibunya mati saat melahirkannya?" Kata Zurt dengan kedua matanya yang merah.

"Dia tak pernah minta untuk dilahirkan! Bukan salahnya kalau ibunya mati karena melahirkannya! Kau tidak pantas disebut seorang ayah. Kau adalah monster!" Bentak Zurt sambil melemparnya dari atas gedung. Seketika itu pria itu langsung terjatuh ke bawah aspal dengan berbagai tulang yang remuk dan kepala yang hancur.

***

Air dari pancuran kamar mandi terus membasahi dirinya. Tapi, Ia tak mampu mencairkan hati yang lama beku. Tak mampu menghilangkan luka-luka baru yang tinggal.

Jiwanya ikut terbawa aliran air. Tak terasa, satu bulir air matanya juga ikut turun. Membuat sesak di dadanya kembali pilu lagi setelah bersemayam begitu lama.

Ia merasakan detak jantung yang bergemuruh tak beraturan. Ia benar-benar hancur dan tersiksa. Keping-keping jiwanya bagaikan tertusuk panah tajam.

Tak lama kemudian, Draco pun muncul dan duduk di samping Zurt.

"Sang raja iblis menangis? Sungguh bodoh." Gumam Zurt

"Kau tidak bodoh. Setiap orang punya hak untuk mengeluarkan perasaannya."

"Aku bodoh karena aku tak bisa menyelamatkan mereka. Aku tak bisa menjaga mereka. Kini, aku mengerti apa yang kau rasakan." Balas Zurt

"Pada akhirnya, kita tak bisa menyelamatkan orang yang bahkan dekat dengan kita. Kita juga tak bisa memutar kembali waktu untuk mengubah keadaan. Kematian menjemput kita dengan berbagai cara."

"Aku benci perasaan yang membuatku lemah ini. Inilah alasan kenapa aku dulu senang sekali membunuh manusia ataupun orang-orang Cycrotonictus yang lain. Aku tidak mau punya kelemahan karena mereka. Aku dulu memilih sendirian, karena aku tidak ingin menjadi lemah ketika kehilangan mereka.

"Kau tidak lemah, untuk memiliki orang-orang yang selalu berada di sekitarmu atau peduli padamu. Perpisahan pastilah sesuatu yang menyakitkan, itu wajar. Tapi yang kutahu, mereka ingin kita menerima perasaan itu, menerima kenyataan, dan berusaha melanjutkan hidup dengan bahagia tanpa mereka." Kata Draco

"Aku kehilangan segalanya. Kini aku tak punya alasan lagi untuk menetap di bumi, mungkin Darius benar... aku harus kembali ke Hellworld."

"Memang pertamanya kau akan berfikir seperti itu. Tapi, jika kau lihat lagi orang-orang yang disekitarmu... Kau masih punya Hailey dan Lizzie. Jangan sia-siakan mereka." Balas Draco

Suasana disana hening selama beberapa saat, dan hanya terdengar suara pancuran yang mengalir.

"Di tubuh mereka terdapat serpihan batu kematian... Mereka bukan orang yang bodoh untuk masuk ke Deconcytus dan memasukkan serpihan kematian itu ke dalam diri mereka sendiri. Deconcytus telah dijaga dengan ketat. Jadi tidak mungkin mereka masuk ke sana. Seseorang pasti memasukkannya ke dalam tubuh mereka." Kata Draco

"Tidak mungkin Collins Skyfall, kan? Karena aku melihat dengan kepalaku sendiri kau memenggal kepalanya."

"Bukan Collins orangnya. Kurasa orang itu adalah Arthur Alfero. Kurasa dia yang menyerangku, menyerang, Laura, menyerang Michael secara tiba-tiba kemarin. Kurasa Ia juga bekerja sama dengan ayah Victor."

***

Flash On

"Victor." Panggil Zurt pada Victor yang sedang asik membaca buku di pagi yang cerah itu.

"Ya?" Victor langsung menoleh ke arah Zurt

"Ada apa dengan wajahmu?" Tanya Victor lagi.

"Aku habis berkelahi dengan Darius." Jawab Zurtmotrius

"Kenapa kau disini? Apakah kau membutuhkanku?"  Tanya Victor

"Ya, aku membutuhkanmu karena Draco sedang tidak bisa bersamaku… Jadi, aku mengajakmu." Kata Zurtmotrius

"Baiklah, tapi pertama-tama aku akan mengganti pakaianku dengan sesuatu yang lebih formal." Kata Victor sambil berjalan pulang kea rah rumahnya diikuti dengan langkah Zurt. Setelah sampai di rumahnya, Zurt segera duduk di bagian sofa ruang tamu, sedangkan Victor langsung masuk ke kamarnya sambil melepas jaket hitamnya dan melepas kaos hitamnya. Kemudian, Ia menggantinya dengan kemeja putih serta mengambil dasi warna hijau sambil melangkah pergi ke ruang tamu.

"Jadi, siapa target misi kita kali ini?" Tanya Victor sambil mengancing kemeja putihnya.

"Sekelompok gangster Meksiko yang meledakkan area balapan liar milikku kemarin malam." Kata Zurt sambil bangkit berdiri dan keluar dari rumah Victor, ketika Victor sudah selesai memakai blazer hitamnya.

"Siapa nama ketua mereka?" Tanya Victor sambil pergi mengikuti Zurt berjalan ke sebuah gang.

"Apa aku terlihat seperti orang yang suka menghafal manusia yang kubunuh? Aku hanya tahu lokasi mereka." Balas Zurt sambil naik ke mobilnya, disertai Victor yang juga ikut naik ke dalam mobiilnya dan melaju pergi.

Beberapa jam kemudian, mereka berdua akhirnya sampai di sebuah gedung bangunan kosong yang berisikan beberapa puluh orang gangster disana sedang melakukan transaksi narkoba.

Victor turun dari mobil Zurt dan menembaki musuh-musuh yang sedang berjaga di bagian luar gedung tersebut dengan pistol yang sudah dipasangkan silencer. Lalu, Ia mengunci bagian belakang serta bagian-bagian lain dari gedung tersebut. Setelah itu, Victor pergi ke depan gedung dan menembakkan RPG ke dalam. Tak lama kemudian, Zurt keluar dari mobilnya dan masuk ke gedung tersebut sambil menutup bagian depan gedung tersebut. Kemudian menyalakan kobaran api yang keluar dari kedua tangannya yang membakar mereka semua.

"Wow! Apa kau bahkan diperbolehkan untuk memakai kekuatanmu oleh Draco?" Tanya Victor dengan wajah yang kagum.

"Tidak, tapi Draco tidak perlu tahu, kan? Lebih baik kita bersenanag-senang setelah ini. Cepat naiklah ke mobil!" Balas Zurt

Setelah berjam-jam mereka habiskan di taman hiburan dan naik-naik beberapa wahana yang berada di suatu carnival, malam hari itu itu pun mereka akhirnya mengemudi pulang.

"Jadi… untuk apa semua ini. Ice cream, roller coaster, dan hal-hal lainnya yang tidak berhubungan dengan dunia gelap?" Tanya Victor sambil menoleh ke arah Zurt

"Aku akan menjadi ayah."

"Selamat untuk itu-

"Aku hanya khawatir kalau aku tidak bisa menjadi ayah yang baik untuk bayi halfbloodku." Kata Zurt sambil kembali focus menyetir.

"Meskipun, aku sama sekali tidak punya kenangan indah dengan ayahku. Menurutku, kau akan jadi ayah yang baik, Zurt. Bahkan kau akan jadi ayah yang hebat." Kata Victor

"Tunggu… kau tak pernah memiliki kenangan yang sudah kita lakukan tadi dengan ayahmu?" Tanya Zurt sambil menoleh ke Victor.

"Kita tidak pernah dekat sebelumnya, jadi kau belum tahu tentang ayahku. Dia adalah orang yang sangat pemarah, kasar, dan suka menyalahkan. Yang kulakukan tidak pernah cukup untuknya. Dia membenciku karena aku membunuh ibuku di saat aku lahir. Dia memaksaku untuk menjadi yang terbaik. Tapi, aku muak dengan semua itu. Tapi, kau berbeda Zurt. Kau adalah orang yang baik." Kata Victor

"Aku bukan orang yang baik, aku telah membunuh miliaran nyawa."

"Well, semua orang bisa berubah, kan? Tapi, ngomong-ngomong kau kan sudah punya anak yang bernama Demotrius sebelumnya?" Tanya Victor

"Dia lebih sering kutitipkan pada Altair, salah satu penjaga gerbang nerakaku. Aku jarang bertemu dengannya. Karena, dia juga lebih sering bersama Razel, Rael, Ivy, Darius, ataupun para penyihir. Dan, dia sejak kecil sudah dilatih untuk menjadi petarung. Jelas, sekali kalau orang-orang Cycrotonictus punya cara yang berbeda dalam mengasuh anak daripada manusia."

"Apakah vampire murni disana juga bisa memiliki anak?"

"Ya, mereka bisa. Hanya saja vampir murni atau orang-orang Cycrotonictus sulit bereproduksi."

"Apakah Draco adalah keturunan vampire murni?"

"Benar, tapi dia punya darah seorang penyihir, werewolf, dan iblis di tubuhnya."

"Jadi, Draco adalah halfblood?"

"Tidak, Draco termasuk Pureblood karena di tubuhnya tidak ada darah manusia. Kami baru akan menyebut seseorang halfblood jika dia adalah anak dari seorang manusia dengan orang Cycrotonictus."

"Berapa jumlah halfblood yang ada di dunia ini."

"Hanya dua. Halfblood pertama adalah Leonidas, kami memanggilnya Midas. Dia adalah hasil dari manusia dengan werewolf.  Ayahnya adalah mantan raja penghianat wereland. Dia adalah Lord Werelad sekarang. Raja para werewolf. Yang kedua adalah putriku, hasil dari manusia dengan raja iblis."

"Bukannya werewolf itu memag setengah serigala dan setengah manusia?"

"Di Cycrotonictus… mereka tidak bisa berubah menjadi manusia. Mereka hanya bisa berwujud seperti Hybird saja. Satu-satunya orang yang bisa menjadi manusia kembali hanyalah Midas dan ayahnya Astinos Haxes. Mereka sama sekali tidak terikat pada bulan, jadi mereka bisa merubah wujud mereka kapanpun mereka mau. Kecuali jika para Hybird dari wereland itu mengubah manusia di bumi menjadi seperti mereka. Barulah manusia itu bisa seperti yang kau pikirkan. Bisa menjadi manusia dan werewolf. Tapi mereka akan terikat pada bulan. Dan mereka akan selalu tersiksa setiap kali mereka berubah. "

"Jadi, saat ini hanyalah halfblood antara manusia dengan vampire murni yang belum ada?" Tanya Victor

"Benar."

Flash Off

Zurtmotrius terbangun dari tidurnya. Semuanya bukan mimpi, hanya ingatan lamanya yang tak bisa dilupakan.

***