webnovel

Tangisan Rindu

"Tak perlu ragu untuk mengucap atau pun memulai. Aku sudah paham dan mengetahuinya sejak dulu. Cinta memang tidak dapat dipaksa, pun aku tak bisa memaksa dirimu agar lulus 'melupa'. Semuanya memiliki hak. Aku berharap padamu, kamu berharap padanya. Biar saja." -o0o- Lupakan saja apa yang sudah terjadi. Miliki seutuhnya tentang apa yang baru kita peroleh saat ini. Karna kesempatan tak mampu didapat untuk yang kedua kali. Jika memang dapat, itu mungkin anugrah. Kita bersyukur saja atas semua yang telah dikehendaki oleh-Nya. Jangan menuntut, atau pun menyesali. Karna semua hal pasti akan indah pada waktunya. Percayalah.

SitiMaisyaroh2_ · วัยรุ่น
Not enough ratings
416 Chs

Berdebat 2

"Terserah kamu mau bilang apa juga, Reine. Semuanya sudah jelas dan tak perlu diperdebatkan lagi."

"Hamzah aku mohon...."

Dia akan pergi tapi aku segera mendahuluinya lalu mengunci pintu.

"Aku tak akan membiarkan kamu pergi sebelum kamu mendengar semua ucapanku."

Hamzah berdecak kesal kemudian membelakangiku.

"Aku tak pernah mengenal dan menyangka bahwa Hamzah ternyata seperti ini. Dia tak banyak mengutarakan apa pun ketika sedang marah." aku berjinjit menahan sakit kemudian menghadapnya.

"Sekarang kamu mau memutuskan semuanya? Baik." kataku sambil berusaha memberinya senyuman, "lalu bagaimana dengan hatimu?"

"Untuk apa kamu ingin tahu urusannya, Reine? Bukankah dari dulu kamu tak peduli padaku?"

Dia membuatku duduk.

"Sekarang aku sudah sadar dan pergi adalah pilihan utamaku. Tapi aku heran kepadamu, sebenarnya kamu ini mau apa? Ketika aku masih di sini, kamu memintaku pergi. Dan saat aku ingin pergi, kamu menahanku untuk tetap di sini."

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com