webnovel

Sieght Leghart

Dunia terancam bahaya oleh sekelompok misterius yang menamakan diri mereka Azhura. Sebuah kerajaan yang kuat bernama Aurora hanya dalam semalam hancur oleh kelompok yang hanya terdiri dari 10 orang tersebut. Disisi lain, seorang pemuda yang merupakan anak dari Jendral kerajaan Zeulth yang bernama Sieght Leghart bergabung ke dalam pasukan keamanan dunia White Force dan masuk di dalam Legion X. Dia dihadapkan dengan misi yang membawanya berhadapan langsung dengan kelompok Azhura..

Mahardhika_26 · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
4 Chs

Prologue

Pagi ini nampak seperti pagi biasanya untuk seorang kakek berumur 60 tahun yang duduk di balkon rumahnya sambil menikmati secangkir kopi hitam kesukaannya. Ia selalu memuji betapa handalnya pelayannya membuat kopi itu. Setelah matahari pagi menampakan sinarnya melewati tubuh kakek itu hingga masuk ke dalam kamar, si kakek bangkit untuk bersiap-siap berangkat bekerja di usianya yang sudah senja. Ketika ia hendak berbalik masuk, ia melihat sesuatu dari arah terbitnya matahari. Begitu diperhatikan ternyata sekumpulan burung berterbangan dengan cepat memenuhi langit. Si kakek berpikir itu hanya migrasi burung biasa, namun ada yang aneh dari pemandangan itu. Pertama jumlah burung-burung itu yang luar biasa banyaknya, tapi yang lebih aneh adalah jenis burung-burung itu ternyata berbeda. Mereka serempak berterbangan dengan cepat dari arah laut, seolah mereka terbang menyebrangi lautan untuk kabur dari sesuatu yang besar. Kakek itu memanggil pelayannya untuk melihat tingkah laku yang aneh dari burung-burung. Mereka berpikir itu hanyalah fenomena aneh hewan semata, namun si kakek itu merasa ada sesuatu yang besar tengah terjadi di timur sana.

Nama kakek itu Rufus Morgan, ia seorang Jenderal Besar angkatan darat kerajaan Zeulth atau biasa disebut Red Army. Dia memang sudah cukup tua, namun kemampuanya dalam memimpin sebuah pasukan tidak diragukan lagi. Berbagai prestasi gemilang telah didapatnya saat masih muda dulu. Walaupun sudah sudah hampir memasuki masa pensiunnya, Morgan masih dipercaya memimpin Red Army beberapa tahun lagi. Pengalaman mengajarkan segalanya bagi Morgan. Begitu pula pagi ini, perasaan seperti ini biasa dikenal Morgan sebagai suatu pertanda buruk terjadi. Pelayannya yang bernama Barty mengingatkan Morgan untuk bergegas karena ia sudah sangat terlambat untuk berangkat. Morgan berganti pakaian, dengan seragam merah dengan jubah perak Red Army. Ia menuruni tangga pualam dan tiba di depan rumahnya dengan kereta kuda siap mengantarkan dirinya menuju Markas Besar Red Army. Barty membukakan pintu kereta, Morgan langsung masuk dan kereta siap berangkat.

Di dalam kereta kuda, Morgan masih terus merasakan firasat yang tidak enak. Dulu pernah juga Morgan merasakan perasaan seperti ini, namun lebih buruk. Ketika itu Morgan baru menikah dan ia masih berpangkat Kapten, ia ditugaskan ke daerah perang di sebuah pulau perbatasan kerajaan Zeulth. Ia terpaksa meninggalkan istrinya untuk beberapa bulan, padahal mereka baru menikah. Perang merebutkan pulau di daerah perbatasan itu berlangsung lama. Kerajaan Zeulth tidak ingin menyerahkan pulau yang disana terdapat tambang emas, namun musuh juga tidak mau diam begitu saja untuk pulau yang mereka klaim sebagai milik mereka. Pada hari itu, Morgan memimpin sebuah kapal perang yang berjaga di sekitar pulau. Ia merasakan suatu firasat sangat buruk menghinggapi dirinya, dan ternyata benar saja. Kerajaan musuh yang merupakan kerajaan berteknologi tinggi meluncurkan beberapa benda yang bisa terbang diatas langit. Benda-benda itu di kendarai oleh prajurit yang menjatuhkan bom-bom kearah pulau dan kapal-kapal perang yang berjaga. Dalam sekejap seluruh pasukan Red Army di pulau itu hancur. Namun Morgan berhasil lolos dari maut dan juga menyelamatkan banyak prajurit yang lain. Misi mempertahankan pulau itu pun gagal dan Morgan kembali ke Zeulth City, ibukota kerajaan Zeulth.

Selama 20 menit ia mengingat kejadian di masa lalunya sampai akhirnya ia tiba di Markas besar Red Army. Sebuah benteng besar dengan lima menara tinggi mengelilinginya. Di belakang benteng tersebut terdapat pelabuhan besar dan terparkir banyak kapal perang disana. Morgan turun dari kereta kudanya dan telah disambut oleh beberapa bawahannya.

"Selamat pagi Jendral..!!" kata seorang prajurit hormat dengan semangat pada Morgan.

"Pagi Kopral Frans, bertugaslah dengan baik hari ini." Kata Morgan pada prajurit itu.

"Siap, Pak..!!"

Nampaknya tidak ada tanda-tanda sesuatu buruk sedang terjadi, semuanya berjalan seperti biasa. Ia menaiki tangga dan berjalan melewati lorong menuju pintu masuk benteng itu. Di sebelah kiri lorong ia melihat para prajurit baru sedang dilatih dengan keras di lapangan.

Seorang wanita berjalan dengan gagah menghampiri Morgan. Wanita yang cantik, namun jika melihat garis wajahnya, setiap lelaki pasti tahu kalau mereka tidak boleh sampai membuatnya marah atau mereka akan menyesal seumur hidup.

"Selamat pagi Jendral..!" sapa wanita itu kepada Morgan.

"Pagi Sersan Nouva. Bagaimana kegiatanku hari ini?" tanya Morgan pada Sersan Nouva, orang yang mengurus agendanya setiap hari.

"Hari ini anda ada pertemuan dengan utusan kerajaan Juno dan Kapten Legion 7 dari pasukan perdamaian dunia White Force, Bacillius Fletcher." Kata Sersan Nouva sambil melihat catatan kecil.

"Ah, ya. Pasti tentang Zachround. Grup bajak lautnya mulai membuat kekacauan di pinggiran Juno berdekatan dengan batas kerajaan kita, harus segera ditangani memang, jika tidak suatu saat mereka bisa menjadi lebih merepotkan." Kata Morgan sambil berjalan masuk benteng diikuti oleh Sersan Nouva.

Di dalam benteng markas besar Red Army atau lebih dikenal oleh masyarakat kerajaan Zeulth sebagai Red Fortress, semua orang yang sedang sibuk hilir mudik di aula pintu masuk berhenti dan menghadap Morgan. Mereka semua dengan kompak hormat pada Morgan dan kemudian melanjutkan aktifitasnya kembali. Morgan menaiki tangga pualam dan akhirnya tiba di depan pintu ruangannya. Sersan Nouva membukakan pintunya, mempersilahkan Morgan masuk dan duduk di kursi besar di belakang meja kerjanya. Morgan menyuruh Sersan Nouva melanjutkan pekerjaannya dan mengabarinya ketika para tamu telah datang, Sersan Nouva mengangguk dan bergegas keluar ruangan.

Morgan duduk di kursinya dan masih saja ia memikirkan perasaan buruknya yang ia rasakan tadi. Dan apa yang ia rasakan itu terjawab beberapa jam kemudian. Suara langkah cepat terdengar menghampiri ruangan Morgan, terdengar juga suara Sersan Nouva bersamanya. Pintu pun terbuka dengan kencang, masuklah Sersan Nouva dan Kapten Fletcher dari White Force. Wajah Kapten Fletcher pucat dan terlihat ingin meluapkan sesuatu pada Morgan dengan tergesa-gesa.

"Jendral Morgan..!!" teriak Kapten Fletcher dari belakang badan Sersan Nouva.

"Ada apa Fletcher? Mengapa kau tergesa-gesa sekali?" tanya Morgan heran.

"Baru saja, begitu aku tiba disini, aku mendapat kabar dan perintah dari Tuan Austin Riever, salah satu dari Lima Jendral Besar White Force. Ia memberitahu suatu hal yang sangat buruk telah terjadi."

Morgan tersentak bangun, inilah jawaban dari firasatnya sejak tadi pagi. Ia pun membiarkan Fletcher bercerita tentang apa yang di dengarnya dari Austin Riever. Fletcher menceritakan sesuatu yang belum jelas kejadian apa yang terjadi, namun Austin Riever dari White Force meminta hampir seluruh kerajaan dan negara di dunia untuk mengumpulkan pasukannya dan membantu kerajaan Aurora. Ini sangat tidak bisa diabaikan menurutnya, sesuatu sedang terjadi di timur sana, di sebuah kerajaan besar bernama Aurora. Dan Morgan bisa menangkap bahwa kejadian ini berarti sesuatu yang mengancam dunia sedang terjadi. Setelah mendengar semua yang di sampaikan Fletcher tersebut, dengan sigapnya Morgan langsung mengerahkan dan mempersiapkan pasukan Red Army untuk segera berangkat menuju kerajaan Aurora.

"Nouva..!! Segera katakan pada 5 Jendral Red Army, siapkan pasukan dan kapal perang. Kita akan segera berangkat menuju kerajaan Aurora..!!" Morgan langsung memberi perintah pada Sersan Nouva.

Dengan sigap Sersan Nouva berlari menuju ruang siaran dan mengumumkan keadaan darurat dan persiapan pasukan untuk berangkat menuju Kerajaan Aurora. Alarm darurat berbunyi, keadaan benteng yang tadinya hanya disibukan dengan lalu lalang orang mengurus dokumen-dokumen berubah seketika. Semuanya bersiap ke pos masing-masing mempersiapkan keberangkatan pasukan. Prajurit-prajurit keluar dari barak-barak di sekitar benteng dan Para Jendral pun keluar dari ruangan. Mereka segera menuju pelabuhan yang letaknya tidak jauh di belakang benteng, Morgan dan Fletcher di dampingi sersan Nouva juga bergegas kesana.

Mereka tiba di pelabuhan dan melihat 5 batalyon yang masing-masing batalyon berisi kurang lebih 30 prajurit elit Red Army, sudah siap dan berbaris rapih menanti perintah untuk berangkat. Morgan langsung berjalan memasuki kapal induk yang ada di tengah-tengah kapal perang lainnya. Semua prajurit dan para Jendral memasuki kapal mereka masing-masing. Dengan armada dan kekuatan seperti ini, Kapten Fletcher merasa mereka mampu menghancurkan sebuah pulau dengan cepat.  Dan mereka pun segera berangkat menggunakan 3 buah kapal perang besar dan satu kapal induk, menyebrang samudera menuju timur tempat kerajaan Aurora berada.

Morgan berdiri diatas dek, memikirkan hal yang sedang terjadi saat ini. Apakah gerangan yang terjadi pada sebuah kerajaan yang terkenal akan kekuatannya yang besar dari timur yang bernama Aurora. Kerajaan Aurora merupakan salah satu dari kerajaan  yang terkenal akan kekuatannya di dunia. Dan yang membuat terkenalnya kerajaan Aurora yaitu adanya 5 orang Guardian yang menjaga kerajaan itu. Kelima Guardian itu memiliki kekuatan yang luar biasa sampai-sampai dikabarkan seorang saja mampu mengalahkan beberapa batalyon pasukan sendirian. Para Guardian itu tidak pernah diketahui wajah dan kekuatannya seperti apa, mereka selalu memakai topeng putih dan tidak pernah membukanya kecuali di depan Raja, Ratu dan Putri kerajaan itu. Selain terkenal akan 5 Guardiannya, ada kabar burung juga yang mengatakan bahwa ada suatu senjata rahasia yang luar biasa dimiliki oleh kerajaan itu. Hal itu membuat kerajaan Aurora ditakuti dan disegani oleh semua kerajaan dan kerajaan di dunia. Timbul pertanyaan di benak Morgan, mungkinkah saat ini terjadi sesuatu pada kerajaan yang luar biasa itu? Kalau benar iya, bagaimana nasib dunia nantinya.

Pikiran Morgan sudah membayangkan hal-hal buruk saja, ia tak sabar ingin tahu apa yang sedang terjadi disana. Morgan menghubungi Austin Riever agar ia mendapat informasi tentang apa yang terjadi, namun Jenderal Besar tersebut hanya memerintahkan untuk berkumpul di semenanjung Aurora, sedikit jauh sebelah barat dari pusat kerajaan Aurora tanpa sempat memberitahu apapun yang terjadi. Setelah beberapa jam dalam perjalanan penuh kecemasan dan tanda tanya, akhirnya mereka sampai di semenanjung Aurora. Dari kejauhan terlihat kepulan asap di arah pusat kerajaan, dan di pinggir pantai semenanjung itu terdapat puluhan kapal perang besar dari berbagai penjuru dunia berkumpul disana membawa ribuan prajurit. Seluruh pasukan Red Army, Morgan dan Fletcher turun dari kapal perang, dan seseorang yang tampaknya berasal dari White Force menghampiri mereka.

"Jenderal Besar dari Red Army, Rufus Morgan, diharap menemui para Jenderal Besar White Force bersama Jenderal dari kerajaan lain. Kapten dari Legion 7 White Force Bacilius Fletcher, diharap bergabung dengan Legion lainnya."

Morgan berpisah dengan Fletcher dan langsung berjalan mengikuti prajurit dari White Force itu menuju ke sebuah tenda besar agak jauh dari para pasukan dunia yang berkumpul. Mata Morgan sangat tajam seolah siap menerima perintah menyerang kapan saja. Prajurit itu membawa Morgan agak jauh dari pinggir pantai, dan begitu tiba di depan tenda ia menyibakkan kain tenda dan mempersilahkan Morgan masuk. Morgan memasuki tenda dan melihat ada sekitar 20 orang disana, semua orang didalamnya langsung mengalihkan pandangannya.

"Ah, seniorku yang hebat Rufus Morgan. Sudah lama sekali tidak bertemu." Seorang pria memakai kaca mata hitam dan jubah besar berwarna putih menyapa Morgan.

"Tidak perlu basa-basi di tengah kondisi seperti ini Austin." Morgan menjawab sapaan orang itu dengan tegas.

Yang jelas, orang itu adalah ketua dari 3 Jenderal Bersar White Force, Austin Riever. Seorang pria yang 20 tahun lebih muda dari Morgan, dengan potongan rambut terbelah dua di tengah. Tidak ada yang meragukan kehebatan Austin Riever, bahkan seluruh Jendral di dunia takluk akan perintahnya. Ia pernah mengalahkan seorang penjahat yang paling kuat bernama Hougan yang berniat menguasai dunia, karena itulah ia dapat memimpin pasukan perdamaian yang menjaga perdamaian di seluruh dunia. Morgan melihat sekeliling dan ternyata kedua Jenderal Besar lain ada di situ. Mereka adalah Gill Eury dan Herald Cruz. Kedua orang itu merupakan kekuatan terbesar dari White Force, dan belum pernah ada yang bisa menandingi mereka. 3 orang ini lah yang mampu menjaga kedamaian didunia. Namun, peristiwa ini pastilah sangat mengancam dunia karena ketiga orang ini berkumpul disini untuk melihat apa yang terjadi. Selain mereka, ada sekitar 15 orang Jenderal dari berbagai kerajaan lain.

"Apa yang sebenarnya terjadi Austin?" Morgan tanpa basa-basi langsung bertanya ke inti masalahnya.

"Baiklah, karena Jenderal Morgan yang kita tunggu telah tiba, aku akan memulai untuk memberitahu kalian semua."

"Tepatnya dini hari tadi, anak buahku yang sedang berpatroli menemukan sesuatu terjadi di kerajaan Aurora ini. Ledakan dan kobaran api terlihat sampai ke laut membuat anak buahku yang sedang patroli langsung turun tangan ke tempat ini. Kerajaan ini sedang di serang oleh sekelompok orang tidak dikenal. Ya sekelompok orang." Austin menegaskan, melihat banyak wajah ragu ia berkata sekelompok orang sebagai dalang kejadian ini. "Karena merasakan adanya bahaya besar, anak buahku menghubungi pusat dan untungnya Gill yang kebetulan berada dekat  dengan kerajaan ini datang dengan segera."

Lalu Gill Eury, salah satu dari Jenderal White Force itu melanjutkan cerita Austin.

"Ya aku yang sedang berada di kerajaan tetangga Aurora, langsung bergegas kesini dan begitu tiba disini aku melihat sesuatu yang mengerikan. Kerajaan ini sudah hancur lebur dan banyak prajurit kerajaan yang tewas. Aku tidak buang waktu dan bergegas menuju istana tempat sang Raja Aurora berada, namun ditengah jalan menuju istana ada sekelompok orang yang kembali dari sana seolah selesai melaksanakan apa yang mereka mau dan menghadang jalanku. Mereka hanya 10 orang dan mereka menyebut diri mereka Azhura. Aku yakin merekalah yang menghancurkan kerajaan ini."

"Azhura? Kelompok pembunuh itu? Aku kira mereka hanya isu semata dan seluruh dunia menganggap mereka tidak pernah ada." Salah seorang Jenderal dari kerajaan lain bertanya.

"Ya, mereka benar-benar ada. Mereka tepat berada di depanku di tengah kumpulan asap dan api. Aku hanya bisa mengenali salah seorang dari mereka karena yang lain memakai jubah semua, orang itu adalah buronan yang paling dicari di dunia Vincent Lideberg. Tidak dapat dihindari  aku bertarung dengannya, sementara anggota Azhura yang lain pergi menghilang. Vincent, aku pertama kali berhadapan dengannya dan kekuatannya sungguh luar biasa. Namun akhirnya aku tidak bisa mencegahnya ikut pergi menghilang dari hadapanku. Sungguh memalukan padahal hanya berhadapan dengan satu dari mereka."

Semua terdiam mendengar cerita mengerikan dari Gill. Morgan berpikir bagaimana bisa beberapa orang menghancurkan sebuah kerajaan besar. Namun mendengar salah satunya adalah Vincent Lideberg, ia menjadi yakin bahwa 9 orang lainnya pasti kekuatannya sangatlah luar biasa seperti Vincent. Morgan sangat tahu kekuatan Vincent itu, karena Morgan pernah dikalahkan olehnya 10 tahun yang lalu. Dan saat itu kekuatannya sudah luar biasa dan sekarang kekuatannya sudah bisa mengimbangi Gill Eury yang berarti ia sudah sangat bertambah kuat.

"Lalu bagaimana dengan nasib Raja, Ratu, Putri dan Kelima Guardian? Apa mungkin mereka semua dihabisi juga?" Seorang Jenderal lain bertanya.

"Begitu kami datang menyusul Gill, kami mendapati istana dalam keadaan hancur lebur. Aku masuk kedalam ruangan Raja dan menemui 4 orang tewas yang dari pakaian mereka dan senjata mereka, aku yakin mereka adalah para Guardian karena mereka menggunakan topeng putih ciri khas Guardian kerajaan ini. Mereka tewas melindungi sang raja dan ratu mereka yang ternyata juga sudah tewas. Anehnya, hanya ada 4 mayat Guardian disana. Yang kita semua tahu ada lima orang Guardian yang menjaga kerajaan Aurora itu. Yang tidak ditemukan atau dalam kata lain menghilang ada dua orang, yang pertama adalah Guardian kelima tersebut dan yang seorang lagi adalah sang putri kerajaan Aurora yang bernama Aura." Kata Austin melanjutkan ceritanya.

"Mungkinkah mereka menculik Aura? Aku dulu pernah kesini dan mendengar kalau Aura mempunyai suatu kemampuan yang luar biasa." Kata Morgan pada mereka semua. Ia pernah mendengar ini ketika ia berkunjung ke kerajaan Aurora beberapa tahun yang lalu untuk urusan diplomasi.

"Tentang kemampuan itu, tidak ada yang pernah tahu selain keluarga kerajaan namun mungkin saja benar. Tapi aku menduga bahwa Aura sedang melarikan diri bersama Guardian terakhir itu, karena Gill berkata bahwa Azhura pergi dalam keadaan tangan kosong. Tapi ini semua hanya dugaanku saja." Kata Austin yang mengutarakan pendapatnya pada mereka sumua.

Austin terdiam sejenak melanjutkan bicaranya, ia mengambil nafas dalam lalu bersuara lantang.

"Hari ini kita mendapati Kerajaan Aurora dihancurkan oleh 10 orang yang menamakan diri mereka Azhura. Mereka merupakan kumpulan orang-orang yang sangat berbahaya." Ia melihat sekeliling dan seluruh Jendral-Jendral itu mendengarkan dengan seksama. "Oleh karena itu, aku menyatakan bahwa kelompok Azhura sekarang adalah buronan dunia. Siapapun yang menemukan mereka, hancurkan mereka sekuat tenaga atau segera hubungi White Force..! Sebarkan berita ini ke seluruh dunia..!! Atas nama ketua 3 Jenderal White Force, Austin Riever."

Seluruh Jenderal dari berbagai dunia yang ada disitu termasuk Morgan hormat pada Austin menandakan mereka siap melakukan apa yang diperintahkannya. Mereka semua pergi keluar meninggalkan tenda dengan mata yang tajam. Morgan pun kembali ke pasukan Red Armynya dan memerintahkan mereka untuk kembali ke Zeulth. Seluruh kapal perang yang ada itupun pergi meninggalkan semenanjung itu menuju ke kerajaan dan kerajaan mereka masing-masing. Mereka pulang membawa kabar buruk bagi dunia, bahwa ada sepuluh orang menakutkan di dunia ini yang suatu saat bisa saja menghancurkan kerajaan atau kerajaan mereka.

Morganpun sadar akan hal ini, ia kembali berdiri di dek kapal yang sedang berlayar menuju Zeulth. Lalu tiba-tiba ia melihat kearah karang besar yang menonjol dari dasar laut Aurora. Ia melihat sesuatu disana...