Hari sabtu sore di rumah kostnya, Shasha menerima beberapa anak yang minta bimbingan membaca. Reyhan, sudah tidak sabar ingin bisa membaca, ia bosan di bacakan melulu dengan bu Shasha.
Di teras Edo mengambil tempat mengajari anak lain membaca. Dia berusaha mengambil hati Shasha, gadis itu terus menolak cintanya. Shasha sudah berhenti bermain teater padahal dia sangat berbakat. Sekarang dia akan membantu Shasha menerbitkan buku dongeng anak miliknya.
Di tempat lain Regina menyiapkan pesta ulang tahunnya di Cafe. Sebuah pesta meriah dia juga mengundang artis top ibukota. Ibunya Maya Agustin menjadi sponsor pesta, sekaligus sosialisasi dirinya sebagai kandidat walikota.
Regina mengirim undangan ke WhatsApp Edo sejak kemarin. Tapi WA itu tidak di buka apalagi di baca Edo. Malam ini Edo berencana mengajak Shasha nonton pentas musichology puisi di lapangan terbuka depan rumah walikota.
Regina cemas padahal dia berencana memamerkan ke teman-temannya di pesta kalau Edo beneran dekat dengannya. Kalau Edo gak ada. Bisa malu dia!. Regina menyiapkan rencana baru, penyanyi pendatang baru, dia bisa dimanfaatkannya menutup malu. Rafli,si penyanyi pendatang baru tidak keberatan dekat Regina anak penyanyi terkenal Maya Agustin.
***
Di tempat lain di puncak. Ayah Maya Agustin murka. Maya Agustin memanjakan anak tirinya dengan luar biasa.
Sementara Shasha anaknya hidup sederhana menjadi guru Pre school tinggal di tempat kumuh.
***
10 tahun yang lalu Maya Agustin datang sebagai anaknya. Dia dapat menemukan ayahnya setelah sekian puluh tahun terpisah. Ia tak ingin hidup menderita seperti ibunya Maimunah. Ayahnya menebus kesalahan besarnya dengan memberinya apartemen mewah dan fasilitasnya. Dulu dia memberi sponsor untuk kampanye calon legislatif Maya Agustin hingga berhasil menjadi anggota legislatif dengan harapan ia berhenti menjadi artis dan membawa anaknya Shasha tinggal bersamanya.
Tapi Maya Agustin telah mengabaikan harapannya. Sementara dia sudah tahu kediaman Maimunah, isterinya yang telah bersembunyi sekian tahun darinya.
Di depannya sebuah proposal pengajuan sponsor untuk kampanye walikota dari Maya Agustin, dengan geram dia membuang proposal itu ke luar jendela dan mengenai pegawai bersih-bersih di halaman samping. Pegawai itu mengamankan proposal itu.
Sementara ia menerima proposal Rahmat mantan suami Maya Agustin. Ia akan membantu mantan menantunya. Dan memberi pelajaran berharga untuk anaknya Maya Agustina.
****
Taman Cerdas di bongkar, di sekeliling taman di tutup pagar seng. Padahal jumlah peminat pojok taman tersebut sudah bertambah banyak, semangat membaca di taman tersebut sudah diikuti orangtua yang sering menemani anak yang bermain di taman, mereka semua kecewa. Mereka mendatangi rumah ketua Rukun Tetangga (RT) menanyakan tentang proyek apa yang sedang di bangun di taman tersebut. Mereka akhirnya berbondong- bondong ke rumah ketua Rukun Warga (RW). Jawabannya sama.Tidak tahu.
Tidak puas dengan jawaban itu, akhirnya mereka ke kantor kelurahan. Pak lurah lagi rapat di kecamatan. Mereka yang kecewa itu akhirnya meninggalkan kertas karton berisi kekecewaan, protes, kritikan yang mereka tempel di dinding kantor kelurahan.
"Kembalikan taman kami!"
"Jangan rebut tempat bermain anak-anak kami!"
"Taman Bermain adalah hak Rakyat!"
"Taman kami mau dibuat APA! Kembalikan!!"
Dan banyak lagi kalimat protes di dinding memenuhi kantor kelurahan.
***
Sore harinya, ketika usai rapat pak lurah keheranan dengan banyaknya pesan tertulis besar-besar di dinding kantor. Ia belum pernah ia demo warga seperti ini.
Dengan segera ia dan staf kelurahan mendatangi lokasi. Ia tidak mengerti dan tidak paham tentang proyek di Taman Cerdas. Taman tersebut sudah ditutup rapat. Pintu masuk ke area proyek sedang ditutup dan di gembok besar. Karena hujan lebat pengerjaan proyek tersebut berhenti. Para pekerjanya sudah pulang.
Shasha mengalihkan gerobak literasinya menuju masjid, anak-anak didiknya sudah menunggu tertib, hujan lebat dan taman dibongkar bukan halangan mereka belajar membaca atau mendengarkan dongeng terbaru dari Shasha.
Malam harinya Bapak Walikota mengadakan rapat khusus yang di bangun oleh pihak swasta izin khusus dari gubernur.
Pak Rahmad sudah mengetahui siapa pihak mana yang membangun taman kembali dengan sukarela tanpa bantuan pemerintah. Taman itu di bangun untuk Shasha oleh kakeknya Isaac Ibrahim. Kakek yang belum dikenalnya. Kakek yang menjadikannya pewaris tunggalnya.
Di kamar kostnya Shasha mengumpulkan buku-buku yang masih bagus.Sebagian sudah rusak kena hujan tadi sore.
Meski kecewa dengan ketidak hadiran Edo di pesta ulang tahunnya, bukan berarti Regina menyerah begitu saja. Menyerah tidak ada dalam kamusnya.
Hari ini dia sudah mengetahui jadwal kegiatan Edo dari pagi hingga sore setiap hari. Desy emang asisten yang cerdas.
"Setiap senin sampai Rabu, Edo lebih banyak di rumah atau di perpustakaan, atau di laboratorium komputer, kegiatannya menulis, kamis melatih teater di Sekolah setiap pagi, sore dia latihan Sanggarnya, Jum'at kegiatan di taman cerdas, sekarang taman ditutup, dia gak tahu pindah kemana, Sabtu olahraga jogging atau fitnes, Sabtu ini jadwalnya jogging di Taman Pemuda, Minggu kegiatannya tertutup, gak ada yang tahu, tapi malam minggu tadi dia pergi nonton pentas seni di depan gedung kantor Walikota, kabarnya bapak Walikota juga ikut baca puisi. Kegiatan ini rutin diadakan setiap minggu pertama setiap bulan. Sekian". Desy membacakan agenda Edo hingga terengah-engah. Setelah mendengar laporan Desy, Regina mengatur rencana.
"Atur jadwal melatih teater kak Edo pindahkan di sekolah kita, buat surat permohonan ke asistennya. Kalau perlu sogok dia, aku akan buat grup teater di sekolah, kita buat lomba teater, biar mamaku yang mikir cari sponsor lomba teater tingkat kota antar high school, biar papiku yang atur sanggar seninya,kak Edo atau apalah yang jadi panitia. Besok kita audisi mencari anggota. Kasih tahu ketua OSIS¹ agar dia rapat dengan kita besok tentang grup teater kita itu". Desy kalang kabut mencatat instruksi Regina.
Sebenarnya Regina memiliki bakat kepemimpinan yang patut diacungi jempol. Ia banyak belajar dari papinya yang seorang manager artis, ia mempunyai kemampuan mempengaruhi orang lain, tetapi karena wataknya yang suka sirik dan sombong, ia bisa menjadi berbahaya dari caranya yang licik dan mau menang sendiri serta suka menganggap rendah orang lain, bisa menjadikannya seorang dengan karakter yang buruk.
"Besok sore kita jogging ke taman pemuda!"
"Tapi....Besok sore, kan jadwalmu perawatan...?"
"Batalkan", sahut Regina kesal.
Malam harinya Regina menjual kegiatan pentas seni bulanan kepada maminya. Maminya itu menjadi sponsor lomba teater tingkat high school.
***
Tampil satu panggung dengan Maya Agustin di pentas seni baca puisi bulan depan, akhirnya menyadarkan Rahmat, kalau mantan istrinya itu berniat menjadi saingannya pada pemilihan walikota mendatang.
Panitia pentas seni melapor adanya desakan Maya Agustin yang merangsak masuk ke agenda rutin buatannya. Rahmat mengeluh Maya berusaha merebut panggungnya. Harusnya dia membuat panggung sendiri. Bukankah panggung Maya Agustin di musik. Dulu ketika mereka masih suami istri, Maya Agustin tidak pernah suka kalau Rahmat sibuk dengan grup teater dan puisinya. Terus kenapa dia tiba-tiba mau masuk panggung orang lain.
***
Di rumah mewahnya Maya Agustin mulai sibuk latihan membaca puisi dengan mendatangkan pelatih khusus seorang seniman puisi.
Sementara itu, tim sukses Walikota bersiap merubah tema pentas puisi itu bersama anak jalanan dan masyarakat pinggiran, kelompok masyarakat yang tidak disukai Maya Agustin, padahal dia dulu juga berasal dari kelompok masyarakat pinggiran.
Selain itu pentas seni juga melibatkan tokoh aktivis perempuan dan lingkungan. Jadi Maya Agustin bukan satu-satunya tamu dari pentas seni nanti.
Pentas yang sederhana dan merakyat, jika Maya Agustin tampil glamour seperti pentas musiknya selama ini, maka dia malah akan dijadikan bahan ejekan.
Tentu saja, Rahmat tidak mau diserang begitu saja. Tak seorangpun yang tahu bahwa pentas nanti adalah pentas perang pribadi dari dua insan yang pernah saling mencintai.
Baik Rahmat ataupun Maya Agustin tidak tahu kalau Shasha akan tampil jadi bintang utama di pentas itu.
Seseorang telah menyiapkan Shasha menjadi terkenal dalam waktu singkat dan dengan luar biasa.
Taman cerdas itu ternyata selesai dalam waktu 10 hari, benar-benar kerja siluman, taman itu dilengkapi Wifi gratis bagi member kelompok peduli lingkungan dan pendidikan. Pendaftaran untuk keanggotaan taman cerdas itu terbuka untuk umum. Sejak dibuka pendaftaran member itu, daftar anggotanya sudah ratusan.
Taman itu dilengkapi alat bermain edukatif outdoor yang baru, perpustakaan mini dan pojok baca. Selain itu ada gazebo dan panggung yang dibuat permanen.
Taman cerdas itu akan diresmikan oleh walikota minggu pagi awal bulan depan, dan malamnya pentas seni baca puisi oleh seniman dan tokoh. Walikota sudah memindahkan panggung pentas seni bulanan di tempat ini.
Pemindahan lokasi pentas ini tentu saja diperintahkan oleh satu orang yang berkuasa dan kaya. Yang ditakuti Maya maupun Rahmad.
Panggung perang Rachmat dan Maya di tempat yang dikelola Shasha dan aktivis peduli lingkungan dan pendidikan.
Sebuah lingkungan yang tidak disukai Regina dan harus disukai oleh Maya sebagai kandidat walikota.
Maya Agustin terkejut, tema pentas seni menjebaknya.
Para tamu pembaca puisi sudah diatur model pakaian atau kostum yang digunakan, harus alami sederhana. Tentu saja tanpa make up tentunya. Maya kalau tanpa make up, mau apa dia. Dia sudah terlanjur tampil full make up dan mewah.
Akan halnya Regina, dia yang pada mulanya mau ikut hadir mendampingi maminya memilih mundur ga jadi ikut. Area itu meski sudah disulap jadi cantik tetap saja masih berbau sampah berbau asap pembakaran. sampah, dan banyak nyamuknya.
Maya Agustin kembali mencari puisi yang sesuai dan kostum yang cocok dengannya sekaligus tetap menampilkannya sebagai sosok cantik dan sederhana.
Ternyata untuk tetap terlihat cantik sederhana dan alami dengan kostum yang sederhana sekaligus mempesona dia harus mengeluarkan dana puluhan juta.
Sementara Shasha bersama-sama masyarakat sekitarnya bahu membahu membuat hiasan panggung pentas seni dari bahan daur ulang dari lingkungan mereka.
Rupanya kegiatan mereka ini diam-diam ada yang meliputnya dan memviralkannya di sosial media secara masif dan terstruktur. Dalam sekejap Shasha menjadi bintang dunia maya yang selalu dibicarakan dan menjadi daftar teratas pencarian di internet selama 2 minggu tanpa henti.
Seseorang telah mengatur pemberitaan di internet dan membayar netizen dengan jumlah ratusan akun dengan nama yang jelas bukan abal-abal.
___
¹OSIS : Organisasi Siswa Intra Sekolah.