webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · สมจริง
เรตติ้งไม่พอ
312 Chs

Seimbang

"Pak Kepala Sekolah di tangkep. Si Alice juga karena dia udah delapan belas. Udah punya ktp. Makanya dia juga ikut di tangkep. Besok Karin jadi saksinya ya. Nanri sidangnya pokoknya kita harus menang. Penjara seumur hidup juga kayanya kurang cocok kalo kata gue. Alice itu udah keterlaluan. Bisa bisanya dia coba coba mau singkirin gue. Mana bisa cuy. Dia juga mau nyakitin Karin. Emang tuh cewek bener bener ye. Harusnya gue tembak aja kepalanya biar mati sekalian. Biar nggak ganggu kira lagi. Biar hidup ktia agak lebih tenang tanpa Alice. Capek banget gue buat ngadepin Alice, " keluh Raka melalui sambukan telepon grup yang seperti biasa bersama Ardi dang Aksara.

ตอนที่ถูกล็อกไว้

สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com