webnovel

Semua yang Patah

Kumpulan kisah yang sengaja ku tulis untuk orang-orang yang pernah begitu keras berjuang namun dikecewakan. Perjalanan kisah seorang gadis remaja mengenai cinta dan luka. Bergelut dengan air mata dan rasa bosan,sampai bahagia itu kembali tercipta memeluk kita.

irmayaerdaa · วัยรุ่น
เรตติ้งไม่พอ
17 Chs

Hanya karena Kita?

Awal SMA kita menjadi hari dimana Tuhan mempertemukan kita kembali. Bertahun lamanya,kita berada pada satu waktu yang berbeda. Sudah lama rasanya tak bercakap dan bertukar kabar.

'hai,apa kabar?'

Singkatnya,pagi hingga petang yang kita lalui menjadikan kita enggan untuk saling melepaskan.

Lambat laun, perasaan cepat sekali berubah. Menghadirkan resah sebab cemburu dan amarah menghancurkan tebing rasa kita. Entah mengapa rasa cinta kini betah bersemayam di dada.

Berusaha dengan keras menyembunyikan rasa,namun nyatanya tak bisa di paksa.

Kita mulai disuguhi takut akan kehilangan,hanya dengan satu alasan kuat

' jika kita telah lama bersama'

Aku mulai cemburu lalu tak suka dengan siapa saja orang yang dapat mengganti posisiku di hidupnya. Sebab katanya,cinta datang karena terbiasa. Jika itu dibiarkan, konsekuensinya adalah aku kehilanganmu. Kau juga tahu,aku sangat benci hal rancu.

Semakin di paksakan,rasanya aku ingin mati saja.

Tak tahan dengan kejenuhan yang terjadi dengan sikap yang baru ku yakini sudah pergi

Aku kian bingung atas diriku sendiri. Entah rasa apa yang harus aku utarakan jika pada akhirnya diantara kita sudah beda dalam mengerti.

Mengerikan bukan? Jika kita harus kehilangan karena kesalah pahaman?

Kadang, raut wajah yang lugu itu menampilkan sisi lain cemburu. Aku tak anggap itu mesti terjadi. Sebab katanya,jatuh cinta terparah adalah ketika mencinta seseorang dalam satu ruang yang sama.

Adakah dari kita mengalami hal yang sama?

Beberapa senja hingga malam acap kali kita habiskan bersama. Ingin rasanya memeluk tubuhmu tanpa kata. Tanpa diminta,lalu terjadi begitu saja.

Namun apa daya, diantara kita sebatas teman biasa.

Aku menjelma menjadi penakut menghadapi malam berkabut.

Di ludahi cinta yang membuatku jengah menuai bahagia

Apa enaknya jatuh cinta sendirian? Sial.

Aku melewati banyak hari yang patah. Sampai aku berada di titik berpasrah pada semuanya.

Aku yang selama ini terlalu menutup hati untuk orang baru, agar bibirmu tak  nampak cemberut. Agar hatimu tak menanggung rasa sakit.

Akhirnya mengalah juga sebab aku hanya mau kamu yang menempatinya.

Kau tahu apa yang ku dapat?

Hanya kecewa. Itu saja.

Sebisa mungkin aku menjaga hatimu. Tetapi, kau malah bertindak semaumu.

Membicarakan seorang yang menurutmu teramat memesona.

Aku menyumpahi diri dengan nada tinggi.

Tercipta lagu yang ku rasa terdengar jeritan hati.

Lagi-lagi kamu pergi.

Menjauh sesuka hati,lalu kembali tanpa mengetuk hati.

Sempat renggang karena bagimu aku memiliki rasa berlebih. Kau bilang,aku terlalu mengurusi hal pribadi.

Kau pikir,aku mau menjadi budak dari cinta yang terjadi?

Hey! Sudahi semua curiga dan anggap aku ada seperti sedia kala.

Aku memutuskan pergi pada satu hari. Menutup diri ditemani sepi. Pergi dari hidupmu juga duniamu. Aku merangkak masuk meraih hatiku. Susah payah menimpa luka dengan sisa tenaga.

Kita sama-sama jauh sekarang. Kau asing bagiku, begitu juga aku dimatamu.

Aku terlalu abstrak atas luapan rasa yang kini meledak.

Adakah kau mau mengerti untuk memperbaiki kesalah pahaman ini?

Aku bosan di sakiti.

Aku bosan di hakimi.

Beberapa pertemuan hanya hambar diantara kita.

Padahal,dulu terasa sempurna jika kita bersama. Bertahun tanpa rasa,namun tercipta nyaman diantara kita.

Aku kehilangan banyak hal darimu sekarang.

Ada perasaan yang sebaiknya hanya bisa ku simpan. Dengan ku simpan, perasaan itu akan tetap ada walau pada akhirnya merapuh juga.

Jalan satu-satunya adalah dengan berlari dan menghindar. Begitu juga yang sedang kini kamu lakukan?

Aku bersembunyi dari kejaran cinta yang membuat lara tiba-tiba.

Tanpa payung aku berjalan di ujung sebuah jalan. Aku tersiksa dengan kenangan yang merenggut kantuk agar tak lelap.

Sesuatu yang tak bisa di paksakan akhirnya lepas juga dari genggaman.

Nikmati saja kita yang sekarang. Perlahan aku terbiasa dengan keheningan tanpa ada kamu di dekapan.

Terima kasih,sudah mengajarkan jatuh sendiri karena keadaan.