"Apa masih ada tempat lainnya? Ke mana lagi, Laila biasanya pergi?" tanya Hilman pada Diyon karena yang paling dekat dengannya. Ia menunggu yang lainnya untuk berkumpul.
"Biasanya ... mmmm ... kayaknya ke air terjun, Pak. Itu loh, yang waktu itu Pak Hilman sama tante Eva pergi. Dan saat ketemu kami. Tapi kita ke sana harus jalan kaki," balas Diyon dengan rasa lelah yang membuatnya ngos-ngosan.
"Oh, jadi ada kemungkinan Laila ada di sana? Kalau begitu–" Hilman tidak meneruskan ucapannya karena melihat anak-anak itu sudah terlihat lelah. Sudah seharian mereka sudah mencari Laila.
Hilman melihat ponselnya, waktu sudah jam setengah sebelas siang. Sementara di perkebunan itu belum juga terlihat Laila. Kalau mereka melanjutkan pergi ke atas bukit di belakang rumah Pramono, memerlukan perjalanan panjang. Kalau Hilman bisa saja naik motor untuk ke sana. Tapi tidak untuk anak-anak yang sudah lelah itu. Sementara untuk mencari makan siang pun jauh dari kebun.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com