webnovel

Takdir Cinta Yang tertulis (pindah ke wattpad)

Tiba - tiba lelaki itu datang melamarnya, lelaki yang baru saja dia kenal seminggu. Apalagi setelah Sania tau bahwa dia tidak mengerti agama. Bagaimana takdir cinta mereka?

SheDry · ไซไฟ
Not enough ratings
18 Chs

3

Sania akhirnya sampai di Jakarta, dia ke kamar mandi dulu untuk berganti pakaian sambil menunggu Farah di terminal bus.

"Sania" panggil Farah

Sania melihat dari arah belakang ternyata itu Farah. Mereka saling berpelukan karena sudah lama tidak bertemu.

"Kamu apa kabar San?" tanya Farah

"Alhamdulillah baik"

"Kamu makin sukses aja selama kerja di Jakarta"

"Biasa aja aku mah. Ya udah kita balik kerumah"

Mereka pergi kerumah Farah yang tidak terlalu jauh dari terminal bus. Sesampainya di sana Farah mempersilahkan Sania masuk kerumahnya.

"Wah besar banget rumah kamu Far. Gimana aku bisa bayar kalau aku belum kerja"

"Udah ah santai aja sama aku. Bulan ini biar aku yang bayar. Bulan berikutnya baru kita berdua bayar"

"Iya Far, tapi cariin aku kerja. Kerja ditempat kamu juga gak papa. Secepatnya bilang ke bos kamu ya"

"Iya tenang aja, kamu masuk kekamar sana, mandi" ucap Farah

"Oke"

Setelah selesai mandi Sania membereskan pakaiannya untuk masuk kedalam lemarinya. Tidak lama dering ponselnya berbunyi bertanda ada pesan masuk.

Reno : Hay. Jangan lupa sama jaket gue di cuci yang bersih

"Kenapa sih dia, pasti aku akan kembalikan jaketnya gak bakal ia colong nih" kesal Sania

Sania : Waalaikumsalam. Iyah aku akan cuci jaketnya. Emang mau diambil kapan? bisa kita untuk ketemunya

Reno : Secepatnya. Jika sudah selesai beritahu gue

"Ish resek banget sih nih cowok"

Buru buru Sania mencuci jaket Reno dengan bersih dan wangi supaya dia tidak coment saat dikembalikan. Dia tidak ingin jaketnya dikembalikan karena tidak wangi.

****************

Sania dan Farah sedang berada disuatu tempat karaoke. Sania bingung kenapa Farah mengajaknya kesini, padahal tadi kata Farah akan membawanya ketempat kerjanya

"Far kok kesini sih, bukannya kata kamu kerja di restoran?"

"Didalam juga ada restoran Sania" ucap Farah dan masuk kedalam

Sesampainya didalam Sania melirik ke kanan dan ke kiri dia bingung tempat apa ini sebenarnya kenapa ada pria dan wanita sedang bercumbu.

"Far, aku pulang aja deh" ucap Sania kepada Farah karena firasatnya sudah tidak enak dari tadi

"Udah deh, katanya mau cari kerja, ya udah kamu kerja disini"

"Tapi Far..."

"Masuk kedalam sana" ucap Farah menarik tangan Sania dengan kasar.

"Aku pulang aja" ucap Sania keluar dari ruangan

"Tunggu disini. Aku akan panggil bos aku"

Sania menuruti kemauan Farah. Tetapi hatinya sangat takut sekali. Tempat ini bukan yang ia inginkan, Farah sudah menjebaknya untuk bekerja ditempat seperti ini.

"Nih San, bos aku" ucap Farah memperkenalksn bosnya

"Cantik juga nih cewek" ucap bosnya

Bos Fania duduk di kursi berdekatan dengan Sania. Sania yang takut berdiri dan berlari menuju belakang Farah.

"Aku pulang aja Far. Aku gak betah"

"Ah kamu mau aku kasih kerja malah seperti ini. Kamu tunggu aja diluar"

Sania keluar menjauh dari ruangan itu segera ia mengambil ponselnya menghubungi Reno.

Sania : Assalamualaikum. Reno tolong aku. Aku sekarang berada di tempat karaoke di Jakarta

Reno : Lo pikir Karaoke di Jakarta cuma satu apa?

Sania mengirim share lock kepada Reno

Reno : Apa untungnya kalau gue nolongin lo?"

Sania berpikir apa yang harus dia lakukan jika Reno menolongnya.

****************

"Sania... Sania dimana kamu" teriak Farah memanggil Sania

"Far, aku pulang. Aku gak mau kerja disini" ucapnya

Farah menarik tangan Sania dengan kecang membawa ke ruangan tadi. "Kamu udah ditolongin malah seperti ini. Boss aku udah nungguin kamu"

"Lepas Far" lirih Sania

"Stop, lepasin tangannya! " teriak Reno yang datang tiba tiba

"Siapa kamu?" ucap Farah tidak senang

"Gue Reno Abaskara. Asal lo tau ya gue bisa aja hancurin usaha lo, Karena lo belum tau gue seperti apa jika sudah bertindak"

Bossnya hanya diam. Dia tau siapa Reno Abaskara seorang atlet Tenis yang sangat terkenal dengan menghubungi orang orang disekitarnya pasti usahanya akan hancur

"Bos" ucap Farah

"Udah lepasin aja" ucap bosnya

"Denger ya, jangan ada yang berani ganggu dia lagi paham kalian" peringatnya

"Emang dia siapa kamu?"

"She is mine!" ucapnya lalu pergi meninggalkan mereka semua sambik menarik lengan Sania.

"Untuk lo Far, lebih baik jika lo pekerjakan orang buat gue yang benar, bisa bukan?" bossnya pergi dari situ meninggalkan Farah

"Arrghhh liat aja kamu Sania!" gumamnya

****************

Didalam perjalanan Sania dan Reno hanya diam saja tanpa berbicara apapun.

"Kok kamu tau rumah Farah?" ucap Sania bingung saat mobil Reno berenti di depan rumah Sania

"Gak usah banyak omong deh. Lo gak tau kan mau kemana lagi. Sekarang gue kasih waktu sepuluh menit untuk membereskan barang barang kamu" perintahnya

"Ha?"

"Buruan, sebelum Farah datang"

Sania keluar dari mobil Reno dan berenti sejenak didepan mobil Reno. Ia merasa kesal, ingin memukul mobil Reno tapi ia urungkan karena Reno melihat itu, tetapi dia hanya tersenyum melihat tingkah laku Sania.

Dengan cepat Sania membereskan pakaiannya kedalam tas. Dia tidak ingin jika Farah datang kemari saat ia ingin pergi. Dia tidak menyangka yang dia anggap teman selama ini tega menjualnya kepada bossnya itu.

"Lama banget sih, hampir aja mau gue tinggalin" ucap Reno saat Sania keluar dari rumahnya

"Sabar kali. Aku cuma punya dua tangan. Nih jaketnya" ucap Sania memberi jaket Reno

"Good girl, oh ya kenalin gue Reno Abaskara" ucapnya mengulurkan tangannya

"Sania" ucap Sania tidak membalas uluran tangan Reno.

"Oke, Lebih baik kita pergi dari sini"

Didalam mobil Reno memandang Sania dengan heran. " sini tangan lo!" ucap Reno memegang tangan Sania

"Ih apaan sih, jangan pegang - pegang" ucap Sania menarik tangannya kembali yang dipegang Reno

"Ya udah mana tangan lo"

Sania mengulurkan tangannnya kearah Reno. Reno memelihat lalu terkekeh membuat Sania bingung maksud kekehan Reno.

"Tangan lembek, kecil gini mau mukul mobil gue" ejeknya

Pipi Sania memerah karena Reno memperhatikannya saat dia ingin memukul mobil depannya.

Mereka akhirnya pergi meninggalkan rumah Farah.

****************

Sania dan Reno turun dari mobil, Sania yang bingung kenapa dia berada di rumah yang besar ini. Dia berpikir apa ini rumah Reno?

"Ikut gue" perintah Reno.

Sania pun mengikuti Reno dari belakang.

"Sekarang lo tunggu disini, gue masuk kedalam ketemu sama kakek dan nenek gue"

Sania hanya mengangguk.

Reno masuk kedalam rumah kakeknya. Reno melihat nenek dan kakeknya sedang duduk menikmati secangkir teh di meja sambil membaca buku.

"Kakek, nenek " panggil Reno

Suroso dan Mirna kaget mendengar suara cucunya yang datang kerumahnya. Mirna sangat ketakutan jika suaminya akan marah kembali setelah dia mengusir cucunya sendiri.

"Ngapain kamu kemari?" tanya Suroso geram

"Kek, Reno kesini mau minta maaf atas apa yang Reno perbuat" ucapnya tulus

"Minta maaf? udah berapa kali kamu minta maaf sama kami tapi tetap saja melakukan hal itu kembali. Lebih baik kamu pergi!" teriak Suroso

"Mas kamu jangan marah marah. Nanti jantungnya kambuh" ucap Mirna khawatir

"Cucu kita ini gak pantas ada sini. Sukanya bikin malu keluarga sama seperti kedua orang tua kamu"

Ya Reno sadar apa yang dia lakukan kepada kakek dan neneknya, dia sudah banyak menimbulkan masalah dan membuat mereka kecewa. Terlebih lagi dengan kakeknya selalu memarahinya. Kedua orang tua Reno tidak memperdulikannya lagi mereka malah sekarang tinggal diluar negeri tanpa memikirkannya dia hancur disini.

"Kakek, Reno janji sama kakek ini untuk terakhir kalinya melakukan hal seperti itu" lirihnya

"Apa buktinya kamu akan berubah?" dingin Suroso

"Reno mau menikah ke?" ucap Reno yakin

"Apa???" ucap mereka kompak

"Mau menikah dengan siapa? dengan Tara? atau dengan wanita gak bener?" tanya Kakek

"Nggak, kek. Dia gak seperti wanita lainnya. Dia wanita yang kalian idam - idamkan untuk mendampingi Reno" ucapnya "Kakek sama nenek tunggu disini, Reno bawa wanita ini kehadapan kalian" ucapnya kembali dan pergi ke Sania berada sekarang

Sania yang sedari takut dan khawatir mendengar pertengkaran Reno dan kakeknya membuatnya takut ingin bertemu

"Sania, ikut gue masuk kedalam"

"Aku pergi aja dari sini" ucapnya pergi

Sania yang ingin segera pergi mencekal tangan Sania dan membawanya kedalam, membuat Sania berontak ingin tangannya dilepaskan.

"Lepasin aku" lirihnya

"Ini kek, nek. Kenalin namanya Sania"

Suroso dan Mirna saling berpandangan, apa benar ini pilihan cucunya. Mereka tidak yakin dengan pilihannya. Wanita ini menurutnya sangat baik bagi Reno yang nakal seperti ini. Sania sangatlah cantik, pakaiannya sopan, memakai hijab apa tidak salah dengan ini semua.

"Kamu yakin?" ucap kakek

"Yakin kek, Reno ingin dia menjadi istrinya"

Sania yang masih mengusap - usap tangannya akibat Reno menariknya sangat syok dengan perkataan Reno. Bagaimana tidak dia harus membalas budi dengan cara menjadi istrinya.

"Istri? kamu gila" teriak Sania kaget

"Gue beneran Sania"

"Maaf kakek nenek kayaknya ini ada salah paham deh. Saya sama Reno gak ada hubungan apa - apa kok" jelas Sania

Mirna dan Suroso bingung apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa Sania berkata berbeda dengan Reno.

"Kalau gitu saya permisi. Assalamualaikum" ucapnya lalu pergi meninggalkan mereka semua.

Kakek, nenek Reno permisi sebentar" ucap Reno lalu berlari menyusul Sania.

Suroso dan Mirna saling tersenyum dengan perubahan cucunya dengan membawa calon cucu mantunya yang begitu muslimah.