webnovel

Separate tells a Hidden Story

Separate tells a Hidden Story adalah cerita penuh dengan misteri, komedi, dan drama. Dalam serial ini, cerita tersebut menceritakan kehidupan seorang anak remaja SMA yang bernama Saruizawa Kousan. Saruizawa Kousan bersekolah di SMA HighLight. Disekolahnya, Saruizawa hanyalah sebagai pelajar biasa. Untuk bisa melanjutkan sekolahnya di Universitas Nasional. Namun apa jadinya? Kalau Saruizawa memiliki alasannya sendiri untuk menutupi identitas diri yang sebenarnya. Di sisi lain, Saruizawa memiliki masa lalu yang dark atau bisa dikatakan Saruizawa hilang ingatan waktu itu. Pada masa kecilnya dulu, Saruizawa Kousan adalah putra pertama dari keluarga Saruizawa. Saruizawa Kousan dulu merupakan anak abnormal. Mungkin beberapa hari setelah kelahirannya, Saruizawa Kousan secara ajaib sudah bisa berbicara. Pada umumnya, keluarga Saruizawa terlihat seperti keluarga yang damai dan tentram, karena memang itulah kenyataannya. Akan tetapi, keluarga yang damai dan tentram itu tidak bertahan selamanya.  24 April 2014, pukul 00.12 tengah malam. Tepat di hari dimana ulang tahunnya dirayakan dan perayaan hari kelulusannya di sekolah dasar. Insiden tak terduga terjadi di jembatan merah. Terjadinya peristiwa kecelakaan maut antar mobil dengan truk. Akibat dari kejadian itu, jalanan jembatan merah menjadi rusak dan juga tiang-tiang jembatan itu menjadi terputus. Singkat cerita, setelah kepolisian menyelidiki kasus tersebut. Mereka tidak menemukan si korban terluka maupun mayat si korban di tempat kejadian. Mereka hanya menemukan kartu tanda pengenal milik antar korban kecelakaan. Nama yang tertera pada kartu tanda pengenal itu adalah Saruizawa Tamanawa, yang merupakan Ayahnya Saruizawa Kousan. Mereka juga mendapatkan bukti melalui rekaman CCTV di tempat kejadian, tapi percuma saja. Rekaman CCTV pun tidak memperlihatkan si korban disana. Kepolisian menyimpulkan tentang insiden ini sangatlah ironis. Lalu, bagaimana kelanjutannya Saruizawa Kousan hilang ingatan setelah keluarganya tiada? Ayo baca sekarang biar tahu bagaimana jalan cerita ini menuju cerita yang gelap.

AuthorFantasy · Realistic
Not enough ratings
23 Chs

VoL 1 - CHAPTER 5

MEMULAI DARI AKHIR, LALU ... BERAKHIR DARI AWAL.

| previous story |

"Terima kasih, ya." Ucap pelan Megumi dengan jelas.

"Untuk apa berterima kasih? Aku hanya melakukan tugas dengan apa yang di tugaskan. Kalimat itu harusnya kamu katakan nanti di akhir."

Megumi kembali tersenyum dengan mata yang agak menyipit, disertai alis yang menurun. Lalu dengan pelan Megumi berbicara padaku.

"Sebentar lagi, ini semua akan berakhir..." kata Megumi menurun.

Aku pernah mengatakannya, kalau akhir itu tidak akan pernah berakhir jika dunia ini sudah tidak ada lagi. Jadi, semua ini tidak akan pernah berakhir. Selama masalah ini tidak dipermasalahkan, maka semua nya pasti akan baik-baik saja.

"Aku akan mengakhirinya dengan caraku sendiri." Jawabku datar.

Memulai dari akhir, lalu berakhir dari awal, aku akan mengakhirinya dengan benar.

Megumi menghentikan tangannya, tiba-tiba merubah raut wajahnya menjadi murung.

Aku bingung melihatnya yang tiba-tiba murung begitu. Lalu aku bertanya tentang dirinya seperti itu.

"Megumi? Apa kau baik-baik saja."

Megumi semakin menurunkan kepalanya. Lalu terdengar bisikan yang dikeluarkan oleh Megumi.

"Aku... sudah muak dengan ini." Ucapnya kesal.

Ternyata cuma dia merasa kalau sudah bosan dengan makanan nya itu, begitu pikirku. Namun, Megumi tetap terlihat bersungguh-sungguh.

"Apa kau sudah bosan dengan seblak itu?"

"Bisakah kau hentikan omong kosong ini!" Seketika Meguri berkata dengan suara keras, sampai-sampai keadaan sekitar disini menjadi sunyi melihati mengarah kami berdua.

Pelayan tadi juga terkejut mendengar nya, lalu bertanya tentang apa yang terjadi.

"Hei, apa ada masalah di antara kalian berdua?" Pelayan itu mendekati kami.

Setelah pelayan itu menghampiri kami berdua disini, Megumi tiba-tiba berdiri.

"Maaf, aku pulang duluan." Ucap Megumi datar sembari beranjak dari tempatnya.

Situasi ini benar-benar tidak bisa kupahami sama sekali. Baru pertama kali aku melihat Megumi seperti ini. Megumi tiba-tiba marah seperti itu, apa ada yang salah dari perkataan ku tadi?

"Aku akan mengakhirinya dengan caraku sendiri."

Apa itu?

Aku berpikir sejenak, Megumi beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan cepat menuju pintu keluar.

"Apa kalian berdua baik-baik saja?" Pelayan itu kembali bertanya.

"Saya juga tidak tahu, dia tiba-tiba seperti itu." Jawabku sembari menatap Megumi berjalan kearah pintu keluar.

Tak lama Aku ikut menyusulnya. Sembari menaruh tagihannya diatas meja makan.

"Apa kau tidak mengejar—"

"Terima kasih atas sarannya, untuk tagihannya berada diatas meja." Bicaraku cepat agak jauh dari pelayan itu.

"Dasar, anak muda sekarang."

x  x  x

Aku telah berada diluar toko seblak itu.

"Megumi?! Kamu pergi kemana?" Kataku dengan nada tinggi.

Aku melihat kiri dan kekanan, mungkin saja Megumi tak jauh dari sini.

Setelah menengok ke kanan dimana itu adalah jalur yang kami lewati tadi. Disana terlihat Megumi sedang berjalan pelan menuju jembatan panjang.

"Megumi?! Tunggu!" Teriakku dengan keras.

Jarak yang seperti itu mungkin saja Megumi masih tidak mendengarnya, tubuh dan kakiku tiba-tiba bergerak dengan sendirinya.

Mungkin ini adalah suatu dorongan dari tuhan. Aku tidak bisa membiarkan cewek seperti dirinya pulang sendirian malam-malam.

Disaat malam hari, jembatan panjang ini sangatlah terang di terangi oleh lampu-lampu lantera yang berdirian di pinggir trotoar.

Setelah 5 meter jaraknya, aku dan Megumi berada disebuah jembatan tadi. Megumi menghentikan langkahnya disana, dan lalu sembari menatap lautan malam.

Aku melihat Megumi terlihat sedikit meneteskan air mata.

Megumi adalah sosok cewek yang polos, baik, dan suka merubah suasana sekitarnya menjadi lebih nyaman. Disekolah maupun diluar sekolah, kepribadiannya tidaklah berubah. Aku mengetahui segala hal yang berhubungan dengan Megumi. Bahkan aku sering melihat barang-barang milik Megumi yang harusnya tidak boleh kulihat pada saat di rumahnya, akan tetapi Megumi memakluminya karena aku bukanlah anak kecil lagi.

"Megumi, apa kau ingin mengakhirinya sendirian? Dengan caramu sendiri?"

Aku sudah menyadarinya dan mengetahuinya, mengapa Megumi tiba-tiba berubah menjadi seperti ini. Aku pernah mengatakan ini pada saat kami berada sedari di toko seblak, kalau.

"Aku akan mengakhirinya dengan caraku sendiri."

Sedangkan Megumi mengatakan. "Sebentar lagi, ini semua akan berakhir..."

Megumi bukanlah sosok cewek yang kuat. Dia cewek yang sangat lemah, dan tidak berdaya di saat sendirian. Dia mengatakan sangat membutuhkan bantuan dari seseorang. Seseorang yang dia maksud itu adalah, Aku.

"Aku tidak tahu lagi, dengan diriku ini. Aku ingin sekali mengakhiri ini semua sejak dulu. Akan tetapi, aku tidak bisa mengakhirnya. Aku masih saja teringat pada kejadian dimasa lalu. Dan hanya kaulah seorang, yang bisa kupercayai selama ini..."

Megumi berbicara dengan berat, aku terdiam sambil menatapnya. Lalu dia mencoba memaksa untuk melanjutkannya.

"...hanya kau Kousan, hanya kau... yang bisa kupercayai. Aku sebenarnya juga ingin menjadi cewek yang normal, saling berteman, saling bercanda, dan... akan tetapi, aku tidak bisa mempercayai mereka." Dia semakin meninggikan nadanya, akan tetapi seketika nada itu semakin menurun.

"Aku takut... sangat takut... aku tidak tahu lagi harus bagaimana." Secara berat dia berkata seperti itu, namun dia terlihat sedang menahan sesuatu dari tadi.

Kemudian tiba-tiba Megumi meneteskan air mata sembari menundukkan kepalanya kebawah. Aku sudah menduga kalau Megumi sedari tadi sedang menahan tangisannya itu.

Aku masih berdiri di sampingnya, dan memilih untuk mendengarkan dengan apa yang ingin dia sampaikan. Melihat dirinya seperti itu, raut wajahku seketika menjadi murung sambil menatap Megumi.

"Aku lemah... dan tidak berdaya..." lanjut Megumi berbisik.

Meskipun dia terlihat lemah dan tidak berdaya melalui fisik, akan tetapi secara batin dan rohani dia sangatlah istimewa.

"Megumi, apapun yang terjadi nanti pada dirimu. Aku akan selalu ada di sampingmu sebagai seorang teman." Kataku sembari menyakinkannya.

"Aku tahu, kau pasti akan mengatakan itu suatu hari nanti. Aku sangat beruntung bisa mengenal dirimu sejak awal." Jawab Megumi yang berhenti menetetesan air matanya.

Lalu Megumi berusaha untuk menghapus air matanya itu menggunakan seragam sekolah yang dia kenakan.

"Yah, begitu juga denganku, aku sangat beruntung bisa menemukan dirimu." Kataku tersenyum menanggapi perkataan Megumi tadi barusan.

Aku masih berlanjut pada pembicaraan.

Mataku menajam kebawah, alis yang agak menurun di sertai kening yang mengerut. Itu seolah aku ingin sekali ikut meneteskan air mata juga, namun aku dapat menahannya. Karena aku seorang lelaki.

"Ini masih belum berakhir, kita masih mempunyai masalah masing-masing yang belum terselesaikan. Maka, semua ini tidak bisa dianggap sebagai akhir."

"Aku berjanji akan mengakhiri ini dengan cepat." Megumi membuka lebar kedua mata hitamnya, dan mengatakan itu dengan sangat yakin.

Alisku yang agak menurun tadi perlahan mulai berdiri, di sertai kening yang mendatar. Mata hitamabu-ku mulai terbuka, setelah mendengar kata-kata itu barusan.

Aku kembali mengangkat wajahku, kedua mataku saat ini sedang tertuju padanya.

"Aku juga berjanji akan mengakhiri ini semua, lalu setelah semua ini berakhir, maka kita akan mengawalinya dari awal."

Aku berkata hal yang sama, sambil menunjukkan senyuman kecil kearah nya.

Megumi merupakan karakter heroine-ku yang terikat dari sebuah kesepakatan. Sejak satu tahun lamanya, aku dan Megumi akan tetap seperti ini, sebagai pacar heroine-ku.

Dia merasa kalau, pacaran seperti itu sama sekali tidak adil, bagiku. Dia mengatakan kalau dirinya sama sekali tidak pernah membantuku, sedangkan Dia merasa bersalah karena terlalu sering mengandalkan diriku.

Memang benar sih, aku selalu membantunya di setiap saat. Akan tetapi, aku melakukan itu bukan hanya untuk kepentingan diri. Aku melakukan itu karena aku merasa kalau masalah yang dia miliki itu sangatlah sulit daripada masalah yang kumiliki.

Seseorang mengatakan, mengawali sesuatu pasti akan berakhir. Lalu, setelah semunya berakhir maka terciptalah awal yang baru. Sama halnya dengan kehidupan yang kita jalani, tidak ada kata yang terhindarkan dari kata 'Akhir' itu. Tidak tahu kapan itu akan berakhir, setidaknya kita telah berusaha lebih baik sampai titik akhir

x  X  x

MASIH BERLANJUT BRO!