"Kenapa dengannya? Kenapa dia marah padaku, sih? Apa aku salah padanya?" Berbagai pertanyaan berkecamuk dalam dirinya. Pasalnya ia tidak merasa bersalah pada Rara. Tapi tak lama kemudian ia berpikir kesalahan yang ia lakukan adalah karena tidak membuka pintu kamar untuk Rere.
"Sudahlah ... kamu kalau mau mandi, mandi duluan, sana!" perintah Ragil. Ia juga harus menjaga rahasia Rara agar Veve tidak curiga.
"Ugh ... kalian berdua pada aneh. Ya sudahlah, lebih baik aku mandi saja. Tapi aku juga masih punya satu perhitungan dengan kalian, yah! Kalian sudah membohongiku soal menjenguk Laila!"
Veve menunjuk Ragil dengan mendengus kesal. Ia dekati Ragil yang lebih tinggi darinya dan ia tunjuk dagunya. Ia kalau di posisi ini, hanya bisa menelan ludahnya. Kalau Ragil bisa saja melakukan sesuatu yang membahayakan. Jadi ia buru-buru meninggalkan pemuda itu.
"Dasar babi aneh," cibir Ragil ketika Veve sudah menjauh darinya. Ia menggeleng pelan lalu masuk kembali ke dalam kamar.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com