webnovel

Pesona Sang "DONJUAN" Manager

CHAPTER 1. MEREKA AKHIRNYA MILIKKU

Jam makan siang pun aku turun ke lantai satu untuk makan siang bersama dengan kedua pacar rahasia ku. Eh rahasia, memang rahasia karena mereka berdua saling gak tau kalau hubungannya cinta segitiga..upss, hahahaha.

“Yuk makan siang, dimana?” cicitku ke Risa, dan Diana bersamaan.

“Diana, tuh yang tau,” kata Risa.

“Kok aku sih?” kata Diana.

“Ya, ke tempat kemaren ajah yah, enak makananya, gak mahal banget lagipula,” cicitku.

“Ya..” katanya kompak.

“Kok, tumben kompak, heheehehe…lagi abis dapat bonus ya? Jadinya nanti makan siang siapa yang bayar?” tanyaku.

“Aku ajah mas,” kata Diana.

“Wa,h, lagi ada lebihan nih Diana,” cicitku meledek dia.

“Kan kemaren makan aku dibayarin kamu, Mas, sekarang akulah yang bayar gantian, besok Risa yah…hahahha,” katanya.

“Ya boleh, gitu ajah gantian,” cicitku.

“Boleh juga tuh, eh iya, mas, nanti kita ke mall di sana ya, ada yang mau aku cari nih. Risa, bisa ikut kan jadi kita bertiga bisa ke sana nanti sore, temenin aku ya, Risa..” kata Diana memohon.

“Ya boleh Di, nanti aku temani. Sama Mas Fernando juga kan?” tanyanya.

“Iya, boleh, mau Traktir aku lagi, Diana?” tanyaku.

“Huh, traktir terus ih! Kamu dong yang bayarin kita ya, Ris” kata Diana.

“Hmm, ogah ahh kalau gitu aku gak ikut ajah, mending pulang deh nanti sore,” cicitku menggoda Diana.

“Ih, kok gitu sih?!!” katanya nyolot.

“Hayoo hayoo, lagi berebutan Fernando yah?” tanya Riska dari belakang.

“Fer, nanti sore mending kamu anterin aku pulang ajah ya, kan kita searah Fer?” kata Riska menggoda.

“Ahh, maaf Riska, aku mau anter mereka saja berdua ke mall, hehehehehe,” cicitku.

“Kok, gak mau Fer? Nanti aku traktir deh, mie Ayam sana enak banget loh,” Kata Riska lagi dan mulai mendekat ke tubuh ku.

“Makasih Riska, besok-besok ya kalau aku ada waktu,” cicitku menghindar Riska.

“Ya udah, janji loh Fer, awas kalau gak jadi dan mengelak lagi dariku lagi!,” katanya ngambek.

“Haduhh takut!! Iya nenek sihir, nanti aku dikutuk jadi beha lagi, kan aku nya jadi enak Riska,” cicitku balik menggoda.

“Hah..mau?sini boleh kok gratis,” katanya.

“Hahahaha…moso sih gratis?” tanyaku lagi ke Riska.

“Iya, buat kamu gratis, plus plus juga boleh,..” kata Riska berbisik.

“Hahahaha…bisa aja kamu, nanti aku digorok sama Bayu lagi,” cicitku mengelak sambil mencari tau gosip nya Riska dan Bayu.

“Hahahaha…Bayu mah nomer dua bagi saya, Fer, kamu mau kan jadi yang pertama? hehehe” Rayu Riska lagi.

“Udah yuk Fer, kita nanti telat makan siangnya balik ke kantor nya telat juga!!,” kata Diana lantas menarik lenganku keras menjauh dari Riska.

“Bahaya kalau ketauan sama Riska dan lebih jelek lagi kalau Riska ikutan mendekati Fernando lagi, dasar nenek sihir!!” batin Diana.

Risa akhirnya mengikuti kami dari belakang, Diana cemberut dan melepaskan tanganku sambil bicara kepadaku,

“Awas ya kamu naksir-naksir sama Riska, dia itu penggoda semua laki-laki tau. Orang gudang aja banyak yang dia dekati, dasar gak laku!!” katanya ke aku ketus.

“Huss jangan marah-marah gitu Diana, dia kan cuma mau dekat dan kenalan saja sama aku, emang sih keliatan agak tua ya orangnya?” tanyaku.

“Dia usianya dan 35 an Fer, banyak yang dia porotin. Orang gudang ajah udah 2 orang yang kena diporotin sama dia, ada yang cerita sama aku!” jelas Diana.

“Huus, jangan su'udzon sama orang, kita jangan lihat dari sisi buruknya seseorang,” cicitku.

“Diana, udah lah jangan ngurusin orang kayak gitu, ayo nyebrang kita udah siang,” kata Risa dari belakang.

“Oh iya, sampai lupa tuh kita nyebrang nya,” kata Diana.

Setelah itu kami pun menyeberang jalan untuk ke warung makan yang kami maksud. Makan siang sudah kami pesan dan kami makan bertiga diselingi tawa dan canda kami bertiga. Tak ada yang istimewa hanya mereka berdua saling berlomba untuk mendapatkan perhatian khusus dari ku. Kebetulan aku duduk ditengah, di antara mereka berdua.

Selama kami duduk disana, beberapa kali mereka berdua berusaha untuk meraih tanganku dan menggenggam nya. Kalau Risa sedang jalan atau tidak dimeja makan, Diana menggenggam tanganku dan mengelus nya. Begitu juga kalau Diana sedang ke toilet, Risa menggenggam tanganku dan mengelus nya. Begitu Diana datang, Risa melepas genggaman nya. Begitulah yang terjadi, aku sih biasa saja menanggapi hal itu (Rejeki Brooo!! Hehehehe)

Kali ini makan siang Diana yang bayar dan akhirnya kami bertiga selesai makan siang dan pulang ke kantor. Sesampainya di trotoar, tiba-tiba Risa terpeleset, untung saja ada aku disebelah nya dan bisa langsung menangkap Risa sambil memeluknya. Diana yang melihat hal itu membantu Risa agar segera lepas dari pelukanku.

“Ris, kamu hati-hati dong jalannya!” kata Diana sambil memegang tubuh Risa agar menjauh dariku, dia membantu Risa berdiri.

“Gak papa Risa?” tanyaku.

Aku yang ingin melihat Risa dihalangi oleh Diana dan Risa paham kalau Diana berusaha menghalangi dia untuk mendekat ke aku.

“Ya, gak papa mas, kamu sakit gak, tadi kena dorong mas?” Tanya Risa.

“Gak kok, minta lagi dong Ris, hehehehe,” cicitku sambil meledek Risa supaya Diana cemburu.

“Ih, apaan sih Fer! Ganjen amat kamu sama Risa?!” kata dia sambil merenggut.

“Diana, kan tadi Risa nanya sakit atau nggak ke aku? Ya, aku jawab nggak, jarang-jarang kan bisa dipeluk sama Risa tanpa disengaja, soalnya kalau Risa sengaja memelukku kan gak mungkin. Dia malu pasti sama kamu,” cicitku.

“Ih, ganjen amat sih kamu mas, mana mau Risa sama kamu, Ish, ganjen! Nakal!!,” katanya.

Aku sengaja membuat Diana marah, soalnya lucu dia kalau lagi marah dan cemberut gitu, cemberut karena cemburu!

Risa melihatku dengan senyum-senyum saja menanggapi marah nya. Memang Diana itu masih kekanak-kanakan sedangkan Risa lebih dewasa menghadapi masalah. Terlihat dari mereka berdua bicara, Risa lebih kalem dan lebih tenang.

“Ya udah kali Din, gak usah dimarahin Mas Fernando nya, kan aku yang jatuh bukan dia yang ganjen!” katanya.

“Ya, sih tapi dasar laki-laki, keenakan bisa dipeluk ma cewek kayak kamu,” katanya.

“Emang, kenapa kali, aku gak sengaja meluk Mas Fernando, kok kamu yang sewot?Hayo cemburu yah Mas Fernando aku peluk?” tanyanya selidik ke Diana.

“Nggak kok, siapa yang cemburu, kesel ajah Ris, keenakan dia! Ganjen!!” katanya.

“Yuk, kita jalan lagi, bantuin Risa tuh Din, nyebrang jalan,” cicitku.

Risa melihat ke aku dan tersenyum, sambil menggerakkan bibirnya seperti menciumku. Kubalas ciuman jauhnya dari dia.

“Apa sih kamu Mas Fernando, ngeliat Risa kayak gitu! tambah genit deh, tambah ganjen!” katanya cemberut lagi.

“Iya, deh aku ganjen nya sama kamu ajah ya Din,” cicitku sengaja mengedip-ngedipkan mata ku.

“Ih, males liat kerdipan matamu. Kelilipan yah?!” katanya.

“Haahaahahha...” Aku dan Risa tertawa dan akhirnya Diana pun ikut tertawa.

“Eh, Diana, Risa, hmm kalau aku sayang sama kamu berdua, boleh gak?” tanyaku sama Diana dan Risa.

Risa melotot ke aku begitu pun sama Diana.

“Eh kamu itu kemasukan jin apa sih mas? Ih ogah deh sayang-sayang an sama kamu, Jijay bajay!!” katanya.

“Tau nih Mas Fernando, ganjen amat pengen cinta kita berdua lagi?! Maruk tauu!!” kata Risa cemberut marah.

“Loh, kan aku nanya doang, ya dijawab saja dong, gak usah marah-marah gitu!” cicitku.

“Kalau gak mau kan, aku bisa cari yang lain yang mau sayang sama aku,” cicitku lagi sambil jalan meninggalkan mereka.

“Oh, mau sama tante Riska, gitu??!” teriak Diana dari belakang.

“Hm, mungkin kali,” cicitku sambil cuek.

“Awas kalau jalan sama Tante Riska, jangan negor kita lagi! Ya kan Risa?” tanya Diana cari dukungan.

“Hm, bener banget, aku juga gak sudi deket sama kamu lagi!!” kata Risa marah.

“Hahahaha…Makanya ijinkan aku menyayangi kalian berdua, oke..!” cicitku sambil ngeloyor meninggalkan mereka yang masih bengong diluar. Akupun langsung masuk ke dalam kantor dan langsung naik ke lantai dua untuk sholat dzuhur terlebih dahulu.

***

Judul : Pesona Sang "Donjuan" Manager

By : SKI

Next chapter