webnovel

3. Dijebak

Flashback On

Setelah Netta, Linda dan Sherly membeli beberapa baju dan keperluan mereka, mereka pulang kerumah masing-masing, dengan diantar oleh Netta.

" Thanks ya, Net!" kata Sherly saat sampai dirumah Sherly.

" Sama-sama!" jawab Netta.

" Ok, Sher, bye!" kata Netta lagi diikuti Linda.

" Bye!" jawab Sherly ke kedua sahabatnya. Netta membawa mobilnya meninggalkan rumah Sherly dan menuju ke rumah Linda.

" Lin!" panggil Netta sambil menyetir.

" Yup?" jawab Linda menatap Netta.

" Apa lo pernah ketemu pacar Kak Vina?" tanya Netta ragu.

" Calon tunangannya maksud lo?" ucap Linda.

" Iya!" jawab Netta pelan.

" Pernah sekali!" jawab Linda.

" Kapan?" tanya Netta cepat sambil menghentikan mobilnya secara mendadak.

" Nettaaaa!" teriak Linda kaget sambil mengelus dadanya.

" Apa'an, sih lo? Kita bisa mati tau!" kata Linda.

" Iya! Sorry!" jawab Netta cuek.

" Lagian, kenapa sih penasaran banget sama dia?" tanya Linda sebel.

" Nggak pa-pa! Pengen tau aja!" jawab Netta menatap Linda serius.

" Kenapa pengen tau?" tanya Linda curiga.

" Ngebuktiin rumor aja!" jawab Netta cuek.

" Rumor apa'an? Kok gue nggak tahu?" tanya Linda heran.

" Kepo, deh! Jawab aja pertanyaan gue tadi!" kata Netta.

" Dasar tukang paksa!" jawab Linda kesel.

" Gue pecat lo jadi kakak ipar gue!" sahut Netta terkekeh.

" Kumat, deh, ngancemnya!" kata Linda bertambah sebel.

" Makanya cepet ngomong!" kata Netta dengan wajah serius.

" Iya! Iya! Gue pernah ketemu di acara Penggalangan Dana gitu! Papa ngajakin gue datang soalnya papa mau kenalin sama anak temen papa gue!" tutur Linda.

" Jadi lo selingkuhin kakak gue?" tanya Netta kaget.

" Astaga, Net! Gila lo ya! Masak iya gue gitu! Dia itu cewek bego'!" jawab Linda sebel.

" Ouw! Apa dia tampan?" tanya Netta lagi.

" Tentu saja! Dia sempurna!" jawab Linda.

" Ckk! Sampe segitunya! Gue aduin ke kakak gue, lo!" kata Netta menggoda.

" Sialan, lo! Emang serius, Net! Tu cowok selangit!" jawab Linda dengan wajah ceria menandakan jika ucapannya memang benar adanya.

" Beneran gue bilang kakak gue, nih!" goda Netta lagi.

" Awas aja kalo berani!" ucap Linda kesal, kemudian Netta melanjutkan perjalanan mereka sambil berpikir tentang Max.

Flashback Off

Netta mengingat kembali percakapannya tadi dengan Linda dan memang terbukti semuanya saat dia melihat Max dari dekat.

Malam ini Netta sedang berada di sebuah club malam yang sangat terkenal di Jakarta. Dia pergi bersama teman-temannya dan memesan sebuah kamar VVIP karena malam itu adalah ulang tahunnya. Tadi sudah diadakan makan malam keluarga dan mengundang beberapa teman disebuah restoran ternama. Netta senang karena semua hadir, terutaa Max! Dia terlihat sangat mempesona dengan balutan kaos navy dan jeans senada di bungkus dengan jas warna hitam. Malam itu Netta dandan habis-habisan agar Max bisa melihatnya, bukan Vina. Tapi Netta harus menelan kekecewaan di hari ulang tahunnya, Max sama sekali tidak melihatnya. Karena itu begitu acara selesai, dia pamit pada papa dan mamanya untuk lanjut dengan teman-temannya. Dan disini Netta duduk dengan teman-temannya yang menghabiskan waktu bersama pasangannya masing-masing, mereka menyanyi, minum dan saling bercumbu. Netta duduk sendiri sambil menikmati sebatang rokok dan sesekali menyesap minumannya. Pikirannya terbang kepada sosok pria yang beberapa bulan ini selalu membuat hidupnya jungkir balik. Orang itu adalah Max, pria yang telah berhasil mencuri hatinya hingga saat ini dan membuat dia melakukan hal-hal seperti hari ini. Saat menikmati kesendiriannya, tanpa diduga Glen masuk bersama Noah dan duduk bersamanya. Glen adalah adik dari Cindy, teman kuliahnya dan Glen menyukai Netta karena kecantikan dan keseksian gadis itu. Tapi Netta tidak pernah menanggapi Glen, karena hatinya telah menjadi milik Max!

" Darimana lo tahu gue disini?" tanya Netta.

" Gue tahu semua tentang lo, Net!" jawab Glen.

" Bullshit! Cepet ngomong, ngapain lo kesini?" tanya Netta dengan nada sinis.

" Kakak gue pengen ketemu sama lo!" jawab Glen.

" Dimana dia?" tanya Netta.

" Disebelah!" jawab Glen. Netta lalu menghubungi Cindy untuk memastikan perkataan Glen, walau Netta adalah orang yang ceroboh, tapi jika tentang sesuatu yang menurutnya berbahaya, dia akan selalu waspada.

" Halo, Cin?! Ada apa?" N

" Eh, Net! Lo bisa kesebelah? Gue ada perlu sama lo!" C

" Ok!" N

Netta menutup panggilannya tanpa curiga sama sekali, dia mematikan rokoknya dan menghabiskan minumannya. Netta berjalan keluar dari kamar VVIPnya dan masuk kekamar sebelah. Netta melihat ke sekeliling ruangan yang telah dibukanya, kosong! Netta akan memutar tubuhnya saat Glen membekap mulutnya dengan sapu tangan. Seketika pandangan Netta memudar dan tubuhnya lemas akibat menghisap obat bius yang telah dituang ke sapu tangan itu. Glen tersenyum smirk, lalu membaringkan tubuh Netta diatas sofa.

" Gue sangat menginginkan lo, Netta! Tapi lo selalu menghindari dan menolak gue!" ucap Glen sambil mengelus kulit tangan Netta yang halus karena Netta sangat memperhatikan keadaan tubuhnya dengan rutin pergi melakukan perawatan ke salon.

" Lo sangat seksi dan menggairahkan, sayang!" kata Glen lagi. Lalu dia membuka pakaiannya dan akan mencumbu Netta.

Beberapa saat kemudian Netta membuka matanya, dia merasakan sakit dikepalanya.

" Minumlah!" suara seksi seorang pria terdengar merdu ditelinganya.

" Max?" ucap Netta lembut dan tersenyum melihat pria yang telah membuat hidupnya porak poranda saat ini ada dihadapannya. Netta menerima obat dan air mineral yang diberikan Max lalu menelan obat tersebut.

" Lo nggak takut gue akan ngasih lo obat perangsang?" tanya Max dingin.

" Gue rela, Max!" jawab Netta pasrah.

" Apa yang terjadi?" tanya Netta.

" Kekasihmu hampir memperkosamu!" jawab Max.

" Dia bukan siapa-siapa!" jawab Netta santai.

" Kenapa lo bisa disitu?" tanya Max dengan nada curiga dan Netta bisa mendengar dengan jelas apa maksud perkataan Max dari nadanya.

" Gue dijebak!" jawab Netta singkat, dia tidak mau berlama-lama berdekatan dengan pria itu, karena dia takut akan melakukan sesuatu yang tidak pantas. Netta mencoba berdiri dengan tegak, tapi tiba-tiba tubuhnya limbung dan Max menangkapnya dengan cepat. Mata mereka bersirobok dan membuat jantung Netta bekerja dengan cepat. Deg-deg! Deg-deg! Netta tidak ingin Max mendengar suara jantungnya, karena itu dengan cepat dia melepaskan tangan Max dan mencoba berdiri kembali. Netta berjalan tertatih ke arah pintu sambil sesekali berpegangan pada sesuatu karena kepalanya yang masih terasa sedikit pusing akibat obat bius yang diberikan Glen belum sepenuhnya hilang. Tapi baru beberapa langkah tubuhnya kembali limbung dan jatuh ke pelukan Max yang dengan cepat menangkapnya. Harum vanilla dari tubuh Max menguar dan terhirup oleh indra penciumannya, membuat Netta tersihir hingga beberapa saat. Wajah mereka begitu dekat, dengan reflek Netta memejamkan matanya dan mengecup bibir Max dengan lembut. Netta terkejut, karena walau hanya sepersekian detik Netta bisa merasakan jika Max membalas kecupannya dengan sangat lembut. Netta merasakan bibir seksi Max yang sedikit tebal dan merah karena Max bukan seorang perokok. Netta tersenyum, tapi Max dengan cepat berdiri melepas dan menjauhinya tanpa mengatakan apa-apa.