"Aku korban di sini, aku juga yang sakit. Kau tidak berhak kecewa ataupun marah. Jangan balas kekecewaanku dengan kekecewaanmu juga. Aku muak." Lyra menghela napas kesal, tak lama kemudian Lyra pun mengusap wajah. Lyra menatap Martin lurus. "Kita butuh waktu sendiri untuk berpikir." Lyra melihat surat perceraian. Tanpa melihat sedikitpun pada Martin, Lyra pun kembali berucap. "Aku ingin pergi ke rumah Ibu dan Ayah, kita butuh waktu sendiri. Aku tidak nyaman setiap hari lihat kamu, Arsy dan Stella. Hati dan perasaanku sakit. Jangan anggap aku pergi meninggalkanmu, kita hanya butuh waktu. Demi kebaikan aku dan cabang bayi yang tengah aku kandung, aku butuh kualitas waktu hanya untuk diriku sendiri. Ini keputusan final."
Martin menatap Lyra tajam nan menusuk. Terlihat jelas Martin tak setuju pada keputusan Lyra. "Kau tidak berhak menentukan keputusan final, Lyra Jinan."
Lyra menatap Martin tajam.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com