Kedua insan yang saling mencintai itu kini tengah duduk di bawah pohon sambil memakan es krim.
Mereka tampak sekali nyaman dan menikmati saat-saat yang indah dan langka seperti itu.
Apalagi bagi seorang Rizki, dia seperti sudah menemukan dunianya yang sebenar-benarnya.
Dia sangat menyukai keadaan sederhana seperti itu daripada hidup bergelimangan harta dan mewah, tapi dirinya merasa di penjara di rumahnya sendiri.
"Apa setiap hari libur kamu suka jualan gorengan?" tanya Rizki kemudian.
"Jarang-jarang, sih. Tak selalu hari libur."
"Kamu itu kuat sekali, ya. Aku baru melihat wanita seusia kamu yang berjualan keliling untuk menjajakan gorengan tanpa rasa malu. Nanti kalau kamu mau berjualan lagi, beri tahu aku. Aku mau ikut."
"Malu? Malu untuk apa?" tanya Lia. "Lagi pula aku berniat untuk berjualan, bukan untuk mencuri. Dan aku melakukan semua ini untuk orang tuaku juga. Jadi tak usah malu."
"Iya, ya. Pendapatmu benar sekali."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com