webnovel

one of one

"Untuk apa indah tapi tak tergapai?" "Well hanya naga yang bisa menjamahnya." Mendengar jawaban Long Jin, Na Ra tidak menyadari ada makna tersirat disana. "Tapi, aku tidak ingin jadi seperti bulan, meski indah dan dipuja banyak orang dia tetap sendirian." *** "Apakah kau tahu, darah lebih kental daripada air? Semua orang bisa memiliki kekayaan dan pengaruh yang sama besar dengan keluarga Dan.. Namun tidak semua orang bisa memiliki darah keluarga Dan yang mengalir dalam dirinya." "Kau boleh mengambil darahku, jika kau terobsesi dengannya." "Anak-anak kita... di dalam tubuh mereka akan mengalir darah yang sama, berasal dari tetesan yang sama, dan menjadi segumpal daging yang mendiami rahim yang sama."

Talmina_Halim · สมัยใหม่
เรตติ้งไม่พอ
12 Chs

Awaken

well i am not crazy, tapi berpindah tempat setelah bangun tidur benar-benar tidak ada dalam sejarahku. Aku anak yatim yang tinggal di ibukota negara dari belahan dunia ketiga, mencari nafkah untuk ibuku yang 900km jauhnya. And now i am here, and i dont know where i am belong.

"Bersihkan dirimu, kita akan makan setelah ini." Selalu ada seorang pria dibalik sebuah kejadian misterius. Dan sialnya dia tampan, frozen type, putih dan licin seperti porselain yang dibalut dengan kemeja sehitam malam dan celana panjang seputih awan.

"Kau akan memiliki waktu untuk mengagumiku di sisa umur mu. Jadi sekarang mandilah."

"Kau siapa? Aku dimana?"

"Simpan pertanyaan retoris mu. Kau sudah jauh dari rumah dan kau bukanlah kau lagi."

"Namaku Helda Duval."

"Apa buktinya?"

yes, itu masalahnya. Aku bangun di ruangan baru, orang baru, dan mungkin identitas baru. Hold on, dia bukan agen perbudakan wanita ilegal kan?

"Bersihkan dirimu dan kau akan tahu jawabannya."

-_-

Setelah aku membersihkan diri dengan pakaian sebelumnya, lalu aku keluar kamar. Lalu aku melihat sekeliling dan menemukan pria tadi sedang melakukan panggilan di balkon. Secara insting, aku berusaha menemukan pintu untuk keluar dan kabur dari tempat tersebut.

Bukanlah hal sulit untuk menemukan pintu keluar karena memang kamar tersebut hanya terdiri kamar tidur, ruang santai, dapur, dan pantry makan, dan terdapat toilet dibalik dinding kamar.

Oh, thanks God pintunya tidak dikunci, dan aku dengan sangat berhati-hati memutar knob pintunya. and voilla... angin menerpa wajahku setelah sekian lamanya dan mendapati empat orang pria dengan tubuh kekar dan beberapa tato di bagian tubuhnya, dan secara otomatis aku menyadari bahwa penculik ku bukanlah orang yang bodoh dan membiarkan tawanannya bebas berkeliaran dengan pintu tak terkunci.

"Sorry.." kataku singkat karena semangatku langsung terlemahkan dan kembali ku tutup pintunya.

"Menikmati angin sore ini..?" katanya dari belakangku. Nafas hangatnya terasa dekat sekali dengan leherku, rambut yang sudah kugulung menjadi penyesalan terbesarku saat ini.

"Ada banyak pakaian di dalam, kenapa kau tidak memilih salah satu?" seketika kubalikkan badanku dan menatapnya tak percaya, well i mean, tidak ada penculik yang menyiapkan pakaian untuk tawanannya, except he gonna try to trade me to somebody right? pikirku cepat.

"Kau akan menjualku? Please, pulangkan aku.."

"Setelah susah payah aku membawamu kemari dan semudah itu kau meminta aku mengembalikanmu?"

"Tidak ada yang memintamu membawaku kemari."

"Takdir. Sudah waktunya kau kembali. Memangnya apa yang bisa kau banggakan selama disana? Nothing, baby." Dia lalu menarik pergelangan tanganku untuk mengikutinya menuju sebuah pintu yang berada di sisi kiri kamar. Disanalah closet pakaian berada dan memiliki pintu penghubung dengan toilet yang tadi ku gunakan.

oh, i dont know whether he is good or bad. Setelah memilih pakaian dengan asal, kembali aku melihat pria itu.

"Ingin dibantu membuka pakaian?"

"No."

"So, tunggu apa?"

"Tolong keluar."

"Ini rumahku dan kau mengusirku?" tanyanya.

"Lagipula bagian sebelah mana yang belum kulihat?" imbuhnya.

"Atau kau lebih suka jika anak buahku yang melakukannya kah?"

"Tutup mulutmu, please." Aku menundukkan pandanganku dan menutup mataku, karena sudah tak mampu mendengarkan kalimatnya lebih jauh. Kuharap dia mengerti, tapi dia..

"Akan ku tutup mulut, saat kau buka kedua kakimu." jawabnya tepat di telingaku. Aku bisa merasakan bibirnya secar sengaja menyentuh cuping telingaku.

*