webnovel

Perjalanan Cinta KIRA

Shakira Chairunisa yang ingin menyelamatkan ayahnya dari kesalahan masa lalu, akhirnya setuju untuk menikah dengan seorang pemuda kaya usia 30 tahun bernama Ryan Adiantara, pemilik kerajaan bisnis Rich Tech Company. Pernikahan tanpa cinta yang dilandasi oleh dendam Ryan kepada ayah istrinya membuat kehidupan wanita berusia sembilan belas tahun itu hidup bagaikan dalam neraka. Ditambah dengan penyakit mental yang di derita Ryan, membuat semua menjadi semakin berat dari hari ke hari untuk Kira. Akankah keberuntungan berpihak pada Kira? Bisakah Kira bertahan dengan semua kesulitan yang dialaminya? Akankah Kira mampu memperjuangkan masa depan dan kebebasannya dari belenggu kekejaman Ryan? Mimpi untuk menjadi seorang scientist.. Akankah itu terwujud? Ikuti kelanjutan kisahnya dalam novel bergenre romantic - Perjalanan Cinta KIRA

Ri_Chi_Rich · สมัยใหม่
เรตติ้งไม่พอ
102 Chs

Ketoprak

"Ibu.. Sudah meninggal.. Dari Aku umur tujuh tahun." Kira menatap Ryan. Sebenarnya Kira tersenyum, hanya Ryan tak melihat senyuman Kira itu, sehingga otak Ryan merespon itu sebagai keinginan Kira untuk dipeluk oleh Ryan.

"Kemarilah!" Ryan menarik tubuh Kira mendekat padanya. "Apa yang Kau impikan?"

"Tadi Aku bermimpi i.."

"Tuan Muda, Kita sudah sampai di tempat makan favorit Anda!"

"Aaah.. Ada apa denganmu, Andi? Kenapa Kau selalu memotong setiap kali Aku akan mendapatkan informasi?" Ryan sangat jengkel dengan Andi. Tapi karena Andi tadi manambah bumbu tempat makan favorit, Ryan bisa memaafkan Andi..

"Kita turun! Aku mau makan disini!" Ryan melepaskan pelukannya pada Kira.

Klek

Asisten Andi sudah membukakan pintu untuk Ryan.

"Berikan tanganmu!" Kira segera memberikan tangannya setelah mendengar perkataan Ryan. Mereka keluar dari mobil.

Klek

Pintu ditutup, Ryan kini menatap Andi yang dengan tatapannya itu, Andi sudah bisa menerka apa yang akan dikatakan Tuan Mudanya.

"Hey, apa Kau sudah bosan hidup? Dimana tempat makannya?" Yah, Kira-kira seperti itulah arti dari pandangan Ryan yang bisa ditangkap oleh Asisten Andi.

"Nyonya Muda, mari Kita makan di tempat favorit Tuan Muda." Asisten Andi membuka percakapan, sebelum Tuannya menendangnya ke dalam selokan. Asisten Andi juga sudah menunjukkan dengan arahan tangannya tempat makan yang tadi katanya paling disukai Tuannya.

"Kau?" Hanya itu yang dikatakan Kira.

"Haaah.. Jadi Kau sudah mencari tahu makanan favoritku, dan mengatakan ini adalah favoritmu? Hahah.. Baiklah kalau itu maumu, mari Kita bermain drama." Seutas senyum sudah muncul dibibir Kira yang tak terlihat oleh Ryan.

"Andi.. Kau menjebakku, ya? Kenapa tak memberitahuku kalau tempat makan kesukaannya seperti ini? Kan Kita bisa mencari tempat makan lain!" Ryan yang sudah geram hatinya, memandang Asisten Andi dengan tatapan penuh arti.

"Aaaah.. Kau suamiku, kenapa bisa kesukaan Kita sama!" Kira memeluk Ryan.

"Hihi.. Mari Kita mulai dramanyaaaah.." Hati Kira sudah loncat-loncat kegirangan membayangkan Ryan akan seperti apa nanti.

"Ehm.. Kau mau makan di sana sekarang?" Ryan berbisik ke telinga Kira.

"Hahahahah.. Betul Aku pasti sudah menjadi bodoh karena pelukannya. Justru sekarang Aku membakar jembatanku sendiri dengan menanyakan itu! Harusnya Aku berpura-pura sakit perut!" Ryan Gemas dengan dirinya sendiri yang tak bisa mengontrol konsekuensinya sebelum bicara tadi..

"Haha.. Tentu saja suamiku.. Aku sudah merindukan ketoprak itu sejak tiga bulan lalu!" Kira menarik tangan Ryan untuk mendekat ke warung pinggir jalan itu.

"Kena Kau.. Hahaha.. Kena Kau..." Kira benar-benar bahagia dalam hatinya.

Berat hati Ryan mengikuti langkah Kira, menuju gerobak Ketoprak tadi.

"Pak, ketopraknya satu, ya.. Sedeng pedasnya. Special pakai telor dadar!" Pesan Kira.

"Kita beli satu saja, ya.. Nanti Aku juga mau beli sate padang disebelahnya, takutnya ga habis!"

Ryan mengangguk.

"Ya.. Ya.. Beli satu saja. Setelah ini Aku akan menghubungi lusi meminta vitamin dan obat pencahar! Argghhhh, awas Kau Andi!" Ryan kali ini tak punya alasan untuk marah, karena Dia yang meminta ke tempat makan favorit Kira.

"Suamiku, ayo duduk disitu!" Dua orang pasangan kekasih berdiri. Kira langsung menepati dua tempat duduk itu bersama Ryan.

"Aku ga nyangka.. Orang setajir melintir seperti Kamu, bisa sangat humble dan suka makanan disini!" Kira membuka pembicaraan dengan Ryan, memujinya setinggi langit ke tujuh.

"Ehmm.. Dari kapan Kau suka makan disini?"

"Dari lima tahun lalu. Waktu itu, Aku beli ketoprak sama sate padangnya."

"Mba, ini ketopraknya!"

"Terima kasih!" Kira mengambil piring berisi ketopraknya.

"Bismillah!" Kira melanjutkan dengan do'a makan.

"Suamiku, karena ini makanan kesukaanmu.. Kamu Aku suap duluan, ya.. aaaa"

Ryan tak ada pilihan lain, kecuali membuka mulutnya. Memakan sesuap makanan pinggir jalan yang baru pertama kali dimakan olehnya.

"Rasanya.. Enak juga!" Ryan yang tadinya sudah underestimate, mengunyah makanannya lebih baik.

"Aaaaa.." Kira menyuap Ryan lagi.

Kali ini Ryan menerima suapannya lebih natural. Ryan mencoba rasa makanannya..

"Hmm.. Ini benar-benar enak!" Ryan tak bisa membohongi hatinya.

"Haha.. Sepertinya Dia suka!" Kira yang dari tadi sudah mesem-mesem didalam niqobnya. Bertambah yakin karena Ryan tak menolak suapan ke tiga. Sama seperti di kampus tadi.

"Pak, pesan sate padangnya satu, ya.. Yang special daging saja!" Pinta Kira pada penjual sate padang, sambil berteriak dari tempat duduknya.

"Makanlah lagi!" Kira menyuap Ryan.

"Ka.."

"Aku makan nanti saja.. Kau habiskan ini.. Kau sukakan, ini ketoprak paling enak disini!" Kira menyuap Ryan lagi.

Ryan menghabiskan semua ketoprak yang dibeli tadi, dengan disuapin oleh Kira. Sate padang, juga sama.. Ryan yang menghabiskan. Awalnya seperti tadi, menolak. Tapi, setelah mencoba rasanya, Ryan tak berhenti sampai suapan terakhir.

"Minumlah!" Kira memberikan aqua botol pada Ryan. Kira berdiri setelah memberikan botol minum dan membayar makanan yang dimakan oleh Ryan tadi.

"Kau menunggu apa lagi?" Tanya Ryan yang sudah berdiri dibelakang Kira.

"Itu, Aku beli untuk Asisten Andi dan Pak Man. Mereka juga belum makankan?" Kira menaruh tangan kirinya dibelakang punggung Ryan dan merapatkan tubuhnya ke Ryan. Menempelkan kepalanya di dada Ryan.

"Kau juga belum makan!" Ryan mengingatkan.

"Hmm.. Aku memang lapar, tapi Aku lagi bahagia, rasa laparku entah kemana perginya, hehehe.. Hari ini, Kau mengizinkanku ketemu Ayah.. Terima kasih."

"Ini mba. Ketopraknya!"

"Terima kasih!" Kira mengambil dengan tangan kanannya, lalu berjalan bersama Ryan ke arah mobil.

"Kira.." Seseorang dibelakang memanggil Kira."

Ryan dan Kira berhenti melangkah dan menengok ke belakang.

"Kamu suka makan ketoprak disini juga?"

"Hai, Kak! Aku udah selesai belanjanya!" Kira mengangkat bungkusannya. "Aku duluan, ya!"

"Buru-buru?" Tanya Farid lagi masih sambil tersenyum.

"Hmm.. Udah malem.. Aku besok ada kerja di lab jam delapan pagi, kan.. Hehe" Kira membuat alasan masuk akal untuk segera menghindar, sebelum terjadi peperangan.

"Ah, ya.. Besok pasti melelahkan, Kita harus mempersiapkan bahan praktikum, mana cuma berdua lagi... Kau dan Aku. Baiklah, Selamat beristirahat!" Farid tersenyum lebar

Ryan melepaskan tangannya dari bahu Kira dan sudah berbalik ke arah Farid.

"Suamiku.." Kira sekuat tenaga menahan Ryan supaya menjauh tak memukul Farid. Tapi justru Farid yang mendekat.

"Kau harus berhati-hati sekarang.. Sekali Kau menyakiti Kira, Aku akan membawanya pergi. Aku tertarik pada Kira sejak pandangan pertama! Tapi Kau jangan khawatir, Aku sangat profesional. Aku tahu posisiku apa di kampus dan Kira siapa di kampus. Untuk diluar kampus seperti ini, Aku bebas dan Aku lebih ekspresif." Farid tersenyum, Dan meninggalkan Ryan masih dengan amarahnya.

"Ketoprak spesialnya satu, pak!" Suara Farid yang memesan makanan masih bisa terdengar oleh telinga Ryan dan Kira, walaupun Kira sudah menjauh mendorong Ryan supaya masuk ke dalam mobil.

"Ada apa dengan Ryan? Dia bahkan tak memperdulikan walaupun Aku sudah memeluknya." Kira sangat khawatir sekarang.