MALAM YANG TIDAK SESUAI YANG KUINGINKAN.
| next story |
Malam yang dingin ini menunjukkan pukul 20.15 PM.
Megumi sedang sibuk memasak di ruang dapur. Sedangkan diriku duduk di sofa sambil bermain ponsel.
Ini sudah menjadi kebiasaanku, setiap akhir pekan aku selalu mengurung diri didalam rumah. Yah, walaupun hal itu membuat tubuhku menjadi kaku. Harusnya aku tetap seperti aku yang dulu, yang sering berolahraga. Tapi sekarang, aku malah hidup bermalas-malasan seperti ini.
Selain bermain ponsel, aku juga bermain PC. Tidak ada seorang pun yang tahu kalau aku adalah seorang Gamer Profesional. Terkecuali khusus untuk Sakurasawa Megumi seorang. Dia tahu segalanya tentang diriku, dia menyebutku kalau aku ini seperti seorang NEET tetapi hebat.
Di dalam dunia Gamers, aku telah memenangkan ratusan kompetisi secara Offline maupun Online hanya berdiam diri di rumah. Di dalam dunia Gamers, aku memakai nama Zack dan biasa di kenal sebagai The Black Zack atau BZ yang artinya Si Zack Hitam. Aku bahkan tidak tahu kenapa mereka sangat ketakutan jika bertemu si Black Zack di semua server game. Mereka tiba-tiba logout, namun beberapa dari mereka berani menantangku.
Alhasil, mereka kalah tanding dalam 10 VS 1 denganku. Aku terlalu pintar dalam hal ini. Habisnya, akulah yang membuat semua server game tersebut. Tentu aku tahu kelemahan pemain lain yang berani melawanku. Padahal aku hanya jalan-jalan saja melihat para player yang memainkan game buatanku.
Setengah jam berlalu, Megumi telah selesai memasak.
"Silahkan dimakan! Kari Udon Telur." Megumi mengatakannya dengan semangat.
"...." aku tidak menjawabnya. Saat ini aku sedang sibuk bermain gim di ponsel.
Megumi meletakkan sebuah mangkok ceper dan dua buah mangkuk berukuran kecil diatas meja.
Megumi terlihat kesal, dan langsung mendekatiku setelah itu.
"Me—" akhirnya dia mengambil ponselku.
"Hei, kembalikan ponselku." Ungkapku sambil membujuknya.
"Kalau begitu. Selesai makan, nanti aku kembalikan. Untuk saat ini aku simpan terlebih dahulu." Megumi langsung menyembunyikan ponselku di saku seragam yang dikenakannya.
"Pasti sulit untuk mengambilnya kembali. Lagian, kau ini Bundaku apa?"
Megumi berjalan didepan melewatiku, lalu duduk di sampingku.
"Aku mempunyai alasan untuk itu." Sekilas kata-kata itu keluar dari mulutnya.
Megumi terkejut sendiri, lalu berusaha beralih pembicaraan.
"Ah, lupakan saja. Haduh itu Udonnya keburu dingin! Cepat dimakan!"
Setelah melihatnya seperti itu, aku sedikit merasa ragu tentang kata-kata yang di ucapkannya tadi. Aku belum mengetahui, alasan Megumi selalu membuatkan makan dan selalu menemaniku di sekolah. Meskipun aku dan Megumi tidak sekelas lagi seperti tahun lalu.
Setiap perkataan yang dikeluarkannya, terkandung kata-kata yang kupernah dengar sebelumnya. Namun anehnya, aku tidak mengingatnya. Untuk saat ini aku akan tetap berusaha mengingat kejadian-kejadian yang ada dimasa laluku.
"Benar juga. Kalau begitu, selamat makan!"
"Selamat makan!"
Kami pun langsung menyantap Udon yang terlihat lezat itu. Disela-sela kami berhenti sejenak untuk makan, aku membuka pembicaraan.
"Seperti biasa, Udon yang kau buat sangat enak. Tapi, apa kau lupa? Aku tidak suka dengan tomat."
"Apa itu sebuah pujian? Hm, bisa dibilang aku sengaja membuatnya." Megumi tersenyum-senyum yang membuatku agak memendam emosi.
"Ya sudahlah, hanya sekedar tomat tidak akan menjadi masalah. Ma—Mari lanjutkan saja makannya." Sejujurmya, aku ragu mengatakannya. Sehingga keraguan itu jelas terlihat dari ekspresi wajahku.
"Haha... jangan sok memaksakan diri. Karena itu, kamu sedikit terlihat lucu." Megumi tertawa kecil.
"Berhentilah mentertawakanku! Aku menyukai tomat kok, lihat saja nih." Mulutku menyeringai sambil menyendok tomat yang dicampur dengan kuah.
Aku pun terpaksa memakannya, tomat. Baru sampai ditengah lidahku, tomat itu terasa sangat manis dan asam. Mataku mengeliling untuk mencari secangkir air putih. Akan tetapi, air putihnya sengaja tidak disediakan Megumi disana.
"Kamu tidak perlu air, tinggal minum kuah itu saja." Mulutnya menyimpul seakan menahan tawa.
Sialan, dia itu.
Megumi benar-benar orang yang pintar, dia tahu kalau aku pasti akan membutuhkan air minum setelah memakan tomat-tomat itu. Lalu, mengapa Megumi bersikeras membuat aku memakannya.
Aku ini bukan seorang Vegetarian. Ada banyak sayuran yang tidak kusukai, sebagian pula ada yang kusukai. Salah satu sayuran yang paling tidak kusukai nomor 2 adalah Tomat. Karena rasanya yang terlalu manis, dan terasa asam saat di telan.
"AA—Ah..." aku hampir setengah mati menahannya.
"Nah, gitu dong." Megumi kembali tersenyum, namun kali ini senyuman sedikit berbeda. Seperti bercampur dengan yang lain, terlihat jelas dari matanya yang berkilau jernih.
Megumi tiba-tiba berdiri.
"Sebentar, aku akan mengambilkan air putih untukmu."
"AA—Ah, tolong cepat..." kataku pasrah, lalu berbaring disofa.
Megumi segera memgambilkan air putih menuju ke dapur. Sebelum Megumi kembali, diriku mengucapkan kalimat yang menyedihkan.
Makan malam yang jelas, sama dengan mematikan.
Kalau boleh kuberitahu, alasan bahwa aku sangat membenci tomat.
Tomat selalu disebut sebagai buah yang penuh manfaat kesehatan. Nutrisinya sangat baik untuk menjaga kesehatan jantung, pembuluh darah, kulit, mata, menurunkan tekanan darah tinggi, hingga mencegah kanker. Namun, tidak semua orang suka tomat yang rasanya sedikit asam dan getir. Banyak juga yang mulai bosan dengan olahan tomat seperti jus atau sup tom yum yang itu-itu saja.
Aku lebih suka memakan tomat jika tomat itu di bagi menjadi 8 bagian. Agar rasa asamnya itu tidak terlalu lekat di lidah. Tapi, Megumi hanya memotong tomat itu menjadi 2 bagian saja. Sehingga rasanya itu masih terlalu lekat mencekat di lidah.
"Ini silahkan di minum sekarang. Dan ini ponselmu, kuletakan di atas meja."
"Terima kasih." Aku mulai bangkit dari sofa.
"Ya ampun, kamu ini benar-benar tidak suka dengan tomat rupanya ya."
"Kau sudah mengetahui berulang kali! Lalu, kau baru mengetahuinya sekarang!?" Sanggahku lebar.
"Well, sekarang kita ganti topik." Kataku cepat. Lalu melanjutkannya.
"Sedari sore, kau bilang kalau kau ingin sekali main gim bersama? Apa yang ingin kau mainkan?"
Megumi terdiam sambil berpikir, dengan percaya diri dia meletakkan jari telunjuknya di bibir.
"Nah!" Sepertinya Megumi menemukan sebuah ide.
"Bagaimana kalau main MMORPG saja?"
MMORPG atau Massively Multiplayer Online Role-Playing Game. Adalah permainan bermain peran (RPG) yang dapat diakses oleh banyak pemain secara massal untuk bermain bersama dalam dunia Fantasi atau dunia Virtual yang terus berkembang pada saat yang sama melalui connection Internet dan LAN.
Arti dari dunia Fantasi adalah hal-hal yang berhubungan dengan khayalan atau dengan sesuatu yang tidak benar-benar ada dan hanya ada dalam benak atau pikiran saja. Kata lain untuk fantasi adalah suatu imajinasi yang dibuat-buat.
Seorang pemain menjalankan peran sebagai tokoh karakter yang seolah-olah berperan di dalam dunia Virtual ilmiah atau dunia Fantasi yang melakukan sejumlah kegiatan peran.
Pada umumnya, fitur-fitur setiap bermain peran (RPG) sangat banyak dan bervariasi, namun (di antara jenis fitur yang banyak dan bervariasi) ada sejumlah persamaan fitur umum yang dimiliki, secara umumnya MMORPG memiliki fitur: Penyelesaian misi, pertarungan, perdagangan, memiliki mata uang dalam permainan, fitur pembangunan karakter, dapat bekerja sama dalam tim, dapat memakai mode pakaian pada karakter yang umum disebut equip, dan seolah-olah berada di suatu dunia yang pada umumnya berlatar Fantasi atau Virtual ilmiah.
Mataku terbuka dengan lebar, Aku mulai terkejut setelah mendengar permintaan Megumi yang baru ini.
"Apa kau— eh bukan, baiklah kalau begitu aku akan mengajarimu."
Sebenarnya aku ingin mengatakan padanya tadi, 'Apa kau benar-benar bisa memainkannya?' Kurasa kata-kata itu tidak pantas untuk di ucapkan tadi. Makanya, aku langsung berdalih.
"Untuk bermain MMORPG, kau sudah tahu bukan? Kita harus menggunakan PC agar lebih mudah memainkannya daripada memainkannya di ponsel." Aku kembali melanjutkan penjelasan.
"Dikamarku terdapat sebuah PC disana, kau pakailah PC ku itu." Aku berhenti sejenak untuk bernapas. Sedangkan Megumi bertanya selanjutnya.
"Tapi, nanti kamu makai PC yang mana, kalau PC kamu aku yang pakai." Megumi terlihat cemas atau bisa juga merasa tidak enak denganku.
"Tenang saja, aku masih mempunyainya di tempat lain." Aku tersenyum lebar didalan.
Megumi tidak tahu, kalau aku mempunyai satu ruangan rahasia tersembunyi. Ruangan itu adalah ruang tempat menaruh impianku. Tempat dimana aku bertempur, melawan, mengerahkan sekuat tenaga yang kumiliki hanya demi sebuah impian.
"Di tempat lain? Apa kamu ingin meninggalkan rumah!?" Megumi terkejut ketika mendengar ucapku tadi.
Mungkin dia salah paham, atau benar-benar tidak mengetahuinya. Pasalnya, dia tidak mengerti dengan maksudku.
"Bukan begitu, tempat itu berada didalam rumah ini juga." Jawabku sembari menutup mata.
"Jadi?" Megumi kembali bertanya-tanya.
"Jadi apanya!?" Wajahku mengeras karena dia ini orang yang sangat membingungkan.
"Jadi, kapan mainnya nih?"
"Astaga." Wajahku kembali dalam bentuk normal.
"Ayo langsung ke kamarmu, lalu lakukanlah sesuatu untukku."
"Berhenti berbicara yang membuat orang salah paham!" Wajahku kembali mengeras.
"Astaga, yaudah ayo." Wajahku kembali normal lagi sambil menghembuskan napas.
Sambil berjalan menuju kamarku, aku sempat berpikir.
Hari dimana aku bisa bersantai, bisa bermain, bisa menonton, bisa membaca, bisa menyelesaikan tugas. Malah menjadi Bad story sheet begini, aku di paksa untuk itu dan itu oleh gadis yang tidak kuketahui kepribadiannya secara jelas.
Akhir pekan ini aku berencana untuk melanjutkan sebuah sistem baru di game buatanku. Mah, harusnya selesai malam ini juga. Apa ini? Aku merasa kesal atau tidak ikhlas akan sesuatu? Aku merasa, kalau malam ini bukan malam yang kuinginkannnnnnnnnn!
x x x
MASIH BERLANJUT...