webnovel

Ore no Imouto wa Shousetsuka!

Dikisahkan seorang anak SMA yang memiliki adik perempuan yang memiliki profesi sebagai penulis novel erotis. Adiknya sedang menjalin suatu hubungan dekat dengan sahabatnya di masa kecil. Mereka bertemu kembali di akhir bulan musim semi, dengan sebuah pertemuan yang mengejutkan. Bagaimana kisah kelanjutannya? Saksikan di TKP!!

ANABANTINGAN · สมจริง
เรตติ้งไม่พอ
8 Chs

Berkenalan Dengan Tamami

"Uwaaaaaaw sugooooiiii~"

"Tuh, kan?" Yukichi merespons perkataan Kiira yang terduduk dengan membelalakkan matanya menatap novel erotis yang telah dia baca itu, baru satu bab saja sudah membuat dia tersenyum-senyum sendiri begitu sampai imajinasinya seakan-akan tidak sampai.

Kiira sendiri tidak menyangka walau hanya sebentar saja membacanya sekitar 5-6 halaman kurang lebih satu segmen, dia hampir tidak percaya kalau yang menulis novel ini adalah anak SMP yang merupakan adiknya Yukichi, pemuda yang mukanya pas-pasan dan suram.

Sesaat setelah membaca bukunya yang cukup untuk spoiler dilengkapi oleh ilustrasi dari ilustrator terkenal bernama pena Yumi Haneda, membuat Kiira sendiri tertarik untuk berkenalan dekat dengan penulisnya.

Sungguh penulis erotis yang hebat dan handal, bahkan setiap adegannya ditulis dengan rapi.

Tapi, begitu melihat Yukichi yang tenang itu, sambil menyilangkan tangannya menunggu reaksi Kiira dengan muka datarnya, membuat Kiira menatap Yukichi dengan muka malasnya.

"Ada apa?" Yukichi bertanya untuk mendapatkan jawaban Kiira lebih jelasnya karena tatapannya itu terasa tidak enak dipandang.

"Ah~ enggak."

"Oh."

"Nee, bisakah kita pulang sekarang?" Miharu bertanya pada mereka berdua yang tampaknya sudah bosan berada di ruangan bersama kedua cowok mesum ini.

"Ah~ ayo kita pulang," Yukichi bersedia pulang lebih awal, itu memang kebiasaannya selalu saja ingin pulang. Padahal niatnya tadi Miharu ingin mendeklarasikan soal kegiatan klubnya.

"Sini, kembalikan!" pinta Yukichi pada Kiira yang baru saja menyudahi membaca light novelnya.

Kiira segera menyodorkannya, sebenarnya dia ingin membelinya sendiri tapi, karena itu novel dewasa ... dia tidak bisa membelinya, pasti akan ketahuan oleh orang tuanya juga, dia harus menunggu beberapa tahu lagi untuk membaca novel seperti itu ... tapi, berkat Yukichi yang memberi sensasi itu, dia ketagihan ingin membacanya. Kini satu-satunya cara hanya meminjam novel itu pada Yukichi namun, Yukichi juga tidak sabar dan malah membacanya di kelas ....

Akhirnya ketahuan guru, dan dia tidak boleh membawanya lagi.

Niatnya untuk meminjam novel Yukichi jadi terurungkan.

"Nee, Miharu, apa kau juga mau ikut ke rumah Yukichi?" tanya Kiira memastikan Miharu yang sudah agak bosan ini.

"Oh~ untuk bertemu adiknya, kan? boleh kok, kebetulan aku luang." Kata Miharu yang tampaknya baik-baik saja.

Ketiga orang yang saling bertemu di musim semi secara kebetulan ini dan membentuk sebuah klub sesama hobi dan saling berkumpul di ruangan yang sama ini ..., "Eh, Sakura belum datang?" tanya Yukichi yang baru saja beranjak dari tempat duduknya yang menyadari biasanya ada seorang gadis yang tidak pernah terlambat untuk datang ke sekolah atau ke pertemuan klubnya.

"Sakura sedang sakit," jawab Miharu dengan tatapan murungnya.

"Hmm ...." Yukichi hanya berpikir mungkin si Sakura kecapekan karena pekerjaan paruh waktunya.

"Ya sudah deh, ayo kita pulang!" ajak Kiira yang tadinya masih malas-malasan dari tempat duduknya.

Kemudian mereka keluar dari klub tanpa bahasan apa pun.

Sebelum pulang, Miharu berusaha mengunci klub terlebih dahulu, dan mereka bertiga berusaha ke SMP-nya Tamami untuk menjemputnya.

****

Di perjalanan pulang ....

"Apa benar adikmu masih belum pulang?" tanya Kiira memastikan dan tampaknya Yukichi sedang serius chattingan dengan adiknya.

"Hmmm ...." Dia masih menatap serius layar smartphone-nya dan mengabaikan pertanyaan Kiira.

Tapi, Yukichi memang merasa aneh, jikalau adiknya sibuk pasti akan menjawabnya juga saat pulang. Perasaan si Tamami tidak tergabung dalam klub apa pun.

Akhirnya Yukichi dan kedua orang temannya yang sehobi ini melanjutkan langkahnya hingga lebih dekat ke sekolahnya, lalu ....

"Eh, Tamami ...?" gumam Yukichi yang melihat gadis berambut cokelat ini yang diikat menjadi dua bagian sedikit ke bawah. Dia masih melihatnya dari kejauhan.

Tapi, seragam itu ....

Tentu saja Yukichi mengenalnya ... orang yang ditemui Tamami waktu itu adalah sahabatnya sendiri.

Tapi, dia segera pergi ... sekolahnya adalah sekolah kejuruan dekat SMA-nya.

Yukichi juga sedikit heran kalau adiknya sekarang tampak mengenal dekat sahabatnya ....

"Oi, Tamami!" serunya menyapa adiknya dari kejauhan.

Dalam hati Kiira yang mendengar suara Yukichi memanggil nama adiknya, "Tamami? Itu kah nama adiknya? Tapi, nama penanya tadi siapa ya ... beda!"

Begitu dipanggilnya, Tamami yang masih melambaikan tangan pada sahabat kakaknya itu segera menurunkan tangannya dan berbalik menatap asal suara panggilan itu, "Ah~ Onii-chan! Tumben ...." Tamami menoleh dengan rambut yang berkibar tertiup angin sepoi-sepoi, dia merespons panggilan kakaknya dengan suara lembut.

"Yo, Tamami ... sebenarnya ...." Yukichi ingin berkata terus terang pada adiknya namun, pas begitu melihat betapa imutnya adiknya ini ... dia ingin sekali mengelus-elus kepalanya, mukanya sedikit memerah melambangkan dirinya mencium aroma manis dari adiknya dari dekat. Apalagi saat dia bilang Onii-chan dengan suara lembutnya, sangat berdamage di hatinya. Selama ini, Yukichi dan adiknya kurang begitu dekat, dan kedekatannya kembali dimulai saat usai makan malam waktu itu.

Ternyata adiknya selama ini tertutup karena menulis novel hingga dia bisa debut.

Dulunya ... Tamami hanya penulis novel fantasi secara online yang terbilang karyanya tidak cukup laku, dan sejak berganti genre ... penerbit meliriknya dan berusaha menerbitkan novel erotis yang dikarangnya. Itulah kenapa, 3 bab yang sebenarnya dia unduh di akun kepenulisannya di internet cukup membuat netizen spoiler.

"Etto, ano ...." Yukichi segera menunjuk mereka berdua dengan tangan mempersilakan Miharu dan Kiira maju ke depan dirinya, "Perkenalkan ini teman satu klubku namanya Miharu, dan ini Kiira. Mereka ingin berkenalan denganmu." Jelas Yukichi dengan sejujurnya.

Sontak untuk seukuran adik imut yang introvert ini, perkenalan dua orang yang merupakan teman kakaknya membuat dirinya bangga, faktanya Tamami sendiri tidak memiliki banyak teman. Padahal wajah kakaknya itu pas-pasan tapi, sering aja memiliki banyak kenalan. Tamami juga agak iri dengan kakaknya yang bisa bersikap terbuka pada siapa saja.

Kepribadian Miharu yang agak ketus yang biasanya menatap sinis pada Yukichi itu, saat di depan adiknya, dia menjaga imej-nya agar tampak seperti kakak perempuan yang penyayang dan penyabar seperti pada umumnya. Dia juga mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Tamami.

"Miharu desu, Yoroshiku."

"Eh, um, Yoroshiku." Tanpa pikir panjang dan menanyakan alasannya, dengan wajah polosnya sang adik membalas uluran tangannya dengan berjabat tangan begitu saja.

Bergantian dengan Kiira yang ikut mengulurkan tangannya. Tamami segera menyudahi jabatan tangannya dengan Miharu dan berganti ke Kiira.

"Kiira desu, Yoroshiku."

"Y-yo-roshiku ...." Tamami tampak gugup begitu ingin menjabat tangan Kiira, akhirnya dia memberanikan diri untuk menjabat tangannya meski tidak lama lalu dilepaskan. Karena Tamami melihat ekspresi Kiira yang memandangnya liar dengan kedipan satu matanya membuat dirinya agak berpikir orang yang ada di depannya aneh.

Kemudian setelah berkenalan, mereka berempat hendak bersama-sama.

Tapi, begitu di tengah jalan ... Tamami yang tadinya tidak curiga hal apa pun ke kakaknya kini mulai meragukannya, 'Kira-kira apa ya, yang telah diomongkan kakaknya pada kedua temannya ini?' Tamami penasaran dan mencoba meraih seragam kakaknya untuk menanyakan kejelasannya.

Tapi ....

________

To be Continued.