2 2. Perkenalan

" Astaga, Net! Tu barang'kan penting banget!" kata Axel.

" Tau nih! Gue emang sering lupa bawa! Karna gue males banget pegang Hp!" jawab Netta.

" Baru kali ini gue denger cewek males sama Hp!" kata Axel semakin kagum sama gadis di depannya itu.

" Gimana lagi? Nggak begitu suka!" jawab Netta

" Ok! Nanti gue bilang sama Arya pesan lo! Gue cabut dulu, ntar lagi ada kelas!" kata Axel dengan wajah tersenyum yang dipaksakan dan dia sangat penasaran dengan hubungan mereka berdua.

" Ok! Gue juga mau cabut!" kata Netta berdiri.

" Ok! Sampe ketemu nanti malam!" kata Axel lalu mereka berpisah. Netta pergi ke arah parkiran yang ternyata kedua sahabatnya telah ada disana.

" Lo berdua sengaja kan ninggalin gue sama Axel!" kata Netta.

" Gimana?" tanya Sherly.

" Apanya yang gimana?" tanya Netta.

" Si Axel?" jawab Sherly.

" Kenapa nggak nanya sendiri?" jawab Netta cuek.

" Serius, Non!" kata Sherly.

" Lo bedua ini, ya! Udah ah, nggak penting juga!" kata Netta.

" Kasihan si Axel, Net!" kata Linda.

" Iya! Sepertinya dia suka banget sama lo!" sahut Sherly.

" Gue lagi males pacaran, girls!" jawab Netta.

" Lagian, Kalian tahu sendiri, siapa yang nggak suka sama gue?" kata Netta percaya Diri.

" Iya! Percaya! Percaya" jawab Linda pura-pura sebel.

" Mulai lagi, deh, narsisnya!" goda Sherly.

" Gue lagi mau nyoba rasa baru!" kata Netta pelan.

" Rasa baru apa'an?" tanya Linda.

" Om-om, gitu?" kepo Sherly.

" Atau babe-babe?" sahut Linda.

" Bisa jadi!" jawab Netta cuek.

" Gila lo ya! Masak mau ngebandingi sama Axel yang ganteng, baik, tajir melintir itu!" kata Sherly.

" Nggak normal lo, Net!" kata Sherly.

" Emang gue harus bilang wow gitu? Halo! Gue juga tajir kalee!" kata Netta.

" Tapi dia..."

" Udah, deh! Kok jadi kalian yang heboh?" kata Netta.

" Ato jangan-jangan Axel menyuruh kalian buat ngompor=ngomporin gue, ya?" Netta menggoda sahabatnya itu.

" Sialan, lo!" kata Linda dan Sherly.

" Abis, kalian kayak tukang obat!" kata Netta tersenyum.

" Sialan!" jawab Sherly cemberut.

" Udah, ah! Ayo cabut, ntar keburu sore!" kata Netta. Kemudian mereka pergi menuju mall seperti yang telah direncanakan untuk membeli pakaian.

" Netta!" panggil seseorang saat mereka sedang duduk di Pujasera. Netta mencari asal suara tersebut.

" Arya? Ngapain? Sama Kak Vina? Mana dia?" tanya Netta terus-menerus dan kepalanya melihat kekanan kekiri mencari-cari.

" Nggak! Gue kesini sama temen!" kata Arya adik Vina.

" Kak Vina kemana?" tanya Netta.

" Dia lagi kencan!" kata Arya. Netta jadi penasaran dengan kekasih Vina.

" Gue denger Kak Vina mau tunangan dan nikah?" tanya Netta dengan suara pelan.

" Iya!" kata Arya.

" Apa dia lebih hebat dari Kak Kenzi?" tanya Netta penasaran.

" Mungkin!" kata Arya.

" Apa maksud lo?" tanya Netta kaget.

" Gue denger, sih, dia tajir melintir tir!" kata Arya.

" Apa dia lebih tampan dari kakak gue?" tanya Netta lagi.

" Bisa dibilang begitu!" jawab Arya.

" Wah! Ganteng banget, dong!" kata Netta. Dia pasti sangat istimewa! Kakak gue adalah cowok idaman gadis2 kampus gue! Kalo dia lebih dari Kak Arya, brati dia sangat istimewa! batin Netta.

" Kapan mereka akan menikah?" tanya Netta.

" Bulan depan!" jawab Arya.

" Secepat itu?" tanya Netta.

" Iya! Pihak pria yang udah nggak tahan dah ngempet! Hahaha!" kata Arya tertawa.

" Sialan, lo!" kata Netta.

" Lo harus jadi pendamping gue, Net!" kata Arya.

" Males banget!" sahut Netta.

" Kok gitu, Net?" tanya Arya cemberut.

" Bawa aja si Sherly tu!" kata Netta.

" Apa'an, sih, lu Net!" sahut Sherly malu. Netta tahu jika Sherly naksir sama Arya, tapi dia tidak berani mengatakan.

" Gue maunya lo!" kata Arya tegas.

" Sorry, Ar! Gue nggak bisa! Gue akan datang sebagai adik Kak Vina!" jawab Netta. Wajah Arya seketika menjadi sinis pada Netta.

" Ar! Ayo! Dah, ditungguin, tuh!" panggil seorang laki-laki yang berjalan mendekati Arya.

" Bentar, Yon!" jawab Arya.

" Pokoknya lo harus mau! Gue akan bilang sama papa lo!" kata Arya.

" Apa? Nggak usah ngancem-ngancem, deh! Dasar tengil!" kata Netta sebel. Papanya memang sangat menyayangi bocah itu, bahkan papanya kadang terlalu percaya pada Arya.

" Makanya lo kudu mau!" kata Arya masih bersikukuh.

" Liat entar, deh! Sebel gue sama lo!" kata Netta kesal.

" Biar aja! Yang penting kalo kita udah nikah lo kudu nurut sama gue!" kata arya nggak mau kalah.

" Siapa juga yang mau sama lo! Kepedean banget!" jawab Netta sebel.

" Gue akan minta lo ke papa!" kata Arya.

" Cabut nggak lo? Gue lempar juga lo!" kata Netta bertambah sebel.

" Nggak ada cowok yang bakal mau sama cewek galak kayak lo kecuali gueeee!" teriak Arya sambil lari meninggalkan Netta yang cemberut.

" Enak aja! Cewek cantik kayak gue? Buta kalee! Dasar dodol!" gerutu Netta.

Netta memarkirkan mobilnya ke dalam garasi, dia melihat ada sebuah mobil mewah terparkir di rumahnya. Punya siapa? Apa teman papa? batin Netta. Lalu dia masuk ke dalam rumahnya.

" Kak Vinaaaa!" panggil Netta saat melihat Vina yang sedang duduk sendiri sambil memainkan ponselnya di kursi tamu rumahnya.

" Netta!" sahut Vina. Lalu Netta memeluk wanita itu dengan eratnya dan dengan wajah berbinar. Netta telah menganggap Vina sebagai kakaknya sendiri, karena dia tidak memiliki kakak perempuan.

" Baru pulang kuliah?" tanya Vina.

" Iya, kak! Tumben kakak kesini? Katanya lagi sibuk?" kata Netta.

" Iya! Kakak hanya ingin memberitahu kalian jika kakak akan bertunangan dan menikah!" kata Vina.

" Apa? Menikah? Dengan siapa? Apa dengan Kak Kenzi?" tanya Netta sumringah.

" Kamu bercanda? Tentu saja tidak, Netta! Lo tau sendiri kalo gue sama kakak lo hanya bersahabat sejak dulu! Dan Lo juga tahu kalo kakak lo udah punya pacar!" jawab Vina tersenyum. Wajah Netta seketika berubah menjadi sedih. Dia sangat menginginkan Vina untuk menjadi kakak iparnya, karena dia sangat menyukai dan mengagumi wanita itu.

" Lalu kakak akan menikah dengan siapa? Apa Netta kenal? Dan kenapa cepet sekali?" tanya Netta tidak sabaran.

" Itu orangnya!" tunjuk Vina ke arah pintu masuk rumahnya. Netta mengikuti arah telunjuk Vina yang menunjuk ke pintu masuk rumahnya. Deg..deg..deg! Jantungnya tiba-tiba berdetak cepat saat dia melihat seorang pria tampan, sangat tampan malah, dengan postur tubuh tinggi besar dan memakai pakaian jas yang sangat pas di badan sedang tersenyum pada...ku?

" Sayang!" panggil Vina.

" Maaf meninggalkanmu sendiri, sayang!" ucap pria itu yang datang bersama Kenzi.

" Tidak apa-apa! Apa kalian sudah puas?" tanya Vina.

" Lumayan!" jawab Kenzi.

" O, ya! Sayang, kenalkan ini Netta, adik dari Kenzi! Dan Netta, ini Max, calon suami gue!" kata Vina.

" Hai, Max!" sapa Max mengulurkan tangannya dan tersenyum.

" Hai juga! Arnetta!" jawab Netta menyambut uluran tangan Max. Dia berusaha untuk tersenyum walau dipaksakan. Dia kembali merasa jantungnya berdetak tak berirama, kali ini kadang pelan, kadang kencang. Dia merasa dirinya telah jatuh dalam perangkap cinta Max. Kenapa Kak Vina tidak menikah dengan Kak Kenzi aja? Kenapa dengan dia? Kenapa bukan gue yang ketemu dia dulu? batin Netta sedih dan patah hati sebelum memulai.

avataravatar
Next chapter