webnovel

Stasiun Kereta

" Baiklah kami akan mengambil foto dalam hitungan mundur… 3… 2… 1…"

Cekrek….

Mereka berempat, Irene, Griss, Kriss, dan Victoria melihat hasil foto terakhir dan menahan tawa. Beberapa menutup mulut nya, dan Griss mengigit bibir nya, mereka berusaha mati-matian untuk menahan tawa. Jika saja tawa mereka meledak.. bisa di pastikan.. mereka tidak dapat melakukan sesi foto berikut nya.

" Oke foto yang bagus" Irene bertepuk tangan memberi penghargaan untuk mereka berdua. Bagus untuk menghibur.., ya sudah ku duga.. akan jadi seperti ini…, mereka sangat kikuk.. alih-alih mendapat foto yang bagus.. mereka malah membuat foto meme lucu. Aku menyuruh mereka untuk menatap satu sama lain.., mereka malah melotot satu sama lain.., dan senyuman nya mereka terlihat sangat aneh.., mereka memaksakan senyuman selebar mungkin, dan kerutan di alis mereka..., untung saja aku telah mendapatkan foto yang menarik dan sangat alami pada saat mereka berdua tidak menyadari nya.

" Ya…. Cepat turun.. sampai kapan kau akan duduk di pangkuan ku" Perintah Edlert.., sementara yang lain sibuk memilih foto terbaik mereka berdua

"Tunggu sebentar Ed.. kaki ku kesemutan" Lily meluruskan kaki nya dan berdiri dengan perlahan

" Ed? Apa kita seakrab itu hingga kau memangil nama kecil ku?"

" Tentu saja…, kita sudah bersama sejak kecil Ed.., jika bukan akrab.. apa nama lain nya?"

Semua orang masih saja membicarakan foto mereka berdua yang terpampang dan Lily masih menjadi orang nomor satu yang di incar oleh para gossipers, semua orang mendekati nya.. tapi tidak ada satu pun yang berani mendekati Edlert.. karena mereka masih sayang nyawa mereka. rencana Irene berhasil membuat heboh dan tertarik semua kalangan atas.

Edlert memandang kearah Lily di kelas campuran, semua mengerumuni nya.. bagaikan lalat di dalam kubangan kotoran. Bagaimana bisa wanita itu bertahan dan tersenyum di semua orang. Jika itu aku.. aku akan membabas semua.

Irene berjalan kearah Lily.. ia tahu telah memanfaatkan ketenaran Lily.. walaupun wanita itu dengan suka rela di manfaatkan.. tapi dia harus membantu nya kali ini.., dia harus membasmi lalat tersebut.. kenapa wanita itu masih saja bersikap ramah pada mereka. apakah dia memang seperti itu? Atau dia hanya berpura-pura? Sungguh menakutkan.

" Ya…" Irene membuka suara di depan para kerumunan

" Ada yang bisa ku bantu…" Tepat di belakang Irene.., Edlert berdiri.., sambil berjalan melewati Irene .. lelaki itu berjalan membelah kerumunan tersebut.. dan secara refleks semua orang memberi jalan pada Edlert. Edlert mendekati Lily dan duduk di atas meja Lily, sambil melipat kedua tangan nya di depan dada

" Wah..apa yang ku lihat sekarang?" Guman Irene.., tidak melewatkan kesempatan itu…, diam-diam Irene mengabadikan gambar yang ia anggap sempurna, Lily yang memandang Edlert, dan Edlert duduk di atas meja nya memandang kerumunan. Dia sedang bermain sebagai pahlawan? Tangan nya terus memegangi ponselnya.. dan mengabadikan gerakan mereka berdua

" Jika tidak ada urusan lagi…, ayo kita pergi.." Edlert menarik tangan Lily dengan kasar

" Seperti yang kalian tahu.. kami ada hubungan" Lily tersenyum pada yang lain.., perkataan nya membuat Edlert langsung menghentikan langkah nya dan menatap Lily kaget..,apa yang di katakan wanita itu?

" Sebenar nya kami ingin merahasiakan nya tapi…., mohon dukungan kalian semua ya…" Lanjut Lily.. yang membuat Edlert langsung naik darah. Edlert langsung menarik lengan Lily dan membawa nya berjalan dengan sangat cepat di tempat yang sepi

" Kenapa?" Tanya Lily

Edlert menghempaskan tangan Lily dengan sangat kuat.., membuat Lily meringgis karena sakit, ia memegang lengan nya yang sakit dan mengelus nya pelan. Edlert langsung menghantamkan kedua tangan nya di tembok…, tepat di antara kedua tangan itu.. Lily berada terhimpit oleh tubu Edlert.. dan terjebak oleh kedua tangan Edlert

" Sandiwara apa yang kau mainkan Lily…?"

" Jika ingin membantu.. bukankah seharus nya totalitas? "

" Tapi aku tidak punya hubungan apapun dengan mu"

" Bohong….., kau punya hubungan dengan ku.. hubungan teman, dan juga hubungan pekerjaan.., apa yang kau pikirkan? apa aku seputus asa itu… di campakan oleh Griss.. dan berlari ke pangkuan mu?" Tawa Lily yang membuat Edlert dan Irene ikut merinding.

Diam-diam Irene mengikuti mereka.. aku tahu ini salah…, kenapa aku menjadi penguntit di antara mereka berdua.., aku hanya ingin mendapatkan foto yang bagus.. tapi aku malah mendapat hal yang lebih menarik. Sungguh.. di tubuh nya yang lemah dan terlihat ramah… dia bahkan dapat mengatakan hal tersebut pada Edlert.

" Toh.. perkataan itu tentu saja akan mengundang banyak pertanyaan.. ketertarikan.., aku hanya membaca cara pikiran Irene.., kau pikir kenapa dia mengabungkan kita berdua? Jika itu tidak menghasilkan apapun.., dia memanfaatkan ketertarikan, kepo, rasa penasaran orang-orang.. anggap saja perkataan ku termasuk dari bagian promosi dan pekerjaan Ed" Lily menepuk-nepuk lengan Edlert

" Di campakan? Bukan kah kau yang mencapakkan nya? Aku tidak mengerti cara pikir kalian berdua…, jika Irene.. dia akan bertindak dan bergerak sesuai pikiran nya.., tapi kau sangat mengerikan.. bagaimana bisa itu bertolak belakang dengan sifat keseharian mu?"

Ah… seperti nya perkataan mereka semakin dalam…, sungguh sebenar nya aku sangat penasaran.., tapi aku harus memberi mereka privasi…, dan lagi.. hubungan Lily dan Griss bukan urusan ku.., aku sudah mendapat foto yang bagus.. aku tidak boleh mencoreng prinsip ku sendiri…. Irene memilih berjalan meninggalkan mereka berdua

" Tidak … dari awal Griss lah yang akan mencampakkan ku.. siapa yang akan bersama dengan wanita yang selalu merepotkan? Siapa yang akan bersama dengan wanita dengan jantung bermasalah…, sebelum hubungan kami semakin dalam… dan menyakitkan saat dia mencampakkan ku.. aku harus menolak nya lebih dulu.."

Bip…

Terdengar suara kecil dari jam tangan Lily " Aku selalu seperti ini Ed…, hanya kau saja yang belum mengenal ku"

Edlert menatap bunyi suara tersebut.. dan berasal dari jam tangan kecil yang melekat pada tangan Lily " Bunyi apa itu?"

Lily tersenyum kecil " Bahkan mengatakan hal tadi membuat jantung ku bereaksi…, hanya detak jantung yang bekerja lebih cepat"

***************************************************************************

Di mana Griss? Aku dari tadi belum melihat nya…, kemana lelaki itu? Irene berjalan menelusuri tiap seluk sekolah yang sangat luas.. ia dari tadi berusaha menghubungi lelaki itu.. dan ponsel nya sama sekali tidak terjawab. Sampai mata nya tertujuh pada kaca di depan nya.. yang berjarak 15 meter dari nya.., Griss sedang duduk di perpustakaan dengan buku yang sangat banyak…. , Irene mematikan ponsel nya yang sedang menghubungi Griss..

" Wah…. Apa yang terjadi hari ini?" Aku tidak percaya dengan apa yang ku lihat seharian ini? dan si lelaki bodoh itu berada di perpustakaan…? Bukan untuk menumpang tidur.. tapi belajar? Atau itu hanya novel? Irene segera berjalan menuju perpustakaan.

" Aku menghubungi mu…." Irene duduk di depan Griss.., langsung melihat judul buku dan buku-buku yang di baca oleh Griss, semua tentang bisnis, keuangan dan manajemen

" Ah… aku tidak menyalakan dering ponsel ku karena di dalam perpustakaan"

" Kau yakin kau tidak sakit Griss?" Irene menyentuh jidat Griss

" Tidak…,kenapa?"

" Atau aku yang sedang bermimpi?" Irene memukul pipi nya pelan

" Mau coba membuktikan mimpi atau tidak?" Griss berdiri.. mencodongkan tubuh nya kearah Irene.., ia menompang tubuh nya dengan kedua tangan nya di atas meja, senyum lebar menyeringai wajah Griss

" Kau mau apa? Tidak perlu.. "

" Ah… seperti nya kau sudah bangun…, sayang sekali… kenapa kau mencari ku? Kau bahkan tidak pernah menghiraukan keberadaan ku…." Griss duduk kembali

"Karena kau penting sekarang…"

" Sebagai apa? Tunangan mu atau sebagai patner bisnis mu?" Griss mengangkat kepala nya menatap Irene.., menunggu jawaban nya

" Apa perbedaan nya? Yang pasti aku membutuhkan mu"

Griss menutup semua buku di depan nya sambil menghela nafas.." Kau pernah dengar sebuah kalimat ini Irene? Hubungan itu bukan soal siapa yang untung dan rugi.., itu hanya berlaku di bisnis…, hubungan itu soal seberapa besar usaha terbaik mu untuk membahagiakan nya…., Jadi… putuskan siapa yang kau cari Irene..,setelah kau mengetahui nya.. , kau boleh menghubungi ku" Griss merapikan semua buku yang ada di atas meja dan mulai melangkahkan kaki nya

" Tunggu…" Irene menarik baju Griss, Irene mengigit kecil gigi bawah nya.., ia tidak tahu kedua perbedaan itu.., tangan nya meremas ujung baju Griss dengan kuat.. yang ku ketahui.. aku butuh diri nya.

" ya?"

Irene menelan ludah.. sangat berat untuk mengatakan hal ini.., ini seperti sebuah permohonan bagi diri nya " Aku memerlukan mu" Irene memejamkan kuat mata nya saat mengatakan nya

Griss membalikkan arah.., meletakkan buku nya kembali, dan duduk di atas meja sambil menatap Irene yang sedikit tertunduk sambil memejamkan mata " Sebagai apa?"

Merasa diri nya tertekan karena pertanyaan Griss " Ya.. jadi kau mau membantu ku atau tidak? Jika tidak mau ...….." Irene berdiri dengan cepat, menatap tajam Griss

" Mau….., bagaimana bisa aku menolak mu? aku bahkan sudah mendatangi kontrak.. dan jika melanggar nya.. ayah ku akan bangkrut" ah.. bagaimanapun aku menekan nya.. tetap akan berakhir dengan tertekan nya diri ku. Griss mengelus dada nya pelan…, dia harus banyak bersabar untuk Irene

***************************************************************************

Senyum mereka berempat merekah di wajah mereka , Irene yang tersenyum dengan bahagia dan excited , Griss dan Edlert yang tersenyum kikuk, dan Lily yang selalu tersenyum lembut… ketika melihat kerumunan orang-orang yang sedang berlalu lalang di stasiun kereta api yang memang terkenal sangat sibuk tersebut.

" Nah… anak-anak.. apa kalian sudah siap?" Irene mengkretekan jari-jari nya

" wah… ini tidak bisa percaya…kita akan melakukan nya di sini.." Griss mengelengkan kepala nya pelan

" entah kenapa aku merasa… sepuluh kuku kaki ku kaku membeku" rasa gugup menyerang Edlert.. hingga mulut nya ikut kaku dan berbicara membingungkan.

" Kau bisa gugup Edlert? " Tawa Lily sambil menepuk-nepuk pundak nya

" Aku tidak bilang aku gugup…, hanya saja… aku tidak suka menjadi pusat perhatian"

" Kalian siap-siap lah di posisi kalian.. dalam hitungan mundur.. kita akan memulai nya… 5… 4… 3… 2… 1.."

Music mengalun dari speaker yang mereka bawa, beberapa orang yang berseragam hitam datang berdiri di pusat-pusat tertentu sambil membawa nampan berisikan makanan.., terdapat tiga bilik kecil yang telah di bangun illegal oleh mereka sebagai tempat untuk berganti pakaian. Stand-stand kecil berada di beberapa tempat.

Edlert bertepuk tangan sangat kencang.. membuat semua orang menatap nya…., sementara Griss berteriak di ujung sana.., kerumunan menatap mereka berdua bergantian…, hingga pandangan mereka berhenti pada beberapa orang yang berteriak.. geser-geser.. sambil membawa red karpet yang di bentangkan di tengah kerumunan. Dan Lily keluar dari bilik kecil.., berjalan dengan sangat anggun.. ia benar-benar terlihat seperti putri Disney.. , senyuman lembut nya memanah semua orang.. sementara dua pria itu mendekati Lily.., mereka melakukan catwalk dadakan, semua orang mengeluarkan ponsel mereka.

" Ehem… kami akan membagikan sebuah motor listrik… dengan cara.. follow Ig kami Lucky Dream, kirim foto kalian dengan latar belakang ketiga model kami dengan hastag Lucky Dream, kemudian tag tiga teman mu…, subscribe youtube kami …, komen di bawah nya.., selama 3 hari ini kami akan membagi-bagikan hadiah , dari tas bermerk , motor listrik, uang jutaan, dan jam tangan mewah.., kalian juga dapat mencicipi snack-snack kami, berfoto dengan snack kami dan membeli nya…, acara kita mulai.." Irene berbicara di balik mic

Acara semakin meriah ketika Griss membuka kancing baju nya satu persatu, teriakan semua wanita histeris melihat dada bidang Griss, sementara muka Griss memerah karena menahan rasa malu.. untuk bertelanjang dada di sana, sementara Lily berlarian kebilik untuk kembali mengganti pakaian nya, begitu pun Edlert yang berlarian ke arah bilik yang tidak jauh dari sana.

" AKHHHHHHHHHHHHHHHH…." Terdengar suara triakan dari salah satu bilik, semua orang langsung menatap kearah tersebut

Lily mengangkat rok nya dengan tinggi.. hingga tiba-tiba saja ia merasakan hembusan angin meniup dirinya,di iringi suara gorden yang terkesiap.., dan suara langkah kaki membuat suasana semakin horror, perlahan ia menoleh kearah belakang dan menemukan seseorang di belakang nya.. menatap diri nya yang sedang mengangkat rok, dan Lily berteriak dengan sangat kuat.., ya.. sumber suara tersebut berasal dari Lily

" Sungguh… benar-benar.. aku tidak bermaksud…, aku tidak sengaja.."

" Ed… bilik mu bukan di sini" Bentak Lily yang tetap saja suara nya terdengar lembut dengan nada lebih tinggi

" Sungguh aku benar-bener minta maaf…,aku benar-benar tidak bermaksud" Edlert langsugn kembali menutup bilik dan keluar. Terlintas sejenak kaki.. Lily yang ramping, putih dan mulus.. pikiran nya masih menerawang kepaha Lily.. hingga ia menatap… apa yang tidak boleh ia tatap. .membuat nya menahan nafas sejenak…, aku memang tidak memiliki sopan santun yang baik.. tapi aku bukan banjingan mesum. Edlert menampar diri nya sendiri untuk menyadarkan kembali pikiran nya.

Lily dan Edlert keluar serempak dari bilik, sementara Griss berlarian masuk kebilik untuk mengganti pakaian, mereka berdua saling menatap dan membuang muka… terlalu malu untuk saling menatap, mereka berdua berjalan di red karpet yang telah tersedia.., banyak orang yang semakin merapat kearah mereka.. karena ingin berfoto…, tiba-tiba saja seorang wanita yang terlalu dekat dengan Lily, menyenggol tubuh Lily yang sedang berjalan menggunakan Heels yang tinggi. Lily kehilangan keseimbangan…..

Irene berlarian untuk menangkap Lily.., dan Edlert yang menyadari ada yang tidak beres.. segera menangkap tangan wanita itu.., menarik nya kuat…, dan memeluk pinggang nya agar Lily tidak terjatuh.

"Kau tidak apa-apa?" Edlert bertanya pada Lily

Nafas Lily mencepat, ia terlalu ketakutan tadi.. hingga alarm jam nya berbunyi sekali.., namun karena kerumunan yang begitu ramai .. hingga menutup suara itu. " Tidak apa-apa"

" Ya.. kau seharus nya lebih berhati-hati.. bagaiamana kalau aku tidak menangkap mu?" Bentak Edlert.

" Maaf.. aku juga tidak tahu.. kalau dia berada di sana"

" Ya.. kau.." Edlert menunjuk wanita yang menyenggol Lily " bagaimana kalau dia terjatuh dengan heels setinggi itu.. apa kau akan bertanggung jawab?" Teriak Edlert. Membuat semua orang langsung mengarahkan ponsel pada Edlert dan wanita itu

" Kau tidak apa-apa Lily?" Irene mendekati Lily .. ia menyadari jika nafas wanita itu memburu

" Tidak apa-apa.. , sebaik nya kau hentikan Edlert"

" Dia bisa mengurus diri nya sendiri…" Irene menarik tangan Lily.., " Kita harus hentikan sekarang.." perintah Irene

" Ed.. sudah hentikan.., aku tidak apa-apa.. dia hanya tidak sengaja…"

" Setidak nya.. dia harus minta maaf dengan mu…" Edlert memprotes Lily

" Hentikan sekarang…, kita akan bubar sekarang" Irene kembali memberi aba-aba pada semua kru dan Ed.., sementara Griss baru saja keluar dari bilik dengan percaya diri berjalan di catwalk tanpa mengetahui apapun. Music di hentikan.., Dan Griss masih berjalan sendirian di sana, sementara semua orang sudah menyusun perlengkapan.

ya... setelah pertandingan sengit author dan saudara author untuk berebut wifi.. selama liburan.., akhir nya author bisa juga ngepost cerita ini.

selamat menikmati...

kunyit_jahecreators' thoughts