webnovel

Phantasy world

Ini bukan sekedar cerita fantasi biasa, bukan sekedar bertarung dan bukan pula sekedar cinta biasa. Stacey Robwansky adalah satu-satunya ras elf yang tersisa di planet yang bernama bumi ini. Wajahnya rupawan, kulitnya putih bersih. Ia memiliki hati lembut khas elf dan jiwa tanpa emosi. Suatu hari ia menemukan sebuah kotak berisi liontin yang dimana liontin itu membawanya pada dunia PHANTASY. Dunia dengan segala ras ada disana. Dia beruntung karena telah terhindar dari kejaran manusia dan sial karena dibayang-bayangi mara bahaya. Ia bertemu dengan Jason, serigala besar yang menjadi pengawalnya. Dikit demi sedikit, emosi Stacey mulai hadir kembali yang dibarengi konflik-konflik berat dalam hidupnya. Sanggupkah ia melawan mara bahaya tersebut? Akankan dia tetap bertahan atau tinggal di dunia tersebut? Apakah Stacey kan berada dalam kepribadian tanpa emosi atau sebaliknya? Bagaimana kisah Stacey dan Jason? Inilah kisah Stacey, sang gadis elf tanpa tujuan. •Revisi setelah tamat!!! :> ig : @ansalsaa_ Cerita asli hanya ada di akun @salsaoption

salsaoption · แฟนตาซี
Not enough ratings
72 Chs

Apa yang kalian lakukan?

"Apa yang sedang kalian lakukan?" Kata Aldero terkejut melihat tingkah anak buahnya ketika dirinya sudah sampai di penginapan guildnya.

"Aldero!!!!!" Seru anak buahnya serempak sembari melemparkan banyak kertas kecil berwarna-warni ke atas bagai ada yang berulang tahun.

Aldero tersenyum kecil dan berdiam diri menunggu seseorang menjelaskan maksud semua ini.

"Emm... Ceria lah Aldero! Kami membuatkan ini khusus untukmu!" Ujar Alexador dengan lantang dan penuh percaya diri, Aldero membalas perkataan Alexador dengan tatapan dingin.

"Kau ikut-ikutan juga Meidiva?" Heran Aldero sembari menutupi wajahnya dengan sebelah telapak tangannya.

"Aku baik-baiknya saja. Kenapa kalian harus memakai topi kerucut aneh itu? Masih banyak hal yang bisa kalian lakukan." Lanjut Aldero sembari melepaskan topi kerucut yang berada di kepala anak buah mereka satu persatu.

Meidiva menundukkan badannya sebagai tanda permintaan maaf, Aldero membuang nafas panjang dan memaafkan Meidiva dengan nada dingin.

"Oh ya! Ada sesuatu yang ingin ku tunjukkan padamu! Ikuti aku!" Ujar Stacey seraya menarik pergelangan tangan Aldero.

Stacey menarik Aldero dengan penuh perjuangan menuju tempat latihan berada, Stacey mengambil tongkatnya lalu menjulurkan kedepan mengarahkan tongkatnya menuju ke sebuah papan yang di khususkan untuk latihan sihir.

Stacey menyuruh Aldero untuk mengeluarkan sihir listriknya, karena penasaran dengan apa yang terjadi Aldero menurut pada perintah Stacey untuk mengeluarkan sihirnya, secara bersamaan saat sihir api itu keluar Stacey mengeluarkan sihir airnya.

Kedua sihir itu diserap oleh tongkat milik Stacey dan dikeluarkan kembali menjadi sihir yang kuat, air yang dipadukan dengan listrik, bayangkan saja bila kau terkena sedikit sihir tersebut, rasa sakit yang luar biasa akan kau alami sekujur tubuhmu.

"Waw menarik." Jujur saja Aldero terkejut dengan apa yang barusan saja terjadi walaupun dia utarakan seakan dirinya tak terkejut melainkan meremehkan.

"Apa kau tak memiliki tanggapan lain?! Contohnya Waaah Stacey itu sihir yang sangat hebat!" Kesal Jason yang mendengar tanggapan dari Aldero.

Aldero membalas Jason dengan tatapan dingin,

"Ini ku namakan 'Powered Water' keren bukan?" Kata Stacey yang membanggakan dirinya sendiri.

Aldero dan Jason tak bisa menahan tawa mereka karena pemberian nama sihirnya yang begitu lucu bagi kedua makhluk bernyawa tersebut.

"Apa kau tak bisa memberikan nama yang lebih keren lagi?" Komentar Aldero sambil tertawa lepas.

Wajah Stacey memanas, semburat merah muda terlihat di wajah putih bersih miliknya.

"I-itu sudah keren tau!" Ujar Stacey sambil menahan malu.

Jason dan Aldero masih tertawa,

"Baiklah terserah kau saja!"

"Hum-hum, kau menamainya keren sekali Stacey!" Aldero dan Jason benar-benar tertawa hanya karena pemberian nama dari Stacey.

Karena kesal Stacey meninggalkan kedua temannya dan pergi kembali menuju penginapan, Aldero dan Jason yang sadar ditinggalkan oleh Stacey langsung pergi menyusul Stacey.

Aldero segera pergi kembali ke kerajaan, ada beberapa rapat penting yang harus ia bahas dengan ketua guild lainnya.

Sosok ibu panti asuhan dengan segerombolan anak lainnya datang ke penginapan guild ini, rupanya itu adalah Legia, Regia dan anak panti asuhan lainnya. Sayangnya tak ada satu pun yang kenal dengan mereka sebelum akhirnya Legia membuka suara mempertanyakan keberadaan Aldero.

"Sebelum itu, siapa kalian? Ada urusan apa kalian dengan tuan Aldero." Meidiva bertanya dengan tubuh siap siaga, curiga akan kehadiran orang-orang yang tidak dikenalinya, bisa saja mereka adalah anggota FREENITY.

Legia menjelaskan siapa dirinya dan anak-anak yang lain, Meidiva dan anggota guild lainnya masih tak percaya dengan apa yang dijelaskan oleh Legia.

"Tuan Aldero lebih berharga daripada ucapanmu. Aku takkan memberitahukan dimana tuan Aldero berada, bisa saja kalian bohong. Pergilah atau aku akan menggunakan kekerasan disini." Ujar Alexador tanpa rasa takut, kedua tangannya sudah mengepal kuat.

Tak ada pilihan lain, Legia bersama yang lain harus pergi walau dibaluti rasa kekecewaan namun disamping itu ia juga merasa sedikit lega karena Aldero memiliki bawahan yang siap merelakan nyawa demi tuan mereka.

Regia menepuk bahu Legia agar Legia tak terlalu merasa kecewa.

"Wajar saja mereka seperti itu, kita akan kembali besok." Kata Legia ke arah Regia.

Mereka kembali ke penginapan mereka, penginapan yang memiliki kualitas buruk karena keterbatasan uang.

"Kalian bisa menginap di penginapanku. Maafkan atas sikap anak buahku tadi ya." Aldero berujar ketika melihat Legia berada di lobby penginapan dengan kualitas rendah tersebut.

Legia jelas kaget dengan kehadiran Aldero disini, dari bagaimana dia bisa mengetahui keberadaan penginapannya.

"Sikap anak buahmu itu hak yang wajar, tapi apa kami tidak merepotkan mu jika kami tidur di penginapan yang kau tinggali?" Ada rasa tidak enak hati yang mengganjal di hati Legia, takut akan merepotkan dan menghambat pekerjaan Aldero.

"Jelas tidak. Ayolah, kalian tidur saja di penginapan guild ku." Ajak Aldero, dengan senang hati Legia dan yang lainnya menyetujui ajakan Aldero.

Penginapan guild Aldero terdengar ricuh, canda tawa dan perbincangan hangat tiba-tiba menjadi diam membeku ketika Aldero sampai membawa Legia dan anak panti asuhan lainnya.

"Maafkan atas sikap kami sebelumnya, kami akan melakukan hal apapun sebagai balasan atas sikap kami yang telah tak sopan kepada anda sekalian." Serempak anggota guild Rafoxa berkata demikian dengan membungkuk kan badan mereka kebawah, termasuk Stacey.

Legia menyuruh anggota guild Rafoxa untuk mengangkat badan mereka, tetapi tak ada yang mau mengangkat kan badan mereka karena kesalahan yang mereka lakukan.

Sesaat setelah Legia dan yang lainnya pergi, Aldero datang kembali dan Meidiva menceritakan mengenai Legia yang dianggap orang asing. Aldero memarahi Meidiva dan Alexador lalu memberitahukan siapa mereka sesungguhnya. Itulah alasan kenapa anggota guild Rafoxa berkata demikian.

"Kalau begitu, lakukan apa yang ku ucapkan. Tolong jaga Aldero baik-baik, tenang saja aku sudah memaafkan kalian." Akhirnya Legia berbicara, hal itu tentu saja membuat anggota guild Rafoxa terheran-heran.

"M-maaf? T-tapi kami tadi melakukan hal yang sangat tidak sopan." Ujar Zedva.

"Aku tak mengubah permintaan ku." Sahut Legia sambil tersenyum, akhirnya anggota guild Rafoxa mengangkat kan badan mereka mempersilahkan tamu spesial ini untuk menginap di penginapan mereka dengan lapang dada.

Penginapan yang di khususkan untuk guild Rafoxa ini memiliki dapur untuk memasak. Anggita guild Rafoxa yang berjenis kelamin perempuan membantu Legia untuk menyiapkan makan siang, sedangkan para lelaki hanya memperhatikan.

Ditengah kesibukan itu Stacey meminta ijin ke Aldero karena dirinya harus pergi ke suatu tempat, karena tak diberitahukan mengenai tempat yang ingin dituju Stacey, Aldero tak memberikan ijin.

Awalnya Stacey enggan untuk mengatakannya tapi harus ia katakan bila ingin pergi ke tempat tersebut.

"Pohon suci."

"Kau..... Baiklah, pergi saja. Kembalilah sebelum malam." Aldero memberikan ijin pada Stacey.

Stacey pergi berdua dengan Jason, tak membawa teman-teman yang lain karena ada urusan penting yang harus ia bahas bersama ayahnya.

Perjalanan menuju Pohon suci terbilang cukup lama maka dari itu Jason mempercepat larinya.

"Seharusnya jalannya sudah benar, tapi kenapa malah tak ketemu?!" Stacey bertanya, mereka tersesat dalam hutan berkabut tebal.

Jason jalan perlahan, terlihat sosok monster dibalik kabut tebal tersebut, monster yang sangat besar.

"Jarang sekali ada tamu disini." Kata monster tersebut lalu menghilangkan kabut tebal.

Seekor Hydra besar jelas terlihat di kedua mata Jason dan Stacey,

"Sepertinya kita salah jalan." Ujar Jason yang perlahan mundur kebelakang.

Hydra besar tersebut yang awalnya berada di dalam danau kini berjalan ke arah Jason dan Stacey berada,

"kita takkan sempat kabur hehe." Stacey berujar dengan gemetar, siapa saja bakalan takut bila dihadapkan Hydra besar yang sanggup menelan mereka berdua bulat-bulat.

"Aku takkan menyakiti kalian, hanya memakan kalian saja hehe." Suara hydra itu terdengar hangat dengan hawa haus darah yang memancar jelas.

"Hehe."