webnovel

Bab 0: Prolog

"ARISE!"

Sebuah suara yang mampu terdengar hingga alam kematian itu terucap dari mulut seorang manusia berambut hitam yang berada tepat di depanku.

Seorang manusia biasa yang telah mewarisi seluruh kekuatanku dan memilih untuk mengemban tugas berat yang bahkan tidak bisa kuselesaikan daripada tetap berada di dunia impian buatannya.

Aku yang telah menyaksikannya tumbuh cepat dari yang awalnya hanyalah seorang manusia kecil, kurus dan lemah yang terus berjuang di dalam dungeon yang sama sekali tidak cocok bagi dirinya yang merupakan Hunter terlemah.

Melihatnya perlahan menghilang menjadi pecahan cahaya membuatku tersenyum dari balik helm logam hitamku.

'Manusia memang makhluk yang menarik'

Setelah menyaksikan penggantiku menghilang dari pandanganku, aku merasakan kebebasan yang tidak pernah kurasakan.

Seluruh perasaan marah dan dendam kepada para Ruler maupun Monarch yang menghianatiku menghilang seketika.

Dengan itu, aku merasa kehadiranku di dunia ini sudah tidak ada artinya.

Mengingat kembali kehidupanku yang penuh konflik membuatku tidak bisa beristirahat.

Dari yang awalnya diriku masih menjadi salah satu dari 8 Fragment of Brillian Light yang berperang untuk melindungi dunia dari musuh kami, 8 Monarch yang hanya menginginkan kehancuran.

Kami terus berperang, berperang, dan berperang.

Puluhan tahun, ratusan tahun, hingga bahkan ribuan tahun telah berlalu sejak dimulainya perang tanpa akhir itu.

Jutaan nyawa melayang setiap saat di medan perang itu.

Aku terus mengangkat panji perang seperti yang telah diperintahkan oleh pencipta kami, The Absolute.

Tetapi semua itu berubah saat para saudaraku, 7 Fragment of Brilliant Light mengangkat panji pemberontakan setelah mereka mengetahui bahwa The Absolute tidak mau membantu kami untuk mengalahkan para Monarch dan mengakhiri perang tanpa akhir itu.

Aku tidak memberontak seperti saudaraku yang lain, akan tetapi aku terus setia pada pencipta kami dan mencoba menghentikan mereka dari membunuh The Absolute.

Meskipun begitu, kekuatanku tidak cukup untuk menghentikan mereka semua, hingga akhirnya seluruh pasukanku yang masih setia padaku terbunuh dan aku pun hampir tewas.

Namun The Absolute sepertinya tidak meninggalkanku, dia diam-diam menempatkan kekuatan yang sangat besar padaku.

Kekuatan yang diberikan The Absolute sangat besar, saking besarnya aku bahkan mampu kembali berdiri dan membangkitkan jiwa-jiwa dari seluruh pasukan yang telah tewas untuk menjadi tentara bayanganku.

Dengan kekuatan itu, aku kembali melawan para Saudaraku yang memberontak hingga akhirnya berhasil mengusir mereka dari tempat The Absolute dan mendapatkan banyak tentara bayangan.

Akan tetapi semua itu terlambat, saat aku mencapai singgasana, yang kulihat hanyalah mayat The Absolute yang telah tertancap di tubuhnya berbagai tombak saudaraku.

Perasaan kecewa, amarah, dan dendam kepada para saudaraku yang kini telah menyebut diri mereka sebagai para Ruler membuatku bergabung dengan para Monarch dan menjadi Monarch kesembilan, Shadow Monarch.

Aku pun kembali berperang, kini berperang melawan mereka yang pernah menjadi rekan seperjuanganku.

Namun takdir sepertinya kembali mempermainkan diriku, aku kembali dihadapkan dengan penghianatan.

Kali ini dari pihak Monarch yang berusaha membunuhku karena ketakutan mereka terhadapku.

Hingga akhirnya aku mengalahkan Beast Monarch dan membunuh White Flame Monarch, Baran.

Yang mana dalam pertempuran itu, aku kehilangan sebagian besar pasukan bayanganku.

Sampai setelah pertempuran itu, para Ruler yang merupakan musuhku datang melihat kehancuran pasukan bayanganku yang disebabkan oleh pertempuranku melawan Beast Monarch dan White Flame Monarch.

Sesaat aku merasakan bahwa mungkin ini adalah akhir diriku.

Kemudian hal yang mengejutkan pun terjadi.

Alih-alih membunuhku, para Ruler berjalan dan kemudian bersimpuh di depanku.

Mereka mengatakan bahwa mereka meminta maaf dan memohon ampunan dariku.

Aku yang melihat pemandangan itu merasakan bahwa perasaan amarah, dendam, dan kekecewaan yang terus melanda diriku lenyap.

Aku langsung merasa bahwa tidak ada tempat bagiku di dunia, bahwa aku hanya merasa ingin beristirahat selamanya.

Hingga takdir membawaku ke sebuah planet yang bernama Bumi dan seorang manusia yang bernama Sung Jin Woo.

Melalui dirinya, aku melihat bahwa harapan akan kedamaian istirahat yang kuimpikan berada bersamanya.

Karena pengalamannya yang terus menerus dekat dengan kematian membuatnya bisa menampung kekuatan kematian itu sendiri.

Yang membawa hingga saat ini, saat di mana dia telah berhasil sepenuhnya mewarisi kekuatanku.

Dan aku pun akhirnya bisa melakukan 'istirahat' yang selalu kuinginkan.

Memandang ke arah kegelapan yang tanpa akhir, aku melangkahkan kakiku dan menuju kegelapan itu.

Memikirkan kembali sosok seorang manusia yang membuatku tersenyum menimbulkan pemikiranku yang aneh.

'Sungguh beruntung manusia bisa menjalankan kehidupan mereka yang bebas. Aku berpikir jika seandainya...'

Gambaran bahwa diriku, The Greatest Fragment of Brilliant Light dan Shadow Monarch menjadi seorang manusia di bumi.

Membayangkannya saja membuatku terkekeh dengan pemikiran aneh itu.

Aku terus berjalan dan berjalan hingga 'sesuatu' membuat penglihatanku menjadi berat.

Kemudian sebuah suara yang menjadi alasan mengapa aku melewati semua ini terdengar.

"Kamu telah melakukan yang terbaik Ashborn, mungkin aku bisa mengabulkan keinginan kecilmu"

Suara makhluk tertinggi yang telah kuanggap telah menghilang terdengar jelas bagiku sebelum penglihatanku sepenuhnya menjadi gelap, bahkan lebih gelap dari kegelapan tak terbatas.