webnovel

Pesona Sang "DONJUAN" Manager

CHAPTER 02. RESMI PACARAN

"Halo, Risa, jadi kita ke mall sama Diana?" Cicitku lewat telpon kantor.

"Gak tau mas, kamu tanya saja sendiri sana, awas jangan lama-lama telpon nya," kata Risa.

“Ya, Aku telpon dia dulu," Cicitku. Lalu ku pencet nomer telpon Diana.

"Halo, Diana, jadi nanti abis pulang kerja ke Mall?" tanyaku.

"Jadi mas, hhmm mas, aku sebenernya mau beliin kamu baju, nanti aku beliin mau, kan?" tanyanya cemas.

“Ya, boleh saja, emang kamu punya uang?" tanyaku.

"Ada kok mas, masih banyak," katanya.

"Hahahaha...nanti abis loh, gak bisa buat nikah," Cicitku meledek.

"Hah...nikah ya kamu yang bayar, mas," katanya sambil bisik-bisik.

"Gak ahh, kamu ajah yang bayarin. Kalau nikah KUA kan gak bayar," Cicitku.

“Iya, sih, tapi resepsinya gimana?" katanya.

"Gak usah resepsi sayang, selametan ajah yang sederhana," Cicitku pelan.

"Ish, aku kan anak bungsu jadi perlu gede-gedean, sayang," katanya.

"Eh kok bahas nikahan, kayak aku mau ajah nikah sama kamu?hahahaha," Cicitku ke Diana.

"Kamu gak mau ya menikah dengan aku mas?" tanyanya.

"Maulah, siapa yang gak mau?" tanyaku sambil berbisik.

"Beneran, mas?" katanya seneng.

“Iya, tapi dalam mimpi," Cicitku langsung kumatikan telpon nya.

' HAHAHAHA'

Eh dia nelpon balik lagi, kucuekin aja sambil volumen nya aku kecilkan supaya gak ada suaranya.

"Fer, itu telpon kamu bunyi!" kata Bos ku tiba-tiba datang ke meja ku sambil lewat.

"Oh ya Fer, nanti kamu bawa mobil saya pulang ya, saya mau keluar negeri sore ini, di rumah lagi gak ada orang dan saya seminggu pergi ke China. Untuk Bensin nya kamu bisa klaim ke Adi," katanya.

"Baik Pak, sore ini saya bawa pulang, pak?" tanyaku.

“Ya, Fer, bisa kan pake mobil sport dan matik?" tanya nya.

"Bisa sih, tapi kurang lancar, pak" Cicitku.

“Ya, hati-hati," kata dia lagi. "

Itu kunci mobilnya kalau kamu sudah mau pulang, ada di meja Adi," katanya nambahkan.

"Hm, ya pak, sip" Cicitku.

Kuangkat telponnya sebentar yang masih menyala kedap kedip lampunya.

"Halo, nanti ya aku telpon lagi, ada pak Oscar disini, ok," Cicitku lalu kumatikan telponnya.

Terus kulanjutkan kerjaku dengan laporan QC beberapa kontainer yang datang.

Pas jam pulang kerja berakhir, Diana telpon aku lagi.

"Halo, mas ayo, supaya gak kemaleman!" katanya.

“Ya, bentar lagi baru mau selesaikan dulu laporan, bentar lagi!" Cicitku.

“Ya, kutunggu ya,"katanya.

“Ya, sayang, muaahhh," balesku sambil menggoda nya.

Setelah setengah jam kemudian aku turun ke bawah setelah mengambil kunci mobil pak Oscar di mejanya mas Adi. Aku ke gudang dulu untuk anterin kunci motor agar disimpan di gudang dulu selama seminggu.

"Halo, ayo kita jadi gak ke mall?"Cicitku lewat telpon kantor dari gudang ke meja Risa.

"Jadi mas, kamu dimana sekarang?Kok di gudang?" tanyanya.

“Iya, aku ambil mobil pak Oscar, ini pulang disuruh sama pak Oscar pakai mobilnya dia selama seminggu. Beliau mau ke China seminggu, mobilnya disuruh aku bawa ke rumah pulang pergi," Cicitku.

"Tunggu ajah di depan kantor sekarang, Sudah sepi kan?Sudah banyak yang pulang?" tanyaku.

"Alhamdulillah Sudah mas, ya aku tunggu ya sama Diana di luar," katanya.

“Ya,," Cicitku.

Langsung kumasuk ke mobil pak Oscar dan memutar untuk menjemput Risa dan Diana.

"Risa, kamu di depan, Diana kamu di belakang yah!" Cicitku.

Risa masuk di depan dan Diana kesel dia di belakang duduknya. Sambil cemberut dia masuk ke kursi belakang. Setelah masuk dua-duanya, Risa kusuruh pasang seatbelt nya.

"Mas, kok pak Oscar percaya kamu bawa mobilnya?" tanya Diana dari belakang.

"Wah, kalau itu aku gak tau Diana, tanya sendiri ajah sama pak Oscar, mau kutelpon?" tanyaku meledek dia.

"Gak gak, kok main telpon ajah sih, ganjen!" kata dia.

"Kok ganjen sih? Kamu ya, yang ganjen sama Pak Oscar, hayooo laporin sama pak Oscar nanti," Cicitku.

"Kamu kayak nya deket ya sama pak Oscar?" tanya Risa.

"Ah gak juga, mungkin karena umur kita sama ajah kali ya, dia kan mau menikah ya tahun depan?" tanyaku.

"Katanya sih Iya, denger-denger, iya mas," kata Risa.

"Ada yang mau menikah dengan ku gak tahun depan?" tanyaku.

"Aku!" kata nya bersamaan.

"Hahahahaha....siap dua-duanya angkut! Hahaha" Cicitku.

"Ish,..kamu jebak kita ya?!" Ucap Diana.

"Siapa yang jebak, wong aku cuma nanya kok," Cicitku lugas.

"Ya, Risa, jadi Risa juga mau menikah denganku, nih?" tanyaku menggoda, sambil kudekatkan mukanya melihat mukanya yang merah padam.

"Hmm ganjen," Ucap Diana sambil menjewer kuping kiriku.

"Addduhh sakit Diana, ih kamu mah jahat sama calon suamimu, Diana, Kalau mau menikah denganku, kamu harus melayani suami tauuuu." Cicitku gemes sama dia sambil kupegang kupingku yang panas karena dijewer Diana.

"Ish, ogah...!!" katanya sambil cemberut dan buang muka ke jendela.

"Beneran? Ya Sudah kalau gitu dengan kamu ajah ya Risa yang cantik jelita," Cicitku sambil merayu dia. Ku tetap perhatikan depan agar tidak menabrak heheehehe.

"Beneran, dong mau banget, mas," kata Risa malu-malu.

"Ish, kamu berdua nih ganjen, aku maauuuu...masss!" katanya teriak.

"Gimana dong caranya, aku bisa menikahi kalian? Risa duluan atau Diana duluan?" Cicitku sambil pura-pura becanda.

“Ya, dengan Risa duluan ya. Diana, tahun depannya," Ledekku ke Diana.

"Mas ku yang gantennnng, aku mau duluan dong dinikahin sama kamu," katanya teriak.

"Ogah, abis kamu gak mau sopan sama aku dan melayani aku sebagai pacar mu dan calon suamimu," Cicitku.

"Jadi kita bertiga resmi pacaran nih? kan dua-duanya mau nikah sama aku?calon-calon permaisuriku?" Cicitku lagi.

Risa dan Diana sama-sama melihat ke arahku dan Diana juga Risa saling melihat dan menatap. Tinggal aku yang senang melihat mereka berdua bingung....hahahaha..

"Mas, hm emang kamu beneran sayang sama kita berdua?" tanya Diana.

“Iya, mas beneran emang kamu sayang sama kami berdua?" tanya Risa lagi.

"Kalau iya, gimana? Kok pertanyaan nya sama, sih?" Cicitku.

Mereka diam, dan saling berpandangan, dan kemudian mereka berdua diam lagi.

"Eh aku becanda kok, aku kan Sudah punya tunangan masa menggoda kalian??itu kan namanya selingkuh, gak setia! Hahahaha" Cicitku lagi.

Mereka kemudian saling berpandangan lagi.

"Ish, plin plan!!" Ucap Diana kesal.

“Emang, kamu gak serius mas?!!" kata Risa dengan jutek.

"Hmm gimana yah? Gimana kalau kita bahas sambil kita makan seafood saja? Yuk," Cicitku kemudian membelokkan mobil ke parkiran resto seafood besar.

"Eh, kamu ngapain ke sini? Ini kan resto mahal mas?" katanya.

“Ya, nanti kalian patungan yah," Cicitku sambil turun dari mobil BMW Seri 7 warna putih kesayangan Bos ku.

"Hmm...Mas, Mas!!" panggil Diana dari dalam mobil.

“Ya, ayok turun aku sudah lapar," Cicitku nyuekin mereka, sambil kutunggu mereka di depan pintu resto. Mereka akhirnya turun dari mobil berdua dan bergandengan tangan.

"Sini, kamu di kanan dan kamu dikiri, sambil gandeng aku ya," Cicitku.

Kupencet remote kunci mobilnya dan kugandeng tangan mereka berdua. Mereka semua mukanya merah padam karena malu.

Setelah masuk ke dalam resto,

"Mas, aku pesan ruangan untuk 3 orang, ada?" tanyaku kepada pelayan disana.

"Boleh pak ada disebelah sana, mari saya antarkan kesana," kata pelayan perempuan sebelah nya.

Mereka melihat kami bertiga heran, karena aku yang biasa saja tampangnya, menggandeng dua perempuan cantik di sebelah kanan dan sebelah kiriku.

"Disini pak, silahkan," katanya.

“Ya, mbak terima kasih, nanti saya panggil ya, setelah kami mau pesan makanan. Tolong Minumnya dulu mbak disajikan. Jus Alpukat nya 3 ya," Cicitku.

"Baik pak selamat datang dan selamat menikmati ruangan kami, ini ada bell untuk memanggil kalau mau pesan lagi. Saya tinggal dulu ya pak, selamat menikmati," katanya.

“Ya, mbak, Terima kasih banyak." Cicitku.

****

Pesona Sang "Donjuan" Manager

By. SKI