webnovel

Kembali ke Perkemahan

Editor: Wave Literature

Tas itu dibuka di tanah, kemudian cahaya berwarna zamrud yang menyilaukan bersinar dari dalam tas itu. Setiap buah Jaded Essence Fruit, yang berwarna zamrud itu, berbentuk bulat dan berkilauan. Aroma yang mengundang selera membuat mereka semua menelan ludah, ketika mereka melihat buah itu dengan tidak sabar.

"Total, ada 30 Jaded Essence Fruits. Sebenarnya kita bisa memetik dalam jumlah yang lebih banyak, namun Conflagration Ape King itu telah menghabiskan banyak Jaded Essence Fruit." Lei Cheng tersenyum, lalu memisahkan 15 dari 30 Jaded Essence Fruit itu. Ia berkata: "Adik Mu Chen, meskipun kamu hanya meminta 30%, tetapi semua hasil kita hari ini adalah berkat kerja kerasmu. Kamu berhak mendapatkan 15 Jaded Essence Fruit ini. Kita tidak bisa serakah setelah semua kerja keras yang telah kamu lakukan."

"Kita sebaiknya tetap mendapat 30% seperti perjanjian kita.. Baiklah, terima kasih kalau begitu, Kakak Lei Cheng."

Mu Chen menggelengkan kepala. Ia terlihat akan menolak, tapi ia melihat ketegasan yang ditampakkan oleh wajah Lei Cheng. Ia hanya bisa tersenyum tanpa daya, dan setuju mendapat 15 Jaded Essence Fruit. Lalu, ia melihat Mo Ling dan yang lainnya, yang tengah menatap dirinya, lalu berkata: "Kalian juga sudah berusaha keras. Mari semuanya mengambil 1 Jaded Essence Fruit, tidak apa?"

"Hehe."

Mo Ling dan yang lainnya hanya bisa menyeringai. Bahkan Jiang Li dan Teng Yong juga menampakkan wajah terharu. Ketika mereka mendapatkan Jaded Essence Fruit dari Mu Chen, wajah mereka menjadi merah, seakan-akan ingin mengatakan sesuatu, tetapi mereka tidak berani mengatakannya. Maka dari itu, mereka hanya terus menyeringai.

"Yo, kamu juga dapat satu." Mu Chen menyerahkan satu buah Jaded Essence Fruit pada Tang Qian'Er. Gadis itu tersenyum manis saat ia memegang Jaded Essence Fruit.

Ketika Mu Chen selesai membagi-bagi 15 Jaded Essence Fruit, ia masih memiliki 6 sisa buah di tangannya. Ia tidak tahan lagi, dan hanya menyeringai saat ia melihat buah Jaded Essence yang dingin dan mirip giok. Dengan Jaded Essence Fruit ini ia pasti bisa membuat Limitless Death Seal kedua, kan?

Sekelompok, mereka beristirahat di hutan. Karena mereka kembali dengan hasil yang memuaskan, tiap orang di kelompok mereka tampak sangat gembira. Mereka juga semakin dekat antara satu dengan yang lain. Mo Ling dan yang lainnya bahkan memanfaatkan momen ini untuk meminta bimbingan dari Tim Thunderstorm mengenai cara berburu Spiritual Beast. Terlebih lagi, Lin Zhong dan yang lainnya bahkan berbagi pengalaman mereka selama bertualang. Ketika mereka menyimak, mata Mo Ling dan yang lainnya tampak menyala-nyala karena bersemangat.

Mu Chen melihat suasana harmonis ini, lalu tersenyum. Saat ini, Lei Cheng berjalan dengan sebotol minuman keras di tangannya, lalu menyodorkan-nya pada Mu Chen. Ia tersenyum dan berkata: "Bagaimana? Kamu bisa minum?"

Mu Chen tidak terbiasa dengan benda yang berada di dalam botol ini. Tetapi ia tidak menolak, dan minum beberapa teguk minuman yang berada di dalam botol itu. Rasa pedas membuat wajah anak tampan itu memerah, lalu ia terbatuk beberapa kali.

"Jangan minum sebanyak itu." Melihat ini, Tang Qian'Er segera menepuk punggung Mu Chen. Ia berkata dengan nada mencela.

"Ohohoho, aku telah bertemu dengan banyak pemuda, tetapi aku belum pernah bertemu dengan pemuda seperti Adik Mu Chen. Lain kali kalau ada waktu, kamu bisa datang bermain denganku di Tim Thunderstorm." Kata Lei Cheng sedikit bercanda.

"Ayahnya adalah Territory Lord wilayah Mu. Paman Mu tidak akan memaafkan mu kalau kamu mengajaknya menjadi Petualang." Kata Tang Qian'Er masam, lalu melirik Lei Cheng.

"Territory Lord dari wilayah Mu?" Lei Cheng tertenggang. Ia menatap Mu Chen dengan kaget. "Jadi, Adik Mu Chen adalah Young Master dari wilayah Mu. Aku sudah salah menduga. Ohoho, aku pernah menemani Kakak-ku untuk bertemu dengan Territory Lord wilayah Mu sebelumnya. Memang benar, angsa liar tidak pernah menelurkan telur jinak."

Mu Chen melirik Tang Qian'Er ketika gadis itu berbicara. Ia hanya mengatakannya karena ia tidak berpikir lebih jauh.

"Adik Mu Chen, aku akan tetap berada di Northern Spiritual Field untuk beberapa saat. Jika kamu membutuhkan bantuanku, silahkan panggil kami. Kali ini kamu berhutang budi pada kalian." Ujar Lei Cheng.

"Kakak Lei, tidak perlu repot-repot. Tentu saja aku akan berusaha semampu-ku karena kita bekerja sama." Mu Chen tersenyum.

"Kerja sama adalah kerja sama. Tetapi kamu juga sudah menyelamatkan kami, Tim Thunderstorm." Lei Cheng berkata dengan serius.

Mu Chen menggeleng tak berdaya. Tetapi ia memiliki kesan yang baik pada pria yang tidak suka basa-basi dan kekar ini.

Setelah mereka mengobrol untuk beberapa saat, warna langit mulai berubah gelap. Ketika Mu Chen menyadari hal ini, ia, Tang Qian'Er, dan yang lainnya, mengucapkan selamat tinggal pada Tim Thunderstorm. Kemudian mereka berangkat menuju arah kemah.

Sepanjang jalan, Mo Ling dan yang lain masih merasa bersemangat. Meskipun hari ini mereka menghadapi bahaya, tetapi perasaan setelah menghadapinya membuat mereka sangat bersemangat. Mereka berbicara banyak mengenai pertarungan mereka selama di lembah.

Mu Chen tidak merasakan semangat yang mereka bicarakan. Maklum saja, karena ia telah mengalami hal seperti ini berulang kali di Spiritual Road. Oleh karena itu, ia tetap menjaga sikap tenangnya ketika berhadapan dengan situasi seperti ini.

Tidak banyak tantangan yang ia hadapi saat kembali, mereka mencapai kemah dalam waktu setengah jam. Anak-anak muda ini menghembuskan nafas lega ketika mereka melihat kemah di kejauhan.

Mu Chen menatap ke arah kemah mereka lalu mengernyitkan dahi. Ini karena beberapa sosok tampak berada di pintu masuk hutan. Sosok yang memimpin mereka cukup familiar, karena mereka adalah Liu Yang dan Chen Tong. Terlihat bahwa orang-orang dibelakang mereka adalah murid West Branch.

"Itu Chen Tong dan beberapa orang lain." Mo Ling terkejut saat melihat Liu Yang dan murid lainnya. Raut mukanya tampak jijik: "Mu Chen, sepertinya mereka menginginkanmu."

Tepat ketika Mu Chen dan yang lainnya melihat kelompok Chen Tong, kelompok mereka juga melihat kelompok Mu Chen. Ekspresi jahat muncul di wajah mereka, lalu mereka memotong Mu Chen dan yang lainnya.

"Chen Tong, apa yang kalian lakukan?" Mo Ling mengernyitkan dahi ketika ia melihat ini.

"Oh, tidak apa-apa, aku hanya ingin berbicara dengannya sebentar. Mo Ling, ini tidak ada hubungannya denganmu. Jadi sebaiknya kamu tidak ikut campur, oke? Kalau kamu mengganggu Saudara Liu, kamu juga akan mendapatkan masalah." Chen Tong tertawa.

Saudara Liu yang Chen Tong maksud jelas adalah Liu Mubai. Ketika Mo Ling mendengar ini, wajahnya sedikit berubah. Tampak jelas ia takut dengan Liu Mubai.

"Jiang Li, Teng Yong, kalian berdua juga bisa pergi. Aku tahu kalian membenci Mu Chen, kita akan membantu melampiaskan perasaanmu." Chen Tong menatap Jiang Li dan Teng Yong ketika berkata demikian.

Ia memperhitungkannya dengan seksama. Selain Tang Qian'Er, anak lain tidaklah terlalu dekat dengan Mu Chen. Terlebih lagi, Jiang Li dan Teng Yong membenci Mu Chen, jadi mereka pasti akan membantunya.

Tetapi, ketika ia berpikir telah memperhitungkan situasi ini. Jiang Li dan yang lain menatapnya dingin. Mereka tidak tampak akan pergi, malahan mengeluarkan ejekan: "Kalau kamu mau menyakiti Saudara Mu, kalian harus minta izin dulu pada kami."

Meskipun Jiang Li dan Teng Yong dulu membenci Mu Chen, kejadian hari ini telah mengubah cara pandang mereka terhadapnya. Tidak hanya Mu Chen menyelamatkan mereka, namun tindakannya di lembah itu, membuat kedua orang yang tadinya bangga dengan sendiri menjadi lebih menghormati Mu Chen. Kebenciannya pada Mu Chen telah hilang, Oleh karena itu, mereka tidak merasa terbebani kalau mereka memanggilnya dengan Saudara Mu.

"Kalian!"

Chen Tong dan yang lainnya tertegun. Wajah mereka berubah gelap ketika menatap jahat pada Mo Ling dan yang lainnya, yang melindungi Mu Chen. Mereka tidak percaya. Mengapa murid-murid senior ini mau melindungi pendatang baru di Heaven Class East Branch?

Mu Chen tetap tenang melihat kejadian ini, dan tidak berkata apa apa. Ia hanya menepuk pundak Jiang Li dan yang lainnya, lalu berkata: "Ayo pergi."

Ia tidak berkata apapun terhadap Chen Tong dan Liu Yang. Sikap acuh ini membuat wajah Chen Tong semakin jijik. Ia berteriak keras: "Kalian mau pergi? Kalian benar-benar sombong!"

Tangannya berusaha meraih kerah Mu Chen, di saat ia mengatakan kata-kata ini.

Swoosh!

Tetapi, ketika ia menindak Mu Chen, sebuah hawa dingin tampak di mata Mu Chen. Mu Chen membalikkan tangannya, dan cahaya hitam mulai bersinar. Sebelum tangan Chen Tong menyentuh kerah Mu Chen, sebuah pisau hitam telah muncul di dekat tenggorokan Chen Tong.

Hawa dingin yang datang dari tenggorokan-nya membuat bola mata Chen Tong mengerut. Ia bergetar dan menggertakkan giginya, lalu berkata: "Apa maumu?"

"Kamu tidak percaya kalau aku akan membunuhmu?" Mu Chen berkata pelan ketika melihat Chen Tong.

Meskiput kata-kata Mu Chen lembut, tetapi Chen Tong dan yang lain merasakan adanya hawa dingin yang menusuk tulang. Inilah hawa pembunuh...

Para pemuda di belakang Chen Tong tertegun melihat mata hitam Mu Chen yang tampak tanpa ekspresi. Mereka takut, dan tidak berani bicara.

"Apa yang kamu lakukan?"

Suara keras memecahkan keheningan, banyak anak-anak muda itu menatap ke sumber suara. Mereka melihat Guru Mo menatap tajam ke arah mereka.

"Guru Mo!"

Mo Ling dan lainnya segera membungkuk ketika mereka melihatnya.

Ketika Mu Chen melihat Guru Mo, ia memasukkan pisaunya kembali. Senyum ramahnya muncul di wajah tampannya. Ketika kita melihatnya, ia tampak tidak berbahaya.

"Guru Mo, Mu Chen mau membunuhku!" Chen Tong menatap Mu Chen dengan muka kesal.

"Kalian pikir aku tidak melihat seluruh kejadiannya?" Guru Mo melirik Chen Tong ketika ia berkata pelan.

Chen Tong terkejut, lalu ia mengusap hidungnya. Lalu ia menatap tajam pada Mu Chen, kemudian mengajak yang lain pergi dengan tampang kesal.

"Kalian semua juga sebaiknya kembali ke kemah." Kata Guru Mo pada Mo Liang, Tang Qian'Er dan yang lainnya. Mereka tampak ragu, sebelum akhirnya satu persatu pergi.

Setelah melihat mereka pergi, Guru Mo mendekati Mu Chen. Ia menggelengkan kepalanya saat menatap wajah polos anak itu. Ia berkata: "Nak, kamu sungguh berani melakukan hal berbahaya dengan Tim Petualang."

"Guru Mo, anda tahu apa yang kami lakukan?" Tanya Mu Chen sedikit terkejut.

"Setelah Tan Qingshan kembali dan memberitahukan, aku segera datang. Namun aku tidak menunjukkan diriku, tetapi aku melihat tindakanmu." Guru Mo menatap Mu Chen ketika ia tampak sedikit kagum. Pada awalnya ia ingin menyelamatkan Mu Chen, namun ia paham bahwa Mu Chen tengah memancing Conflagration Ape King untuk pergi. Tetapi siapa yang sangka bahwa anak ini akan memancing Silver-Horned Panther Dragon. Aksi membangunkan harimau untuk memakan serigala ini membuatnya terkagum-kagum.

"Jadi Guru Mo diam-diam menjagaku. Tahu begitu, aku tidak perlu diburu tanpa daya seperti itu." Jawab Mu Chen lemah. Jika ia tahu bahwa seorang jagoan Spirit Stage melindunginya, siapa yang akan mau berlari-lari mengitari hutan dikejar hewan buas?

"Nak, kamu..." Guru Mo tersenyum lalu menggelengkan kepala. Ia tahu bahwa Mu Chen cukup waspada, bahkan saat usianya masih cukup muda. Ia pasti telah bekerja sama dengan Tim Thunderstorm, karena ia yakin bahwa Tim Petualang itu tidak berani berbuat apa-apa pada mereka: "Lupakan, sudah bagus kamu kembali. Mari kita kembali ke kemah terlebih dahulu."

Guru Mo melambaikan tangan, lalu berbalik dan berjalan menuju kemah. Mu Chen mengikutinya dengan tersenyum

Keduanya melewati hutan, dan masuk ke kemah. Mu Chen menatap ke sekitar kemah ketika ia masuk. Ia tiba-tiba melihat banyak sosok kekar berada di dekat kemah. Aura yang kuat dari mereka menunjukkan perasaan buruk, tampaknya mereka bukan orang biasa.

"Ini adalah..."

Guru Mo juga mengernyitkan dahi ketika ia melihat ke arah tim yang tampak asing itu. Lalu ia melihat lencana yang berada di dada orang-orang ini, lalu bergumam: "Mereka adalah orang-orang dari wilayah Liu? Apa yang mereka dengan datang ke sini?"

angsa liar tidak pernah menelurkan telur jinak : Pepatah Tiongkok, artinya anak tidak akan berbeda jauh dengan orang tuanya.

Aksi membangunkan harimau untuk memakan serigala : Pepatah yang berarti mengatasi hal kuat dengan menggunakan sesuatu yang lebih kuat.

waveliteraturecreators' thoughts