webnovel

Separate tells a Hidden Story

Separate tells a Hidden Story adalah cerita penuh dengan misteri, komedi, dan drama. Dalam serial ini, cerita tersebut menceritakan kehidupan seorang anak remaja SMA yang bernama Saruizawa Kousan. Saruizawa Kousan bersekolah di SMA HighLight. Disekolahnya, Saruizawa hanyalah sebagai pelajar biasa. Untuk bisa melanjutkan sekolahnya di Universitas Nasional. Namun apa jadinya? Kalau Saruizawa memiliki alasannya sendiri untuk menutupi identitas diri yang sebenarnya. Di sisi lain, Saruizawa memiliki masa lalu yang dark atau bisa dikatakan Saruizawa hilang ingatan waktu itu. Pada masa kecilnya dulu, Saruizawa Kousan adalah putra pertama dari keluarga Saruizawa. Saruizawa Kousan dulu merupakan anak abnormal. Mungkin beberapa hari setelah kelahirannya, Saruizawa Kousan secara ajaib sudah bisa berbicara. Pada umumnya, keluarga Saruizawa terlihat seperti keluarga yang damai dan tentram, karena memang itulah kenyataannya. Akan tetapi, keluarga yang damai dan tentram itu tidak bertahan selamanya.  24 April 2014, pukul 00.12 tengah malam. Tepat di hari dimana ulang tahunnya dirayakan dan perayaan hari kelulusannya di sekolah dasar. Insiden tak terduga terjadi di jembatan merah. Terjadinya peristiwa kecelakaan maut antar mobil dengan truk. Akibat dari kejadian itu, jalanan jembatan merah menjadi rusak dan juga tiang-tiang jembatan itu menjadi terputus. Singkat cerita, setelah kepolisian menyelidiki kasus tersebut. Mereka tidak menemukan si korban terluka maupun mayat si korban di tempat kejadian. Mereka hanya menemukan kartu tanda pengenal milik antar korban kecelakaan. Nama yang tertera pada kartu tanda pengenal itu adalah Saruizawa Tamanawa, yang merupakan Ayahnya Saruizawa Kousan. Mereka juga mendapatkan bukti melalui rekaman CCTV di tempat kejadian, tapi percuma saja. Rekaman CCTV pun tidak memperlihatkan si korban disana. Kepolisian menyimpulkan tentang insiden ini sangatlah ironis. Lalu, bagaimana kelanjutannya Saruizawa Kousan hilang ingatan setelah keluarganya tiada? Ayo baca sekarang biar tahu bagaimana jalan cerita ini menuju cerita yang gelap.

AuthorFantasy · สมจริง
Not enough ratings
23 Chs

VoL 1 - CHAPTER 6

SARUIZAWA KOUSAN TIDAK AKAN PERNAH BISA MEMASUKINYA.

"Ini masih belum berakhir, kita masih mempunyai masalah masing-masing yang belum terselesaikan. Maka, semua ini tidak bisa dianggap sebagai akhir."

"Aku berjanji akan mengakhiri ini dengan cepat." Megumi membuka lebar kedua mata hitamnya, dan mengatakan itu dengan sangat yakin.

Alisku yang agak menurun tadi perlahan mulai berdiri, di sertai kening yang mendatar. Mata hitam abuku mulai terbuka, setelah mendengar kata-kata itu barusan.

Aku kembali mengangkat wajahku, kedua mataku saat ini sedang tertuju padanya.

"Aku juga berjanji akan mengakhiri ini semua, lalu mengawali nya dari akhir."

Aku berkata hal yang sama, sambil menunjukkan senyuman kecil kearah nya.

Megumi merupakan karakter heroine-ku yang terikat dari sebuah kesepakatan. Sejak satu tahun lamanya, aku dan Megumi akan tetap seperti ini, sebagai pacar heroineku.

Dia merasa kalau, pacaran seperti itu sama sekali tidak adil, bagiku. Dia mengatakan kalau dirinya sama sekali tidak pernah membantuku, sedangkan Dia merasa bersalah karena terlalu sering mengandalkan diriku.

Memang benar sih, aku selalu membantunya di setiap saat. Akan tetapi, aku melakukan itu bukan hanya untuk kepentingan diri. Aku melakukan itu karena aku merasa kalau masalah yang dia miliki itu sangatlah sulit daripada masalah yang kumiliki.

Seseorang mengatakan, mengawali sesuatu pasti akan berakhir. Lalu, setelah semunya berakhir maka terciptalah awal yang baru. Sama halnya dengan kehidupan yang kita jalani, tidak ada kata yang terhindarkan dari kata 'Akhir' itu. Tidak tahu kapan itu akan berakhir, setidaknya kita telah berusaha lebih baik sampai titik akhir.

"Apa kau ingin pulang sekarang?" Tanyaku melirik kearah nya.

"Iya." Jawabnya dengan lembut.

"Sendirian?" Tanyaku lagi yang agak menimbulkan sedikit masalah.

Megumi tiba-tiba mengembungkan kedua pipinya dengan ekspresi sedikit kesal dan sembari mengatakan sesuatu.

"Apa kau sudah lupa dengan kesepakatan kita, huh?!" Megumi memalingkan wajahnya dari hadapanku.

Aku hanya bercanda, karena sesuai kesepakatan nya, aku harus tetap bersamanya sampai semuanya benar-benar sudah berakhir. Megumi meminta padaku untuk tetap bersamanya dan melindunginya, seperti halnya seorang (bodyguard), begitulah.

Meskipun tubuhku terlihat agak kurus dan tidak terlalu berisi, akantetapi aku mahir dalam daya pikir dan ketahanan fisik disaat situasi tertentu. Daya pikirku akan bekerja apabila dalam situasi genting saja. Sedangkan, ketahanan fisiku tidak di ragukan lagi.

Karena aku sudah terbiasa sering berolahraga di dalam rumah. Karena daya pikir yang tinggi, dan juga ketahanan fisik yang kuat, aku mampu menciptakan refleks yang sangat cepat dan tepat. Disertai insting yang kumiliki, aku bisa saja menghindari satu kali tembakan pistol berjenis (Magnum) sekaligus dengan cepat.

Karena itulah. Sekuat apapun musuhnya yang akan kuhadapi nanti, aku tidak akan pernah kalah. Dulu semenjak aku masih smp, aku sempat mempelajari dan menguasai beberapa keahlian dalam berolahraga. Seperti, bermain sepakbola, badminton, dan basket. Tapi akhir-akhir ini aku tidak begitu banyak bergerak seperti dulu. Mungkin saja, aku sudah bosan akan sesuatu.

"Bercanda, bagaimana kita langsung pulang saja." Bicaraku tersenyum sambil menatap Megumi.

"Iya." Dengan pelan Megumi menjawab.

Matahari yang mulai memudar setiap detiknya, perlahan hari diselimuti oleh gelapnya langit. Kemudian bulan mulai menampakkan cahayanya, dikelilingi oleh tebalnya awan hitamabu diatas langit.

Sepertinya hari sudah tampak gelap. Kami berdua pun segera meninggalkan dari jembatan itu lalu berjalan lurus menuju stasiun kereta umum.

Tibanya di stasiun kereta umum, dengan setengah berlari kami berdua menuju cepat kearah pintu masuk kereta. Alasan kami sangat terburu-buru masuk kedalam kereta, agar bisa memasuki kereta tersebut. Apabila terlalu lama berjalan menuju pintu masuk kereta, mungkin saja aku dan Megumi harus menunggu jadwal kereta umum selanjutnya.

Meskipun kami berdua sudah masuk kedalam kereta dengan cepat. Akan tetapi, di dalam kereta umum itu sangatlah sempit dipenuhi para penumpang, sedangkan posisi aku dan Megumi sekarang sangatlah terjepit. Aku mendorong pelan Meguri kebagian dinding kereta. Lalu,

Aku menahan kedua tanganku di tembok untuk menghalang Megumi disana.

Tiba-tiba pipi Megumi menjadi memerah saat aku berada tepat didepannya. Matanya juga terlihat agak menurun, di iringi alis yang menyamping.

Pada saat itu tubuh kami berdua hampir saling bersentuhan, namun aku tetap harus menahannya untuk tidak bergerak sedikitpun.

Dari jarak sedekat ini, aku bisa mencium aroma rambutnya yang wangi dan juga terlihat rambut hitamnya sangat berkilau.

Kereta pun mulai berjalan...

"Bertahan sebentar lagi, Megumi." Ucapku sembari menghela-hela nafas kesamping.

"Iya."

Saat ini aku sangat berkeringat akibat dari suhu didalam kereta ini sangatlah panas dan rasanya sulit untuk bernafas.

Penumpang didalamnya saling berdesakan untuk mencari tempat nyaman bagi mereka.

Akan tetapi, sedangkan aku disini terpaksa melakukan seperti ini padanya, apalagi dia itu seorang gadis loh. Umur Megumi denganku tidaklah jauh, hanya beda 1 tahun. Megumi berumur 16 tahun sedangkan Aku sekarang berumur 17 tahun.

Selama aku berhubungan denganya, dia sama sekali tidak mengatakan apapun tentang hari kelahirannya padaku. Bukan itu saja, bahkan dia sama sekali tidak menceritakan apapun tentang dirinya maupun keluarganya padaku. Mungkin saja ada hal yang tidak bisa diceritakan olehnya, agar dapat menjaga identitas nya yang sebenarnya.

15 menit berlalu setelah kami menaikki kereta umum ini, tapi belum saja sampai.

"Kok, keretanya lama ya?" Megumi berucap, kepalanya menunduk kebawah.

Spontan aku yang sedari menghela-hela nafas kesampingan, mendengar ucapan Megumi dan langsung menjawabnya pelan.

"Palingan sebentar lagi kok, juga sampai."

"Tapi, ini sudah lebih dari setengah jam loh..." kepalanya yang menunduk tadi, Megumi menaikkan tatapannya kepadaku.

Megumi masih melanjutkannya.

"...oh iya, apa kamu sempat lihat? jadwal keberangkatan malam ini menuju kemana?" Megumi bertanya.

Kuakui, aku tidak sempat melihat jadwal keberangkatannya. Karena kami tadi sangat terburu-buru gara-gara antriannya sangat panjang. Kami tidak tahu kereta mana yang harus kami masuki, tapi seperti biasa kereta ini mungkin saja adalah kereta menuju jalur perbatasan kota. Karena kebetulan rumah Megumi dengan rumahku tidak jauh darinya. Sehingga sehabis pulang sekolahpun, kami sering jalan-jalan sebentar sebelum pulang kerumah.

"E-Eh sejujurnya, aku tidak melihatnya sama sekali..." ucapku melemas.

"Ya ampun..." Megumi kembali menundukkan kepalanya.

Taklama kemudian, kereta pun berhenti.

Di stasiun aku mendengar sebuah pengumuman kereta.

Mohon perhatian, sesaat lagi kereta api akan tiba di stasiun. Bagi anda yang akan mengakhiri perjalanan di stasiun kami persilahkan untuk mempersiapkan diri. Periksa dan teliti kembali barang bawaan anda jangan sampai ada yang tertinggal. Untuk keselamatan anda tetaplah berada di tempat duduk sampai kereta berhenti dengan sempurna. Terimakasih atas kepercayaan anda menggunakan jasa layanan kereta api Indonesia, sampai jumpa pada perjalanan berikutnya.

Sepertinya kereta api sudah sampai. Aku segera berbicara pada Megumi.

"Baru saja di bicarakan, keretanya sudah sampai."

"Kamu benar."

Kami pun langsung bergegas keluar dari kereta api umum itu.

Hari ini sih memang keretanya tidak seharusnya bayar. Karena setiap hari kereta umum ini selalu menerima penumpang. Tapi tidak setiap waktu, penerimaan penumpang gratis hanya tersedia di jam tertentu saja. Seperti pada waktu jam kerja atau jam sekolah. Lalu, pada jam pulang kerja atau jam pulang sekolah. Kereta umum itu hanya menerima penumpang sekali saja dalam setiap waktu.

Contohnya, pada waktu pagi. kereta tersebut buka pada pukul 07.30 s/d 08.00 pagi, dan pada waktu malam, mulai dari pukul 18.00 s/d 19.00 sore. Perbedaannya, hanya saja pagi kami harus cepat bangun lebih awal. Apabila bangun kesiangan, kami akan tertinggal jadwal kereta dan terpaksa untuk berangkat kesekolah menggunakan taxi dan itupun kami harus bayar...

Daerah taxi sini sangatlah mahal. Hanya menempuh perjalanan 1,7 Kilometer saja, sudah mencapai Rp20.000 ribu per-penumpang. Sedangkan uang jajanku biasanya hanya Rp50.000 ribu bahkan bisa sampai Rp100.000 ribu perharinya.

Akan tetapi, aku tidak bisa menggunakan uang itu semuanya. Aku harus menyimpannya sampai suatu hari nanti. Aku harus membatasi diriku agar tidak boros. Aku harus menggunakannya dengan baik dan benar. Aku harus menggunakan uang ini hanya untuk kepentingan.

Setiap bulannya, aku diberi uang sebanyak Rp2.000.000,- juta untuk memenuhi kehidupan. Akan tetapi, aku bingung harus kuapakan uang sebanyak itu? Semua barang yang kuinginkan, sudah kubeli semuanya didepan mataku. Tetapi, uang itu tidak pernah habis!

"Pintunya terbuka, ayo cepat kita keluar Megumi."

"Iya, ayo."

Dengan erat aku memegang tangan kanannya Megumi. Lalu bersama denganku, kami keluar dari kereta api.

x x x

MASIH BELUM SELESAI!

SILAHKAN TUNGGU CHAPTER SELANJUTNYA!