Empat Puluh Empat

Anala terus mengendarai mobil dengan mata yang terus memperhatikan jalanan sekitar. Ia sudah ke apartemen, minimarket yang biasa Jaeta datangi dan beberapa tempat lain, namun masih saja belum menemukan keberadaan Jaeta, bahkan Erik juga belum mengetahui dimana Jaeta berada. 

"Kamu kemana sih Jae?" gumam Anala bingung, hari juga sudah semakin gelap dan ia lelah. Seharian ini ia sangat sibuk bahkan belum sempat mengisi perut. 

"Padahal aku sudah janji melihatnya, dia baru saja kecelakaan. Andai saja tadi aku menyempatkan diri menemuinya walau sibuk," sesal wanita itu mengusap pelipisnya. 

Perhatian Anala tercuri oleh ponselnya yang berdering, gadis itu memilih menepikan mobilnya karena konsentrasi berkendaranya yang mulai buyar, melanjutkan berkendara sambil menelfon bisa saja berakibat buruk padanya. 

"Halo ma?" Anala mengangkat panggilan yang berasal dari mamanya.