webnovel

Separate tells a Hidden Story

Separate tells a Hidden Story adalah cerita penuh dengan misteri, komedi, dan drama. Dalam serial ini, cerita tersebut menceritakan kehidupan seorang anak remaja SMA yang bernama Saruizawa Kousan. Saruizawa Kousan bersekolah di SMA HighLight. Disekolahnya, Saruizawa hanyalah sebagai pelajar biasa. Untuk bisa melanjutkan sekolahnya di Universitas Nasional. Namun apa jadinya? Kalau Saruizawa memiliki alasannya sendiri untuk menutupi identitas diri yang sebenarnya. Di sisi lain, Saruizawa memiliki masa lalu yang dark atau bisa dikatakan Saruizawa hilang ingatan waktu itu. Pada masa kecilnya dulu, Saruizawa Kousan adalah putra pertama dari keluarga Saruizawa. Saruizawa Kousan dulu merupakan anak abnormal. Mungkin beberapa hari setelah kelahirannya, Saruizawa Kousan secara ajaib sudah bisa berbicara. Pada umumnya, keluarga Saruizawa terlihat seperti keluarga yang damai dan tentram, karena memang itulah kenyataannya. Akan tetapi, keluarga yang damai dan tentram itu tidak bertahan selamanya.  24 April 2014, pukul 00.12 tengah malam. Tepat di hari dimana ulang tahunnya dirayakan dan perayaan hari kelulusannya di sekolah dasar. Insiden tak terduga terjadi di jembatan merah. Terjadinya peristiwa kecelakaan maut antar mobil dengan truk. Akibat dari kejadian itu, jalanan jembatan merah menjadi rusak dan juga tiang-tiang jembatan itu menjadi terputus. Singkat cerita, setelah kepolisian menyelidiki kasus tersebut. Mereka tidak menemukan si korban terluka maupun mayat si korban di tempat kejadian. Mereka hanya menemukan kartu tanda pengenal milik antar korban kecelakaan. Nama yang tertera pada kartu tanda pengenal itu adalah Saruizawa Tamanawa, yang merupakan Ayahnya Saruizawa Kousan. Mereka juga mendapatkan bukti melalui rekaman CCTV di tempat kejadian, tapi percuma saja. Rekaman CCTV pun tidak memperlihatkan si korban disana. Kepolisian menyimpulkan tentang insiden ini sangatlah ironis. Lalu, bagaimana kelanjutannya Saruizawa Kousan hilang ingatan setelah keluarganya tiada? Ayo baca sekarang biar tahu bagaimana jalan cerita ini menuju cerita yang gelap.

AuthorFantasy · สมจริง
Not enough ratings
23 Chs

VoL 1 - CHAPTER 7

APA INI KEBOHONGAN?

| next story |

Setelah kami keluar dari kereta itu secepatnya, akhirnya kami berada diluar stasiun.

Aku dan Megumi melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. 

Sebelum sampai di persimpangan jalan, Megumi sempat bertanya padaku.

"Malam ini kamu tidak ada kerjaan bukan?" Megumi melirikku.

"Tidak ada... cuma hanya saja tadi, ada tugas sekolah. Tapi, dikumpulnya nanti minggu depan juga. Memangnya kenapa?"

Kami berdua terus berjalan sambil berbicara. Megumi terlihat begitu lesu juga, begitu pula denganku. Hari ini aku benar-benar merasa kelelahan, dan segera ingin tidur nyenyak dirumah.

Karena besok juga hari minggu, seperti biasa aku selalu berdiam diri didalam rumah. Dengan bermain gim, menonton anim, dan banyak hal lainnya yang harus kuselesaikan dalam seharian penuh.

Megumi tidak menjawab selama beberapa detik. Kelihatannya Megumi masih bingung dengan apa yang ingin dia katakan padaku. Sangat jelas terlihat dia dari tadi memutar jari-jemarinya dengan cepat. Dia menatapku, lalu berpaling. Menatapku, lalu berpaling lagi. Wajahnya memerah, diselimuti dengan ekspresi malu-malu. Sampai melirikku berkali-kali seperti itu, sudah jelas terlihat dia ingin mengatakan sesuatu. 

Sebenarnya, aku tahu dengan apa yang ingin dikatakannya. Hanya saja, dianya yang malu mengatakannya.

"Kamu ingin mampir kerumahku, kan? Buat ngegim bareng..."

Beberapa detik setelah aku mengatakan itu, Megumi terlihat senang akan tetapi kesenangannya tidak diperlihatkannya.

"Kok kamu tahu? Kalau aku ingin mainin gim lagi..?"

Tentu saja aku tahu, setiap mau akhir pekan. Dia selalu mampir kerumahku untuk mainin sebuah gim visual novel. Terkadang kami berdua bergadang untuk menyelesaikan gim tersebut. Walaupun pada akhirnya, kami memutuskan untuk menyerah karena sama sekali tidak menemukan jawabannya. Setidaknya kami seperti berada didalam dunia kami sendiri.

"Tapi, apa kamu tidak merasakannya? Kita ini sudah remaja loh, apa kamu tidak memikirkan itu? Yah, bukannya ngelarang sih... tapi—" bicaraku langsung terpotong ketika Megumi tiba-tiba berkata sesuatu.

"Karena aku percaya kepadamu, Kousan-kun." Dengan cepat Megumi berkata seperti itu.

Aku memang orang yang sangat baik. Akan tetapi, aku tetaplah manusia biasa yang masih mempunyai hasrat tersembunyi. Terkadang kita tidak dapat menahan semua hasrat itu, hasrat berasal dari lubuk hati yang terdalam. Lalu, bisa saja hasrat itu, memaksa menggerakan seluruh otak dan tubuh kita untuk bergerak tanpa disadari. Sama halnya seperti orang yang sedang mabuk.

Setelah kita menyadarinya bahwa itu adalah tindakan yang salah. Maka, akan berakhir penyesalan.

"Ya sudahlah, Megumi-chan memang orang yang keras kepala." Ungkapku sambil tersenyum kecil.

"Yuhu! Yuhu! Yuhu..." Megumi melompat-lompat seperti anak kecil yang habis diberikan sebuah permen gulali.

Megumi terlihat senang mendengarnya. Tapi, seketika lompatan itu terhenti.

"Chan? Kenapa kamu memanggilku seperti itu?" Megumi berbalik badan menghadap kearah ku. Dengan ekspresi yang penuh tanda tanya.

Tentu, panggilan itu sangat cocok untuk dirinya. Bagiku, Megumi itu adalah seorang adik yang manis. Dia selalu menunjukkan kepadaku sikap yang ingin di manjakan. Meskipun kami berdua sama sekali tidak ada hubungannya dengan ini. Entah kenapa, satu tahun lamanya, setelah kami saling mengenal satu sama lain. 

Rasa yang kurasakan ini, sama seperti waktu itu.

"Sudah jelas bukan? Aku lebih tua satu tahun darimu, he." Jawabku dengan senyuman.

Bukan, ini bukan senyuman yang kuinginkan. Senyuman ini adalah kebohongan. Kebohongan di antara kami berdua, dan hanya kamilah yang mengetahuinya.

"Begitu, ya... hihi!" Megumi tertawa halus dengan menutup kelopak matanya yang tipis itu.

Aku bahkan tidak tahu, kapan semua ini akan berakhir. Orang yang kucari itu... hanya dialah, hanya Megumi lah yang mengetahuinya. Aku berpikir akan terus tetap bersamanya, sampai aku menemukan orang itu.

Kami terus melangkahkan kaki menuju kerumah ku. Hingga beberapa meter lagi, dari arah barat rumahku sudah terlihat sangat jelas. 

Bentuk rumahku itu hampir mirip seperti huruf 'L' itupun kalau dilihat dari arah barat. Jika tidak, maka rumah itu terlihat seperti ular. Untung saja pondasi rumah itu memoncong kearah barat. Sehingga terlihat seperti sebuah huruf.

Beberapa menit kemudian kami telah sampai didepan rumah, lalu aku membuka pagar rumah dengan kunci. 

"Huh." Megumi menghembuskan nafas.

"Duluan saja." Kataku sembari mencari kunci rumah.

Megumi pun berjalan masuk mendahuluiku, akupun menutup pagar itu dengan rapat. Lalu, aku berjalan menuju kearah Megumi sedang berdirian.

"Aku akan membuka pintunya."  Megumi pun mendengarnya, dan segara memindahkan dirinya kesebelahku.

Pintu pun terbuka, kami segera masuk kedalam. 

"Bersikaplah seperti biasa." Bicaraku datar sambil mengunci pintu rumah sebanyak dua kali hingga benar-benar terkunci.

"Oh, ya." Megumi menjawabku dengan cepat.

Megumi berjalan keruang tamu, dan mendudukkan dirinya di sofa. Sedangkan aku berjalan menuju kamarku, untuk mengambil dua stick control.  Lalu, melepas gakuran yang kukenakan. Dan tetap membiarkan pakaian kemeja terpasang di tubuhku. Karena saat ini, Megumi sedang berada dirumahku. Kurasa tidak sopan kalau melepas pakaian sekarang, aku takut disaat aku ingin melepaskan pakaianku, Megumi akan melihat tubuhku. 

TAPI APA AKU SEBODOH ITU? KENAPA SI AUTHOR TIDAK BERPIKIR UNTUK MENGUNCI KAMAR TERLEBIH DAHULU!

Itu, mustahil. Karena Megumi tipe orang yang dadakan dan mudah salah paham. Kalau aku menutup pintu sekarang tanpa sepengetahuannya, dia pasti akan berpikir negatif kalau aku mengunci kamar secara tiba-tiba.

Aku keluar dari kamar, sambil membawa dua stick control untuk bermain gim.

Masih dalam keadaan berjalan, aku sempat memikirkan beberapa hal. Semua hal-hal yang pernah terjadi. Kupikir aku akan menemukan mereka, ternyata sampai sekarang pun aku tidak akan pernah bisa menemukannya.

"Megumi, stick controlnya sudah kuambil—" Seketika bicaraku terhenti dan secara bersamaan langkah kakiku juga terhenti.

Setelah kulihat di ruang tamu, Megumi terlihat tidak ada disana. Mungkin saja dia pergi keruangan lain. Aku pun memanggilnya dari ruang tamu, mengatakan bahwa stick controlnya sudah kuambil.

"Me—Megumi-chan...?"

"...." sunyi. Tidak dijawab sama sekali.

Merasa tidak dijawab sama sekali, aku pun meletakkan dua stick control itu diatas meja. Lalu, pergi kedapur untuk memeriksa keberadaannya.

"Kemana lagi, dia itu."

Sebenarnya aku sudah tahu, Megumi orang yang suka bersabotase disaat aku tidak ada. Bukan bersabotase yang kumaksud, aku tahu keberadaan Megumi sekarang ada dimana dia.

Aku pun berbelok arah menuju kamar mandi, sembari berjalan kesana aku mendengar suara rintikan air berturut-turut. Sementara itu, terdengar suara kecil seseorang yang seharusnya aku tidak boleh mendengarnya.

"Hu... huh, lembut sekali..." 

Seseorang itu tidak lain adalah, Sakurasawa Megumi. Selain Sakurasawa Megumi, lalu siapa lagi kalau bukan dirinya.

Aku sudah menduganya, kalau Megumi sering mandi malam saat berada dirumahku. Dan dia itu apakah sama sekali tidak peduli, kalau ini adalah rumahku.

Aku ini tetaplah seorang lelaki. Tentu aku ingin sekali mendengarkan suara shower yang digunakan Megumi saat sedang mandi itu. Apalagi disaat Megumi, mengucapkan... "ah, nyaman sekali…" begitu. 

Show, aku ini adalah main character protagonis. Mana mungkin aku melakukan hal seperti itu. Tetapi... main character ataupun protagonis itu sama sekali tidak ada hubungannya. Aku ini seorang lelaki normal, apalagi umur 17 tahun itu sudah memasuki masa-masa remaja.

Sekali saja tidak akan menjadi masalah, bukan?

Lalu, aku memutuskan untuk mendekati pintu kamar mandi tersebut. Dengan sedikit memperhatikan gerak kakiku, perlahan aku mulai melangkah memaju.

KKRK!

Seketika pintu kamar mandi itu terbuka setengah. Dibalik pintu yang setengah terbuka itu, Megumi menjenguk keluar dan ketika melihat kusedang berada disana, Megumi langsung berkata.

"Oh, Kousan kebetulan. Tolong ambilkan handuk diatas mesin cuci itu." 

Tangannya menunjuk kearah mesin cuci tepat didepan pintu kamar mandi tersebut. 

"A—Ah, tentu." Kataku terkejut.

Hampir saja jantungku ingin copot. Bisiku lega.

Aku mengira akan mati tragis secara spontan akibat jantungan. Untung saja Megumi tidak menyadarinya. Yah, Megumi memang orang yang sangat polos.

Setelah mengambil handuk tadi dan langsung memberikannya kepada Megumi, dia sempat berterimakasih padaku. Lalu, aku segera meninggalkan tempat itu menuju kearah ruang tamu.

"Rasanya... aneh sekali." Ucapku berat sembari duduk di sofa.

"Aneh?" I—Itu seperti suara Megumi berasal dari belakangku.

"Huh!? Me—Megumi sejak kapan!?" Spontan jantungku kembali bergoyang akibat terus-terusan dikasih kejutan. Refleks aku berbalik badan menghadap kearahnya.

"Baru saja..." Megumi menjawabnya datar sembari meremas-remas kepalanya dengan handuk. Tak selang beberapa detik, Megumi kembali berucap. Dengan memanggil namaku sangat panjang nadanya.

"Kousan..., aku haus." 

"Oh begitu. Sebentar, kau ingin minum apa? Atau sekalian ingin makan?" 

"Air putih saja, sudah cukup. Lagipula bukannya kita sudah makan sedari sore."

"Lah, itukan sedari sore. Kalau sekarang mah beda lagi ceritanya." Ungkapku sambil melipat kedua tangan.

"Baik, baik. Bagaimana kalau masak kari saja? Kamu masih ada bahannya bukan?" Megumi berhenti meremas kepalanya dan meletakkan handuk itu dibagian lehernya.

"Hm... kurasa masih ada di lemari es." Jawabku setelah berpikir.

"Raisu, Udon, Pan? Mau yang mana nih?" Megumi memiringkan kepalanya sambil berpikir.

Di Wikipedia, Kari Jepang atau Kari (カレー karē) adalah salah satu masakan populer di Jepang. Hidangan ini biasanya disajikan dalam tiga bentuk utama: Nasi kari (カレーライス karē raisu), karē udon (semacam mi tebal), dan karē-pan. Nasi kari Jepang biasanya secara sederhana disebut kare (カレー karē).

Sedangkan untuk bahan-bahannya adalah: Sayuran (bawang bombay, wortel, kentang), daging (sapi, babi, ayam). Kurasa itu cukup. Satu yang kurang untuk sampingnya, Nasi kari biasanya disajikan bersama fukujinzuke, daun bawang dan acar jahe.

Sungguh pertama kali aku makan kari rasanya sangat enak dan menyentuh di lidah. 

"Bagaimana kalau Udon saja?"

Udon merupakan makanan rakyat, berharga murah dan banyak dimakan sebagai pengganti nasi. Orang sejak dulu sudah terbiasa dengan udon dan sering dimakan beramai-ramai sewaktu ada keramaian atau perayaan. Variasi cara memasak dan jenis lauk yang digunakan berbeda-beda bergantung pada daerahnya.

"Boleh." Megumi langsung mengangguknya.

Selain cantik jelita dan polos, Megumi juga jago dalam bidang rumah tangga.  bukan, maksudku adalah jago masak.

Aku juga terkadang bingung, diluar maupun didalam, Sakurasawa Megumi tetaplah  Sakurasawa Megumi. Beberapa kali aku mengatakan padanya, kalau sedang berada dirumahku, agar bersikap normal seperti biasa dan sesuai dengan karakteristiknya sebenarnya. Namun, Megumi malah menunjukkan sifat manisnya di hadapanku. 

Aku kira Megumi hanya berbohong didepan publik, tapi apa Megumi berbohong didepan ku? Kurasa tidak. Aku tidak tahu, apa ini kebohongan atau bukan. 

x  x  x

MASIH BERLANJUT BRO!