webnovel

Rahasia dan Obsesi Diandra

Rahasia membuat wanita terlihat cantik. Itulah yang selama ini menjadi motto dalam hidup Diandra. Dia berpikir kalau seorang wanita penuh rahasia akan membuatnya terlihat lebih mempesona. Rahasia Diandra adalah obsesinya,dan obsesinya itu menjadi rahasia yang Diandra simpan rapat-rapat, sebelum akhirnya dia mengenal seorang laki-laki yang membuatnya harus berbagi rahasianya itu. Berbagi rahasia yang sama artinya harus memberi tahu tentang obsesi dari Diandra

Vermouth_123 · วัยรุ่น
เรตติ้งไม่พอ
11 Chs

Interview

"Semangat ya sayang. Aku akan selalu berdoa yang terbaik buat kamu. Semoga interviewnya nanti lancar."

Aku membaca pesan dari Mas Rega sambil tersenyum. Tak lupa aku pun membalasnya tak kalah mesra.

"Iya sayang cium dulu dong biar semangat." Kukirim pesanku itu ke Mas Rega.

Tak lama Mas Raga segera membalasnya.

"Mmuuacchh i love you my Diandra." Aku pun semakin tak karuan dibuatnya. Ah sudahlah jika ku tanggapi terus-terusan pesannya bisa-bisa aku terlambat untuk interview. Hari ini aku ada jadwal interview di sebuah penerbit buku di kotaku,Pati. Iya aku tinggal di Pati. Sebuah kota kecil yang selalu memberikan aku kerinduan jika meninggalkannya lama-lama.

Aku pun bersiap untuk mandi dan tak lupa menggosok gigi. Hehe seperti lagu anak kecil saja. Aku mengambil handuk cokelat panjangku. Ketika aku mau ke kamar mandi, hp ku berbunyi dan kulihat Mas Rega melakukan panggilan video kepadaku. Aku segera mengangkatnya dan menghadapkan HP ku ke depan muka.

"Ada apa sayang ? Aku mau mandi nanti telat lho." Kataku dengan memasang muka pura-pura sebel.

"Hehe aku pengen liat kamu mandi. HPnya kamu bawa ya ?" Ujar Mas Rega nakal.

"Hmm kamu semakin nakal ya sekarang. Dulu polos amat kayak anak bawang." Ujarku menimpali.

"Kan kamu yang ngajari aku nakal hehe. Ayo sayang dibawa aja HPnya." Pinta Mas Rega lagi.

"Nggak mau ah. Nanti HPnya kena air. Aku matiin ya buru-buru ini takut telat sayang. Iloveyou". Ucapku lalu kumatikan panggilan videonya tanpa menunggu jawaban dari Mas Rega.

Akupun langsung masuk ke kamar mandi dan kubasuh tubuhku dengan shower. Air dingin ini membuat tubuhku langsung segar rasanya. Rasa kantukku pun lenyap seketika. Selesai ritual mandiku,aku segera ganti baju dan mulai berdandan. Tidak usah pakai make up tebal-tebal ah,pikirku. Lagian kalau udah rejeki mah gak akan kemana. Setelah rapi dan siap akupun langsung keluar rumah dan mengunci pintu rumah. Iya aku tinggal di rumah sendiri. Rumah yang aku tinggali adalah rumah peninggalan ibuku yang sudah meninggal 2 tahun yang lalu. Sedangkan ayahku tinggal di rumah belakang.

Aku pun segera memacu motorku menuju kantor penerbit buku tempat aku interview. Kulihat arloji tanganku menunjukkan jam 8.30 pagi. Masih ada waktu 30 menit untukku sampai disana. Jarak antara rumahku dan kantornya sekitar 15 menit perjalanan motor. Di perjalanan aku lebih banyak menenangkan diri dan fokus saja. Rasa deg-degan ada juga ternyata. Ya ini kan pengalaman interview ku yang pertama setelah lulus. Jadi wajar kalau aku deg-degan.

Jam 8.50 aku sampai di kantornya. Banyak juga ternyata calon karyawan yang akan diinterview hari ini. Duh semakin deg-degan nih,batinku. Aku pun segera melangkahkan kakiku masuk ke kantornya bersama dengan calon karyawan lainnya. Aku duduk menunggu giliran interview. Disamping kananku ada seorang wanita yang berpakaian sangat ketat sekali,ditambah dandanan menor penuh make up nya itu. Hmm aku semakin insecure dong. Aku cuma tampil apa adanya seperti ini. Lalu kutengok di samping kiriku ada seorang laki-laki yang penampilannya rapi,memakai kemeja kotak berwarna hitam cokelat dipadankan dengan celana kain berwarna hitam. Tampan juga menurutku. Duh inget Diandra udah punya pacar juga masih jelalatan.

"Hai kamu melamar dibagian apa ? " ucap si laki-laki itu tiba-tiba membuyarkan lamunanku tentangnya.

"Ah eh hm aku di bagian content writer. Kalau kamu ?" Jawabku kikuk karena kaget akan serangan tiba-tibanya ini.

"Oh aku di bagian Graphic Design. Oh iya kenalin aku Panji. Nama kamu siapa ?" Tanyanya dengan sangat lembut.

"Oh hai aku Diandra." Jawabku sambil senyum.

Kamipun mengobrol agak santai tapi ya masih canggung gitu. Beberapa menit mengobrol, aku mendengar namaku dipanggil untuk interview. Aku lalu meninggalkan Panji sendirian dan menuju ruang interview. Semoga aja ngga bikin kesalahan selama interview deh,batinku.