Satu jam sudah saling diam, dan sok tak kenal, mata diam-diam saling melirik tapi gengsi. Eza berusaha tidur namun tidak bisa, ia hendak ke kamarnya setelah rebahan di kamar tamu.
Rina meresa jenuh, ia masuk ke kamar dan mengobati kakinya. Eza tidak tau kalau Rina berada di dalam kamar, ia sampai di pintu melihat punggung Rina. Ia tidak jadi masuk.
Eza memilih main ponsel di kamar tamu. Namun ia tidak bisa menahan rindu, ia chat WA ke nomer Istrinya.
[Maaf kan aku sayang.]
Hanya itu chat yang dikirimkan Eza, Rina tak membalas, Eza mulai gelisah seperti cacing kepanasan. "Ya sudah, ayo kita lomba saling diam, puasa tidak boleh marahan Eza, tapi ... dia dulu yang bikin kesal, Astagfirullah ... tapi aku mengalah dengan minta maaf duluan," gumamnya ia lalu salat dhuha.
Setelah salat ia bergegas melihat ponsel, berharap sang istri membalas chatnya.
[Maaf, kamu marah beneran! Rina, aku mau mengaji surah Al Luqman lo, kamu tidak mau mendengar atau dielus perutnya?]
Support your favorite authors and translators in webnovel.com