webnovel

Takdir Cinta Yang tertulis (pindah ke wattpad)

Tiba - tiba lelaki itu datang melamarnya, lelaki yang baru saja dia kenal seminggu. Apalagi setelah Sania tau bahwa dia tidak mengerti agama. Bagaimana takdir cinta mereka?

SheDry · Sci-fi
Not enough ratings
18 Chs

2

Suara musik di club itu sangat lah riuh banyak anak muda yang berjoget menikmati alunan lagu. Reno yang datang segera menghampiri temannya Axel.

"Hay bro lama gak keliatan kemana aja lo" ucap Axel

"Biasa lah mau ada pertandingan tenis jadi sibuk gitu"

"Oh yang atlet mah susah"

"Gue kesana ya" ucap Reno pergi ke tempat orang sedang berjoget

"Oke" ucap Axel

Reno berjoget sambil mengangkatkan kedua tangannya keatas, alunan musik semakin kencang dan juga pastinya semakin ramai.

"My baby" panggil Tara yang muncul tiba tiba

"Tara?" ucap Reno kaget

"Kenapa sih kaget gitu ketemu pacarnya"

"Siapa yang pacar kamu, aku sama kamu udah end" ucapnya pergi begitu saja dari hadapan Reno

"My baby tunggu" ucapnya mengejar Reno

Reno kembali ke tempat duduknya yang sudah ada Axel disebelahnya

"Cepet banget?" tanya Axel

"Males gue, ada cewek bar bar"

"Baby kenapa kamu tinggalin aku sih" ucap Tara bergelayutan dilengan Reno

"Lepas" ucap Reno melepaskan tangannya dari Tara

"Oh jadi cewek bar barnya dia" ucap Axel

"Kamu bilang aku cewek bar bar. Jahat banget sih" ucapnya rajuk

"Kenalin gue Axel temennya Reno" ucap Axel mengulurkan tangannya ke Tara tetapi Tara tidak meresponnya

"Gue balik ya Xel" ucap Reno

"Cepet banget"

"Bad mood gue" Pergi Reno dari Tara dan Axel

"Baby" teriak Tara tapi tidak memperdulikannya

"Kenapa sih lo masih sama Reno. Dia kayaknya ilfil deh sama lo" ucap Axel

"Tau apa lo sama kehidupan gue" Tara pergi dari hadapan Axel yang mencibirnya terus.

"Awas aja kamu Reno. Aku akan kasih pelajaran sedikit supaya kamu bisa liat aku" gumam Tara sambil tersenyum licik merencanakan sesuatu.

****************

"Ya Allah aku harus kemana sekarang?" tanya Sania bingung ia akan kemana saat ini.

Sania bingung dia tak tau arah ingin pergi kemana karena keluarga satu satunya hanya tante Rina seorang.

Duarrrr

Suara petir menggelegar. Sania semakin takut akan bunyi petir yang sangat kuat. terlebih ia mendengar suara hewan liar seperti ingin menerkamnya. Sania melihat kekiri kekanan kebelakang tidak ada apa apa. Suara itu semakin nyaring tanpa berpikir panjang Sania segera berlari untuk menghindari hewan liar tersebut

Sania berlari karena hujan sudah turun dengan derasnya ia singgah dirumah kosong duduk di depan rumah itu. Dia tidak mau masuk karena takut.

****************

Plak

Suara tamparan ke pipi Reno terdengar. Ia ditampar oleh kakeknya sendiri karena kelakuan yang ia perbuat.

"Kakek!" teriak Reno

"Apa ini. Maksud kamu apa melakukan hal yang dilarang agama pergi ke club dan minum - minuman alkohol" ucap kakek sambil menunjukan ponsel ke Reno.

"Reno hanya pergi cuma sebentar aja kek, apa salah?"

"Salah Reno. Itu perbuatan dosa mau sampai kapan kamu seperti ini melakukan yang dilarang oleh agama"

"Mas, sudah jangan marahi Reno kasian dia. Dia hanya khilaf mas" ucap nenek membela cucu kesayangannya

"Kamu bela saja cucu yang gak tau diri ini. Semakin hari semakin jadi kelakuannya sama seperti mamanya itu" marah kakek.

"Kek, Reno gak macam - macam disana hanya sekedar minum saja" tuturnya

"Tetap saja Reno. Sekarang lebih baik kamu pergi dari rumah ini. Kakek tidak mau punya cucu seperti kamu"

"Oke. Fine! kalau itu mau kakek aku pergi dari sini" ucap Reno marah dan pergi dari mereka berdua

"Reno.... Reno. Mas tahan Reno biar gak pergi" mohon Mirna kepada suaminya tetapi tidak memperdulikannya dan pergi dari situ.

"Aaarrgghhhh" teriak Reno lalu pergi keluar dari rumah kakek dan neneknya.

Reno mengendarai mobilnya sangat kencang karena ia sangat marah dengan tindakan kakeknya menampar dirinya. Perasaan Reno tiba tiba tidak enak ada yang salah dengan mobilnya. Lalu Reno keluar mobil dan mengecek dan ternyata ban mobilnya bocor membuat Reno semakin kesal.

"SHIT!!!" maki Reno

"Jam segini mana ada bengkel buka. Kenapa harus sekarang sih" ucap reno dalam hati

Duarrrr

Petir sudah bergelegar dimana mana. Reno yang sadar akan turun hujan segera berlari untuk mencari tempat berteduh. Akhirnya Reno masuk kedalam rumah kosong itu untuk berteduh.

****************

Sania yang masih saja duduk berdiam diri di depan rumah itu segera masuk karena hujan semakin lebat dan suara petir dimana mana.

"Oh kenapa aku masuk kesini" ucapnya sendiri

Sania melirik ke arah kirinya melihat ada bayangan putih yang menghampirinya. Bayangan itu semakin dekat saja. Saat bayangan itu mendekat Sania langsung menundukkan kepalanya kebawah dan membaca surah surah pendek yang ia hafal.

"Hello" ucap Reno mencolek lengan Sania

Sania yang masih saja takut dan membaca surah surah tersebut pelan pelan mengangkat kepalanya dan memandang siapa yang mencolek dirinya. Dan hatinya terasa lega karena ternyata bukan hantu yang ia liat melainkan seorang laki laki tampan.

"Alhamdulillah" ucapnya syukur

"Lo kenapa? ketakutan gitu"

"Aku kira kamu hantu"

"Ck. Hantu setampan ini?" sombong Reno "Lo ngapain disini malam malam kabur ya dari rumah?" tanya Reno

"Aku bukan kabur tapi aku diusir tanteku"

"Oh gitu"

"Kamu sendiri kenapa disini?" tanya Sania kembali

"Mobil gue mogok plus bannya bocor. Sial bangetkan hidup gue"

sania diam saja tanpa mengucapkan apa apa dan terdiam.

"Lo kenapa tiba tiba lari dari luar dan ngos ngosan kesini?" tanya Reno penasaran

"Habis dikejar sama kerbau kaki pendek"

"Kerbau kaki pendek?" tanya Reno bingung

"Kamu gak tau kerbau kaki pendek?"

"No"

"itu artinya babi"

"Babi hutan?"

"Iya babi hutan"

"Oh bahasa apa sih tuh, gue baru denger"

Sania hanya menggelengkan kepalanya.

"Aku lebih baik pergi dari sini" ucap Sania segera keluar dari rumah itu

"Lo mau kemana hujan kayak gini? gue gak ada masalah lo mau pergi sekarang tapi lo yakin akan nerobos hujan kayak gini?"

Ada benarnya juga kata Reno. Apalagi ini sudah tengah malam ia harus kemana hujan seperti ini yang ada mungkin akan dibegal sama orang. Sania akhirnya memutuskan untuk bermalam sampai hujan reda.

"Lo tidur disana gue disini asal lo tau batasannya gue gak akan macem - macem sama lo" ucapnya

Sania hanya mengangguk. Cuaca disini sangatlah dingin membuat Sania kedinginan memeluk tubuhnya sendiri. Reno yang melihat itu tidak tega dan memberikan jaket yang ia pakai untuk Sania.

"Pakai nih" ucap Reno melemparkan jaket ke Sania

"Makasih"

"Hmm" gumamnya

akhirnya mereka tertidur dengan nyenyaknya. Keesokan paginya Sania terbangun dari tidurnya ternyata hujan sudah reda. Sania mengambil ponselnya menghubungi temannya yang berada di Jakarta saat ini.

Sania : Assalamualaikum Farah. Kamu sekarang dimana? aku diusir dengan tanteku dan sekarang aku bingung mau kemana. Boleh aku kerumah kamu?

Ting pesan masuk tak lama kemudian

Farah : Hay Sania. Memang ya tante kamu jahat banget sih pengen aku bejek - bejek tuh orang. Kamu kesini aja aku di Jakarta datang aja kerumah aku

Ternyata Farah sangat Welcome kepadanya. Dia segera bangun dan keluar dari rumah itu meninggalkan Reno yang masih tidur disana.

"Hey" teriak Reno keluar dari rumah itu

"Lo mau kemana?" tanyanya

"Aku mau ke Jakarta ketempat temanku"

"Lo mau kesana? lo yakin dia akan membantu lo. Gue bilang ya jangan mudah percaya dengan orang lain" peringatnya

"Kamu kenapa sih, bicara seperti itu"

"Liat aja entar apa yang dilakuin sama temen lo"

Sania merasa kesal membuka jaket dan memberikan kepada Reno.

"Nih" ucapnya memberikan jaket itu

"Handphone lo mana?"

"Buat apa?"

"Udah ah sini" ucap Reno merampas ponsel milik Sania ditangannya.

"Ini nomor gue. Lo bisa hubungi gue saat jaket ini sudah dicuci bersih" ucapnya meninggalkan Sania tanpa menoleh kembali

Sania pun segera pergi dari rumah itu dan ke Jakarta menemui temannya.