Semua putri Gu Xie Tian ada di ruang tamu kecuali Gu Xi Jiu.
Gu Xie Tian mengerutkan keningnya dan menatap Leng Xiang Yu sebelum bertanya, "Apa kamu memberi tahu Xi Jiu?"
Leng Xiang Yu pun mengumpat dalam hatinya. Sebelumnya, ketika putranya kembali, gadis jelek itu akan datang sendiri tanpa disuruh. Tetapi, kali ini lain. Dia tersenyum dengan canggung dan memerintahkan pelayannya untuk pergi dan mengundang Gu Xi Jiu sebelum menjelaskan, "Xi Jiu selalu dekat dengan Tian Chao, jadi kapan pun kakaknya kembali, dia akan keluar menyambutnya. Aku tidak tahu kenapa dia tidak keluar kali ini. Aku sudah sibuk seharian melakukan persiapan dan melupakannya …."
Gu Xie Tian manggut-manggut sambil memperhatikan putranya, "Tian Chao, apa kamu sudah siapkan hadiah untuk Xi Jiu?"
Gu Tian Chao tidak pernah menduga kalau ayahnya akan tanya soal ini. Ia sedikit terpana tetapi segera tersenyum sembari berkata, "Tentu saja! Kalau Xi Jiu datang, aku akan langsung memberikan hadiah untuknya."
Senyum Gu Xie Tian menunjukkan bahwa dia puas dengan jawaban itu.
Gu Tian Chao tampak tenang, tetapi dalam hatinya, dia merasa aneh. Ayahnya tidak pernah peduli pada gadis jelek ini. Apa yang tidak beres dengannya? Mengapa dia tiba-tiba begitu memperhatikan gadis itu?
Pelayan yang diperintahkan untuk mengundang Gu Xi Jiu kembali dalam waktu singkat dan melaporkan, "Jenderal, Nyonya, Nona telah menyatakan kalau dia sedang tidak enak badan, jadi dia tidak datang."
Gu Xie Tian mengerutkan kening dan bertanya, "Tidak enak badan? Apa yang terjadi padanya?" Dia pun berdiri dan berjalan keluar sembari memerintahkan seseorang untuk pergi memanggil tabib.
Dia berjalan sangat cepat dan meninggalkan keluarganya yang tertegun di ruang tamu.
Gu Tian Yi tidak tahan dan berkata, "Seperti kata pepatah lama ... orang jelek suka berpura-pura. Ayo lihat masalah apa yang akan dia buat kali ini. Pikirnya dia adalah anak perempuan pertama kesayangan."
Gu Tian Chao menjadi penasaran dan bertanya, "Tian Yi, apa yang terjadi selama aku pergi?"
Gu Tian Yi adalah orang yang cerewet, jadi dia segera menceritakan tentang peristiwa yang baru-baru ini terjadi seputar Gu Xi Jiu. Saudari-saudari lain juga ikut menimbrung dalam kisah itu.
Gu Tian Chao mendengarkan dengan tenang dan menatap Gu Tian Qing, tatapan mata gadis itu yang memandang ke bawah membuatnya tampak polos. Kemudian ia menatap ibunya, Leng Xiang Yu. Wajahnya yang terawat baik sedikit pucat dan di matanya tampak kemarahan dan frustrasi.
Pemuda itu tiba-tiba berdiri dan berkata, "Sudah lama sejak terakhir aku bertemu Adik Xi Jiu. Karena dia sedang tidak enak badan, biarkan aku saja yang pergi mengunjunginya."
Ia ingin melihat apa yang terjadi pada gadis jelek yang tiba-tiba mendapat banyak perhatian dari semua orang itu. Ia merasa gadis jelek ini tidak pantas mendapatkan perhatian yang dicurahkan padanya. Ketika ia berjalan pergi, orang lain di ruangan itu juga mengikutinya untuk menyaksikan apa yang akan terjadi selanjutnya.
….
Ketika mereka semua sampai ke halaman rumah Gu Xi Jiu, mereka segera melihat gadis itu duduk di ayunan sementara Gu Xie Tian, yang tadi bergegas menghampirinya, berdiri di samping ayunan itu sambil mendorongnya. Ketika ayunannya terlalu tinggi, Gu Xie Tian berkata dengan cemas, "Tolong lebih lambat. Jangan mengayun terlalu tinggi. Kau akan sakit kepala. Berhati-hatilah dan jangan sampai jatuh."
Raut wajah Gu Tian Qing berubah, dan kali ini tangannya terkepal erat-erat. Meskipun dia adalah putri kesayangan ayahnya, dia tidak pernah ditemani atau dibantu ayahnya ketika bermain ayunan. Ayahnya, sang jenderal, tidak mau repot-repot bermain dengan barang-barang yang berhubungan dengan anak seperti itu, tetapi sepertinya kali ini dia bersenang-senang bersama Gu Xi Jiu.
Gu Tian Qing dan saudari-saudari lainnya merasakan kegetiran di hati mereka. Mereka semua tampak kesal.