webnovel

Sorry, i love him

WARNING!! Adult konten banyak adegan dewasa dan kekerasan

NvigirlFanaticzz · LGBT+
Not enough ratings
40 Chs

part 11

Hari ini Jungkook sudah mencapai batas kekesalannya bagaimana tidak Jimin si pemuda mungil itu selalu menolak ajakannya untuk sekedar makan siang ataupun makan malam.

Sudah 5 hari ia tak bertemu pemuda mungil itu. Alasan sibuk yang terus ia dapatkan seperti sekarang ini, jungkook sangat bosan di hari liburnya. Ia pun mencoba mengirim pesan pada jimin untuk menghabiskan waktu seharian ini bersama.

𝙁𝙧𝙤𝙢: 𝙔𝙤𝙪

𝙏𝙤: 𝙅𝙞𝙢𝙞𝙣

𝙹𝚒𝚖𝚒𝚗

𝙹𝚒𝚖𝚒𝚗-𝚊𝚑!!

𝙰𝚙𝚊 𝚔𝚊𝚞 𝚜𝚒𝚋𝚞𝚔?

𝙁𝙧𝙤𝙢: 𝙅𝙞𝙢𝙞𝙣

𝙏𝙤: 𝙔𝙤𝙪

𝙽𝚎 𝙹𝚞𝚗𝚐𝚔𝚘𝚘𝚔

𝙰𝚍𝚊 𝚊𝚙𝚊?

𝙁𝙧𝙤𝙢: 𝙔𝙤𝙪

𝙏𝙤: 𝙅𝙞𝙢𝙞𝙣

𝙰𝚙𝚊 𝚔𝚊𝚞 𝚊𝚍𝚊 𝚠𝚊𝚔𝚝𝚞 𝚑𝚊𝚛𝚒 𝚒𝚗𝚒?

𝙁𝙧𝙤𝙢: 𝙅𝙞𝙢𝙞𝙣

𝙏𝙤: 𝙔𝙤𝙪

𝙼𝚊𝚊𝚏 𝚔𝚘𝚘𝚔, 𝚑𝚊𝚛𝚒 𝚒𝚗𝚒 𝚊𝚔𝚞 𝚜𝚎𝚍𝚊𝚗𝚐 𝚜𝚒𝚋𝚞𝚔

𝙁𝙧𝙤𝙢: 𝙔𝙤𝙪

𝙏𝙤: 𝙅𝙞𝙢𝙞𝙣

𝙴𝚘𝚑.. 𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛𝚔𝚊𝚑?

𝙰𝚙𝚊 𝚊𝚍𝚊 𝚠𝚊𝚔𝚝𝚞 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚗𝚝𝚊𝚛 𝚜𝚊𝚓𝚊?

𝙰𝚔𝚞 𝚖𝚎𝚛𝚒𝚗𝚍𝚞𝚔𝚊𝚗𝚖𝚞

𝙁𝙧𝙤𝙢: 𝙅𝙞𝙢𝙞𝙣

𝙏𝙤: 𝙔𝙤𝙪

𝙴𝚑? 𝚛𝚒𝚗𝚍𝚞? 😅

𝙼𝚊𝚊𝚏 𝚔𝚘𝚘𝚔 𝚊𝚔𝚞 𝚝𝚊𝚔 𝚋𝚒𝚜𝚊

𝚑𝚊𝚛𝚒 𝚒𝚗𝚒 𝚊𝚔𝚞 𝚜𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝 𝚜𝚒𝚋𝚞𝚔

𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚍𝚞𝚕𝚞 𝚢𝚊 𝚔𝚘𝚘𝚔, 𝚊𝚔𝚞 𝚜𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝 𝚜𝚒𝚋𝚞𝚔

𝚑𝚊𝚛𝚒 𝚒𝚗𝚒. 𝚋𝚢𝚎👋🏻

𝙁𝙧𝙤𝙢: 𝙔𝙤𝙪

𝙏𝙤: 𝙅𝙞𝙢𝙞𝙣

𝚈𝚊𝚔!!

𝙹𝚒𝚖𝚒𝚗...

𝚑𝚎𝚒! 𝙹𝚒𝚖𝚒𝚗-𝚊𝚑!

"Aish.. Sialan!! Sibuk hum?! Oke, kau tak tau berurusan dengan siapa."

𝙋𝙧𝙖𝙠𝙠

Jungkook melempar ponselnya di atas meja yang berada di depannya hingga jatuh kelantai. Saat ini jungkook tengah berada di ruang keluarga. Ia benar-benar kesal atas penolakan dari jimin.

"Yak! Rabbit gila! Jangan mentang-mentang orang kaya bisa mengeluarkan uang dengan mudah kau melempar ponsel mu sampai seperti ini!" Ucap wonwoo setelah memungut ponsel jungkook yang jatuh ke lantai dengan tak elit hingga menimbulkan retakan panjang di layarnya.

"Berisik!" Ucap jungkook sambil menutup wajahnya dengan bantal sofa.

"Sekalian ajah seperti ini!"

𝙋𝙧𝙖𝙖𝙖𝙖𝙣𝙣𝙜

Ponsel jungkook kembali dilempar wonwoo dengan keras ke lantai hingga hancur menjadi beberapa bagian.

"Beres!!" Wonwoo pun tersenyum puas. Kemudian ia pun mendudukkan dirinya di samping jungkook dan menyalakan tv di depannya tanpa menghiraukan jungkook yang ada di sampingnya yang meringkuk dengan bantal yang masih menutupi kepalanya.

•••

Di tempat lain, jimin di sibukkan dengan pekerjaannya yang menumpuk. Banyak pesanan yang harus di selesaikan untuk satu minggu ke depan yang awalnya pesanan itu selesai masih 3 minggu. namun, para pelanggannya kembali menghubunginya untuk meminta memajukan hari penyelesaian pesanan mereka karena itulah jimin benar-benar bingung harus bagaimana untuk menyelesaikan semuanya hingga ia meminta karyawan yang berada di bagian konveksi untuk lembur.

"Oh astaga aku sangat lelah!!" Ucapnya sambil memijit pundaknya yang terasa sakit. Jimin pun berjalan ke arah sofa di ruangannya untuk sekedar merebahkan tubuhnya untuk beristirahat. Sudah 4 jam jimin berkutat dengan manequin-manequin yang telah terbalut gaun dan setelan jas yang sudah setengah jadi untuk di berikan penyelesaian oleh jimin. Seperti pemasangan kancing, hiasan manik atau apapun itu hingga membuat jimin kelelahan. Bayangkan saja sudah ada 6 manequin yang berjajar di ruangannya dengan berbeda model rancangan dan baru 2 yang selesai sedang yang 4 masih belum tersentuh. Belum lagi yang sedang proses penjahitan masih ada tiga lagi, oh.. Ayolah jimin sudah sangat lelah saat ini.

"Ah.. Rasanya punggungku sakit sekali." Gumamnya sambil memejamkan matanya yang terasa panas dan lelah akibat berjam-jam menatap manik-manik yang berukuran kecil untuk di pasangkan ke gaun-gaun sebagai hiasan.

𝙏𝙖𝙥

𝙏𝙖𝙥

𝙏𝙖𝙥

Terdengar suara langkah seseorang telah memasuki ruangan itu. Sebenarnya jimin mendengarnya namun ia sudah sangat lelah untuk sekedar melihatnya dia hanya bisa menyapa dengan suaranya saja karena yang ia tahu hanya karyawannya saja di dalam butiknya tak akan ada pelanggan yang datang karena pintu utama butik terdapat papan bertuliskan '𝗖𝗟𝗢𝗦𝗘' yamg menandakan butik itu sedang tutup.

"Bogum-ah jangan sekarang aku sedang lelah, kau.... Ucapan jimin berhenti saat merasakan seseorang telah mencium keningnya. Jimin pun terkejut dengan apa yang di lakukan orang itu dan hampir saja mengumpatinya sampai ia sadar bahwa orang itu adalah....

"Yak, berani sekali kau Sial...—jimin membeku saat melihat siapa yang telah berani mencium keningnya—...H-hyung?"

"Yah... Aku baru datang dan kau akan memberiku sambutan dengan umpatan?!" Ucap Taehyung pada jimin yang masih membeku.

"Hei! —taehyung melambaikan tangannya di depan wajah jimin yang blank— yah... Jimin-ah kau tak merindukan ku eoh??" Tanpa taehyung sangka jimin meneteskan air matanya dan itu membuat taehyung yang baru datang panik.

"Ya.. Ya.. J-jimin-ah, baby? Kenapa menangis? Hei! Sayang! Astaga!!" Taehyung pun panik karena ia bingung apa yang harus ia lakukan saat ini. Jimin yang tersadar pun dengan cepat menghempaskan tubuhnya ke tubuh taehyung dan menenggelamkan wajahnya ke dada bidang suaminya sambil menangis keras.

"Huweeee.. H-hyung jahat eoh...hiks.. Kau meninggal kan ku sendiri.. Hiks..hiks.. J-jangan pergi lagi.. Hiks.." Racau jimin disela tangisnya sambil memukul dada taehyung main-main.

"Sayang, ssttt.. —taehyung menangkup wajah jimin yang kini basah—..jimin! Sayang, iya aku tak akan pergi lagi tanpa mu. Kau akan ikut denganku kemana pun aku sedang melakukan perjalanan bisnis. Oke." Jimin pun mengangguk dan mengeratkan pelukannya pada tubuh suaminya dan menghirup wangi tubuh suaminya yang sudah menjadi favoritnya. Ia sangat merindukan wangi tubuh suaminya satu minggu tak menghirup bau itu rasanya sangat menyiksa jimin di saat malam menjelang tidurnya.

"Baby, kau sudah makan?" Tanya taehyung pada istri mungilnya.

"Belum, aku tadi sibuk hyung jadi tak sempat."

"Tak sempat?! Sayang, jangan seperti itu kau harus makan sesibuk apapun pekerjaanmu."

"Ya tapi,...

"Tak ada kata tapi. Sekarang ikut aku!" Taehyung pun menarik jimin untuk keluar dari butiknya untuk makan di luar.

"Yak! Aku masih mengerjakan...

"Diam atau ku hukum!" Tegas taehyung membuat jimin bungkam dan menelan ludahnya kasar. Tak mungkin ia harus menjalankan hukuman dengan tubuhnya yang sudah lelah seperti itu bisa-bisa pekerjaannya yang harusnya selesai malah tertunda akibat dirinya yang tak bisa bangun dan berjalan akibat hukuman dari suaminya.

•••

"H-hyung tak sebanyak ini juga eoh! perutku tak akan muat~" Jimin di buat terkejut dengan hidangan yang di pesan oleh suaminya itu. Bagaimana tidak, terdapat macam-macam hidangan tersaji di meja itu.

"Sudah, nikmati saja toh aku juga menemanimu makan." Jimin pun mulai memakannya daripada mendapat hukuman lebih baik ia menurut saja.

Jimin dan taehyung pun menikmati makanan mereka sambil mengobrol menanyakan kabar dan bercerita saat mereka tak bersama selama seminggu sambil tertawa juga memberikan perhatian-perhatian kecil seperti saat taehyung mengusap surai lembut istrinya, mencubit pipi chubbynya dan membersihkan sudut bibir sang istri yang bernoda saus. Pemandangan itu pun tak luput dari penglihatan seseorang yang berada tak jauh dari meja jimin dan taehyung. Menatap ke arah meja itu tajam sambil mengepalkan tangannya.

"Ini yang katanya sibuk? Baiklah kau membuatku marah sekarang. Aku akan memulai permainannya." Seringai evil tercetak di bibir tipisnya sambil menahan diri untuk tidak beranjak dan menghampiri meja di seberang sana untuk menarik jimin membawa ke pelukannya kemudian membawa kabur jimin dari suaminya yang notabene adalah sahabatnya.

Jungkook pun beranjak pergi dari tempat itu karena sudah tak tahan melihat orang yang ia cintai sedang bermesraan di depannya.

•••

𝙁𝙧𝙤𝙢:𝙔𝙤𝙪

𝙏𝙤 𝘿𝙖𝙣𝙞𝙚𝙡 𝙆𝙖𝙣𝙜

𝙳𝚊𝚗𝚒𝚎𝚕-𝚊𝚑

𝙺𝚎𝚗𝚊𝚙𝚊 𝚝𝚊𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚕𝚊𝚜 𝚙𝚎𝚜𝚊𝚗 𝚔𝚞 𝚎𝚘𝚑?

𝙰𝚙𝚊 𝚔𝚊𝚞 𝚖𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚖𝚊𝚛𝚊𝚑?

𝙳𝚊𝚗𝚒𝚎𝚕!

𝙽𝚒𝚕!!

𝙿

𝙿

𝙿

𝚈𝙰𝙺!!

"Aaaarrrrrrrrrgghhhh!!!!" Sungwoon terlihat frustasi saat Daniel sahabatnya tak membalas pesannya. Sudah 3 hari Daniel menghilang dari pandangan Sungwoon.

"Apa dia masih marah eoh? Telepon pun tak di angkat. Apa aku sudah sangat keterlaluan padanya?" Sungwoon tertunduk lesu mengingat kejadian waktu itu.

•••

Di sisi lain Daniel saat ini sedang meringkuk di atas ranjangnya memeluk guling. Bukan sedang tidur, saat ini Daniel sedang mencoba menahan diri untuk tak menyentuh ponselnya sambil menggigiti guling yang ia peluk saat ini.

"Astaga! Aku benar-benar tak tahan. Kalau saja bukan rencana untuk mendapatkan sungwoon aku tak akan pernah melakukan ini." Ya.. Saat ini Daniel sedang melancarkan misinya untuk mendapatkan sungwoon dengan bantuan jimin yang memberikan ide gilanya saat itu.

𝙁𝙡𝙖𝙨𝙝𝙗𝙖𝙘𝙠 𝙤𝙣

"𝘏𝘺𝘶𝘯𝘨!"

"𝘏𝘮.." 𝘑𝘢𝘸𝘢𝘣 𝘋𝘢𝘯𝘪𝘦𝘭 𝘭𝘦𝘮𝘢𝘴. 𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘱𝘶𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘬𝘢𝘵 𝘬𝘦 𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘭𝘪𝘯𝘨𝘢 𝘋𝘢𝘯𝘪𝘦𝘭 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘪𝘴𝘪𝘬𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶.

"𝘏𝘺𝘶𝘯𝘨, 𝘤𝘰𝘣𝘢 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘣𝘢𝘪𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢. 𝘜𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘴𝘦𝘮𝘦𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢, 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘵 𝘵𝘦𝘭𝘦𝘱𝘰𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘭𝘢𝘴 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘱𝘦𝘴𝘢𝘯-𝘱𝘦𝘴𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢. 𝘉𝘶𝘢𝘵 𝘪𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘢𝘯𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘢𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬𝘯𝘺𝘢. 𝘈𝘬𝘶 𝘫𝘢𝘮𝘪𝘯 𝘴𝘶𝘯𝘨𝘸𝘰𝘰𝘯 𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘦𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪." 𝘉𝘪𝘴𝘪𝘬 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘥𝘪 𝘥𝘦𝘬𝘢𝘵 𝘵𝘦𝘭𝘪𝘯𝘨𝘢 𝘋𝘢𝘯𝘪𝘦𝘭.

𝘋𝘢𝘯𝘪𝘦𝘭 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘵 𝘬𝘦𝘥𝘶𝘢 𝘢𝘭𝘪𝘴𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘮𝘶𝘥𝘪𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘬𝘦 𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘳𝘪𝘬 𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘋𝘢𝘯𝘪𝘦𝘭. 𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘱𝘶𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘦𝘯𝘺𝘶𝘮 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘪𝘬 𝘵𝘶𝘳𝘶𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘭𝘪𝘴𝘯𝘺𝘢.

"𝘒𝘢𝘶 𝘺𝘢𝘬𝘪𝘯?" 𝘛𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘋𝘢𝘯𝘪𝘦𝘭 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘳𝘢𝘨𝘶. 𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘱𝘶𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘨𝘨𝘶𝘬 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘺𝘢𝘬𝘪𝘯𝘬𝘢𝘯.

"𝘏𝘶𝘮, 𝘤𝘰𝘣𝘢 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘶 𝘺𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘴𝘪𝘭."

"𝘉𝘢𝘪𝘬𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘶 𝘤𝘰𝘣𝘢." 𝘜𝘤𝘢𝘱𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘬𝘪𝘯.

𝙁𝙡𝙖𝙨𝙝𝙗𝙖𝙘𝙠 𝙤𝙛𝙛

"Semoga saja apa yang di rencanakan calon adik ipar ku yang manis itu berhasil. Tapi jujur ini sangat menyiksaku jimin-aaaahhhhhh!" Ucap Daniel frustasi.

•••

Di tempat lain,

"𝘏𝘢𝘵𝘤𝘩𝘪𝘪𝘪𝘪𝘪!!!"

"Baby? Kau tidak apa-apa?" Ucap taehyung khawatir karena istrinya tiba-tiba bersin. Karena ia tak ingin istri manisnya itu sakit karena kelelahan.

"Tidak apa-apa taetae. Sepertinya ada yang sedang membicarakan ku!" Ucapan jimin hanya di tanggapi dengan anggukan dan mulut taehyung yang membetuk 'O'.

𝙏𝘽𝘾