webnovel

Suara dari Lantai Tiga

Editor: Wave Literature

Dengan datangnya malam, keheningan menyelimuti Rumah Hantu.

Tiba-tiba, suara aneh seperti seseorang sedang menggergaji menghancurkan keheningan malam. Di ruang istirahat staf, mata Chen Ge perlahan terbuka. Dia melirik ponselnya — sekarang sudah jam 1:10 dini hari.

Dia berbalik untuk kembali menenggelamkan kepalanya di bawah bantal, namun suara aneh itu terus terngiang di telinganya.

Apa aku masih bermimpi? Siapa yang membuat semua keributan itu?

Semua properti di Rumah Hantu dibuat sendiri atau dimodifikasi oleh Chen Ge, jadi dia tahu dengan pasti bahwa tidak ada properti yang mengeluarkan suara seperti itu. Setelah tidur hanya enam jam, Chen Ge masih merasa agak lelah. Dia mencubit kaki dengan keras untuk menyadarkannya. Ia kemudian mengenakan pakaian dan mengambil palu besi dari kotak peralatan terdekat.

Dia menyalakan senter dan membuka pintu ruang istirahat. Rumah Hantu di tengah malam beberapa kali lebih menakutkan dibandingkan saat siang hari. Chen Ge bersandar di pintu, tidak terburu-buru untuk keluar.

"Tidak mungkin ada pencuri. Apa ada orang waras yang mau merampok Rumah Hantu saat lewat tengah malam? Tidak mungkin tikus juga, suara kunyahan hewan itu tidak akan sekeras dan sejelas ini." Pikirnya. Setelah menghapus dua kemungkinan "normal" tadi, pikiran Chen Ge mulai mengarah pada kemungkinan yang tidak terlalu normal. Mungkinkah monster itu telah melarikan diri dari dalam cermin?

Karena kekurangan kain, tidak semua cermin di skenario Pembunuhan Tengah Malam lantai tiga ditutup. Dia menatap lorong yang gelap dan kembali ke ruang istirahat. Dia hanya berani kembali berkeliaran setelah membawa boneka yang ditinggalkan orang tuanya. Suara itu datang dari atas, jadi Chen Ge mengikuti suara itu dan menaiki tangga sebelum berhenti di depan pintu skenario Pembunuhan Tengah Malam.

"Seperti dugaanku sebelumnya, suara itu datang dari sini. Tapi, masih belum jelas apakah suara itu berasal dari arwah penasaran dari Apartemen Ping An atau monster di dalam cermin." Chen Ge berdiri dengan penuh keraguan di depan pintu. Jujur, dia tidak mau memasuki skenario yang menakutkan saat tengah malam.

Namun, membiarkan dirinya tersiksa mendengar suara gergaji juga bukan solusi yang tepat. Chen Ge mencengkeram palu di tangannya dan berkata dalam hatinya, "Aku memiliki gelar The Spectre 'Favored dan telah menerima niat baik dari arwah korban Apartemen Ping An. Karena itu, bahkan jika suara itu berasal dari makhluk di dalam cermin, itu tidak akan terlalu membahayakan."

Dia teringat akan apa yang terjadi pada He San. Kemunculan tiba-tiba Xiao Wan merusak rencana makhluk itu. Monster itu mungkin tidak sekuat yang dibayangkannya.

"Aku harus masuk. Lagipula, pada akhirnya aku harus menghadapinya. Semakin aku mengetahuinya, semakin aku berani menghadapinya nanti." Chen Ge menenangkan dirinya. Dia berkata pada dirinya sendiri -- dia tidak takut pada monster itu, melainkan pada apa yang tidak diketahuinya tentang monster itu.

Setelah membuka pintu, bau samar jamur dapat tercium oleh Chen Ge; tempat ini semakin mirip dengan Apartemen Ping An pada jam tersebut. Pintu kamar di kedua sisi koridor setengah terbuka. Chen Ge memegang ponsel di satu tangannya sementara tangan yang lain menggenggam palu.

Suara seseorang sedang menggergaji semakin keras, tanda bahwa Chen Ge semakin dekat dengan sosok itu. Dia berjalan melalui seluruh kamar lantai tiga sebelum berhenti di depan sebuah pintu yang diyakininya sebagai tempat suara itu berasal. Pintu kamar itu tertutup, dan ketika Chen Ge menyentuh gagang pintu, hawa baja dingin menyentaknya. Otot-ototnya menegang saat dia mendorong pintu hingga terbuka.

"Siapa itu?" teriak Chen Ge ketika dia berlari ke dalam ruangan itu dengan palu besi yang terangkat tinggi-tinggi. Dia melihat sosok tubuh berbadan besar dan gelap yang sedang setengah jongkok di dalam toilet. Sosok yang tampak mencurigakan itu terlihat seperti He Feng!

Bayangan hitam itu tidak menduga akan mendapat gangguan; ia menjatuhkan apa yang dipegangnya, lalu melompat ke dalam cermin dan menghilang.

"Berhenti!" Chen Ge menjerit saat dia mengayunkan palu. Namun, palu itu hanya mengenai udara kosong. Toilet sekarang menjadi hening seperti semua yang baru saja dilihatnya hanyalah ilusi belaka.

Bayangan itu tidak mungkin He Feng! Tapi, kenapa sosok itu terlihat mirip dengan He Feng? Chen Ge berdiri di depan cermin. Ia merasa tidak nyaman melihat bayangannya sendiri. Monster di dalam cermin itu meniru He Feng? Tapi mengapa ia melakukan itu?

Kemunculan sosok hitam itu menimbulkan banyak pertanyaan di benaknya, tetapi juga menjawab dua pertanyaan Chen Ge yang lain. Pertama, monster di dalam cermin itu sekarang dapat meninggalkan cermin; kedua, monster itu bisa berubah menjadi orang yang pernah bercermin di dalam Rumah Hantu.

Makhluk ini lebih berbahaya daripada perkiraanku.

Suara gergaji yang menggema di seluruh gedung akhirnya berhenti. Chen Ge berjongkok untuk memeriksa apa yang dijatuhkan bayangan hitam itu sebelumnya. Empat boneka kain dan beberapa potongan cermin tajam berserakan di lantai semen yang kasar.

Chen Ge memegang boneka-boneka di telapak tangannya. Selain debu dan lumpur normal yang menutupi tubuh mereka, boneka-boneka yang mewakili ibu dan dua anak perempuan baik-baik saja. Namun, boneka yang mewakili sang ayah lehernya hampir putus digergaji, dan ada luka di sekujur tubuhnya.

Mengapa hanya boneka ayah satu-satunya yang terluka?

Namun, Chen Ge segera menyadari penyebabnya. Boneka ayahlah yang membantu He Feng melarikan diri dari cengkeraman monster itu, jadi ini adalah balasan dari tindakan berani boneka itu.

Sepertinya keempat arwah penasaran tidak cukup kuat untuk menghentikan monster di dalam cermin. Mereka hanya bisa membiarkan diri mereka diintimidasi olehnya.

Chen Ge tidak tahu tentang situasi "dunia lain", jadi dia hanya bisa memberikan penjelasan berdasarkan semua pengamatannya. Para arwah itu tidak dapat menyerang dan hanya dapat menakuti orang. Monster cermin setidaknya satu tingkat lebih kuat dari para arwah penasaran, tetapi monster itu selalu melarikan diri setiap kali ada manusia di sekitarnya. Ini berarti kemampuan bertarung monster itu juga agak lemah; metode serangan utamanya adalah serangan psikologis, memanipulasi kelemahan yang ada dalam diri seseorang untuk menciptakan ilusi dan kemudian mengendalikan mereka.

Chen Ge menyimpulkan hal-hal tersebut berdasarkan apa yang terjadi sebelumnya dan dari pengalaman He San serta He Feng. Monster cermin itu membahayakan, tetapi jika Chen Ge bisa menghadapinya sendiri, maka sebagian besar kekuatan monster itu akan hilang. Karena itu, jika Chen Ge berhasil mengumpan monster itu meninggalkan cermin tempatnya bersembunyi, semuanya akan lebih mudah.

Aku perlu mengatur sebuah rencana. Jika memungkinkan, aku ingin menyelesaikan semuanya malam ini sehingga aku akan dapat menggunakan skenario besok.

Chen Ge tetap tenang dan dapat menguasai dirinya. Monster di dalam cermin semakin berani. Jika dia tidak segera mengatasinya, dia tidak akan bisa mengoperasikan Rumah Hantu dengan damai.

Chen Ge memeluk keempat boneka dalam dekapannya saat ia meninggalkan Skenario Pembunuhan Tengah Malam. Dia mengunci pintu di belakangnya sebelum pergi ke Ruang properti. Ketika dia memperbaiki boneka ayah yang rusak itu, dia mencoba mengatur sebuah rencana.

Makhluk itu sangat agresif dan tampaknya memiliki kesenangan yang aneh pada manusia. Jadi, cara paling sederhana untuk memancingnya keluar dari cermin adalah dengan menggunakan manusia hidup sebagai umpan. Chen Ge adalah penjahit yang handal karena ia dapat menambal sebagian besar kerusakan pada boneka itu hanya dalam beberapa menit.

Tetapi, masalah yang sebenarnya adalah, setelah aku memancingnya keluar, bagaimana caraku membunuh makhluk itu? Beberapa teori mengatakan bahwa semua hantu takut pada garam dan bawang putih, tetapi haruskah aku mempertaruhkan nyawaku untuk mencoba teori-teori tersebut?

Chen Ge memikirkannya untuk beberapa saat sebelum akhirnya memutuskan untuk masuk ke forum supranatural dan bertanya pada para ahli.