[Ian] _sudah sampai_
Pesan itu muncul di layar handphone Febi. Gadis itu membacanya dengan senyum yang lembut sambil terus berpikir bagaimana ia bisa memiliki relasi dengan seorang yang punya kecenderungan psikopat. Gadis itu membuka banyak sekali website-website yang memberikan informasi tentang psikopat. Febi masih tampak sibuk memandangi laptop di kamarnya hingga malam hari. Setelah bersiap-siap untuk tidur, sambil berbaring, gadis itu terngiang pengakuan Ian bahwa ia memiliki kecenderungan psikopat. Hal ini membuat Febi kuatir akan relasi mereka yang sepertinya semakin dekat. Apa yang akan terjadi berikutnya? Bukankah pikiran psikopat tidak bisa ditebak oleh orang normal? Febi terus berpikir hingga matanya mulai terasa berat. “Kak Ian…” gumamnya tak terasa gadis itu sudah tertidur.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com