Aku memutuskan hubungan dengan Ammar. Air matakj menetes karena perpisahan yang terjadi. Namun untuk urusan bisnis, aku masih ada ketergantungan dengan dia. Aku belum bisa membiarkan dia pergi 100 persen dari kehidupanku. Kebersamaan yang aku bangun secara perlahan membuat cintaku semakin hari semakin mendalam. Aku pun merasa bahwa cintaku tidak dibiarkan begitu saja, dia menyambut nya. Hanya saja, aku yakin bahwa dia punya banyak wanit diluar pasangan resminya. Setelah dia berhasil melepaskan istri sahnya, maka dia semakin bebas untuk berhubungan dengan pacarnya yang merupakan wanita cantik pujaan hatinya. Dia menjalani hubungan pacaran selama 13 bulan, tidak berbeda jauh dengan saat berkenalan dengan aku. Mungkin hubungan yang dijalani sudah sangat intim sebagaimana hubungan suami istri , sedangkan aku hanya pemain cadangan yang dijadikan mesin ATM untuk membahagiakan wanitanya. Betapa bodohnya aku. Tapi aku yakin, bahwa karma buruk ini akan juga dia rasakan akibatnya. Aku sebetulnya mulai lelah dengn pertemuan yang terjadi dengannya dan aku mulai menarik diri untuk tidak bertemu dengannya. Aku sudah berupaya untuk meyakinkan dia, bahwa aku mencintai dia dengan tulus. Apa yang aku dapatkan? cuma upaya untuk menghindar dan menjauhi aku. Aku sedih dan terpuruk juga rapuh. Tapi aku yakin, bahwa aku masih memiliki Alloh Yang Maha Kuasa. Mengapa aku harus bersedih. Aju harusnya bisa bersyukur bahwa kejadian ini membuat mata batinku semkin bisa melihat, mana lelaki yang baik dan mana yang buruk. Jika memang dia sudah hijrah, maka seharusnya, semua perilakunya adalah juga perilaku seseorang yang sudah hijrah. Andai aku menjadi kakaknya saja, mungkin itu yang dia mau . Aku juga bingung harus bersikap apa kepadanya karena perbedaan usia kami memang jauh yaitu 10 tahun. Faktor perbedaan usia tersebut, mungkin yang membuat dia tidak nyaman dengan diriku.