11 Mei Pergi Bukan Berarti Harus Nelangsa

Akibat khawatir, Lyra mengigit bibir pelan. "Suhu tubuh kamu normal, tapi kok sikap kamu aneh." Lyra berucap polos.

Martin berdecak.

"Kalau aku sakit, bukan sikap aku yang berubah, tapi sistem daya tahan tubuh. Aku pun juga akan lemas. Kau bodoh atau bagaimana?"

Lyra mendelik. Tak lama kemudian Lyra pun mengalihkan pandangan. Tangan Lyra lapas secara hampir terpaksa. Sekalian sebab merasa sebal, Lyra juga ingin kembali ke tempat duduk semula. "Tetap di sini. Aku akan pergi sebentar lagi. Kamu benar, aku merindukanmu."

Lyra ngebug dengar ucapan Martin. Mulut Lyra mengangga. Cukup hanya dengan ucapan orang itu dan Lyra langsung menurut, Lyra tidak bergerak. Lyra tersenyum aneh. "Wah, kau mau jadi bucin?"

Klepak. Baru saja Martin ingin memukul Lyra, akan tetapi mata Martin membulat melihat Lyra memukul dirinya sendiri. Lebih cepat tindakan Lyra ketimbang Martin. Kurang banyak, Lyra bereaksi heboh. Reaksi heboh perempuan itu membuat perut Martin bergejolak. Ingin muntah.