webnovel

One Night Stand With Mr. Mafia (Bahasa Indonesia)

Arzelyn Selena adalah seorang wanita dewasa yang sangat menjunjung tinggi prinsip hidupnya, yaitu sangat menjaga harga dirinya dengan tidak pernah membiarkan satu pria pun mencium atau menyentuhnya. Karena ia ingin menyerahkan kesuciannya hanya pada pria yang kelak akan menjadi suaminya. Saat ini, ia mempunyai seorang kekasih yang sangat mencintainya dan menghormati semua prinsip hidup yang ia pegang teguh. Namun, dalam satu malam hidupnya hancur setelah kemalangan menimpanya. Semua kemalangan itu berhubungan dengan rahasia besar mengenai masa lalunya. Akankah impian seorang wanita cantik yang sangat berprinsip itu akan tercapai? Ataukah hanya menjadi impian semu yang hanya menjadi angan semata?

Dianning · วัยรุ่น
Not enough ratings
279 Chs

Beragam pertanyaan

Kaki jenjang Zelyn kini seolah tidak bertenaga dan refleks ia berpegangan pada dinding di sebelahnya. Kini, di otaknya tengah sibuk memikirkan kemungkinan-kemungkinan paling buruk saat berada di dalam pesawat yang dikemudikan oleh pilot abal-abal, yaitu Axel Alcatraz yang sering dipanggilnya si bocah edan.

'Astaga, si bocah edan ini ingin membuat ulah lagi. Dia benar-benar sangat gila. Aku tidak mau mati konyol bersamanya. Kalau mau mati, kenapa harus ajak-ajak aku segala. Pesawat yang dikemudikan oleh pilot yang mempunyai jam terbang tinggi saja sering mengalami kecelakaan. Apalagi jika dia yang sama sekali tidak mempunyai jam terbang. Bisa-bisa, pesawat langsung jatuh berkeping-keping dan aku pun akan mati konyol,' batin Zelyn di dalam hati.

Axel Alcatraz refleks tersenyum smirk saat melihat raut wajah penuh kecemasan dari Zelyn dan itu menjadi sebuah kepuasan tersendiri baginya karena merasa puas saat berhasil mempermainkan perasaan wanita yang sama sekali tidak tertarik untuk tidur dengannya. Meskipun dirinya adalah seorang pria yang sering bercinta dengan para wanita super cantik dan bukan merupakan wanita sembarangan. Ia lebih sering bercinta dengan selebritis, putri pejabat negara dan juga model terkenal. Bukan wanita malam yang tidak jelas kesehatannya. Tentu saja ia sangat menjaga kesehatannya, agar tidak tertular penyakit yang dibawa wanita malam.

Ini untuk kali pertama, saat melihat sosok wanita yang bilang belum pernah sekali pun berciuman dan bercinta. Apalagi saat ia melihat wajah manis nan cantik dan terlihat sangat anggun dari Zelyn yang sangat sederhana, membuatnya ingin melihat dengan mata kepalanya sendiri sebuah kehancuran dari wanita itu saat dikhianati oleh sahabatnya sendiri.

"Kenapa? Kamu takut mati, Sayang?" tanya Axel dengan tersenyum menyeringai.

Lamunan dari Zelyn seketika buyar begitu mendengar suara bariton dari Axel. "Apa, mati?"

Zelyn bergidik ngeri saat mendengar kata paling mengerikan dari pria yang saat ini tengah menatapnya dengan tatapan nakal. Apalagi sebuah kedipan mata dari netra milik pria blesteran dengan pahatan sempurna itu, membuatnya semakin berdiri bulu romanya.

Axel berjalan lima langkah dan berhasil berdiri tepat di hadapan Zelyn yang masih terlihat seperti orang kebingungan. Kemudian ia mendekatkan wajahnya ke arah daun telinga dan berbisik lirih di sana.

"Tenanglah, Sayang. Kamu tidak akan mati, karena aku sayang pada tubuhmu yang belum dimasuki oleh siapa pun. Bukankah itu yang saat ini ada di pikiranmu, Arzelyn Selena?" Mengembuskan napasnya setelah selesai berbicara.

Refleks Zelyn yang merasa sangat mual dengan kalimat bernada vulgar dari Axel, merasa kesal dan ia pun langsung mundur ke belakang beberapa langkah untuk menghindar.

"Tolong jangan berbicara kalimat vulgar seperti itu, Tuan Axel. Karena itu sangat tidak sopan. Jangan samakan semuanya dengan negara Anda. Jika Anda yang membawa pesawat ke Bali, lebih baik saya pergi dengan pesawat yang lainnya. Saya memang sangat takut mati. Apa itu salah?"

Saat Axel ingin menanggapi perkataan dari Zelyn, suara staf hotel yang berada di luar kamar, membuatnya tidak jadi mengeluarkan suara. Ia hanya melihat Zelyn sudah berbalik badan dan berjalan ke arah pintu. Beberapa saat kemudian, dua staf hotel membawa sarapan dan diletakkan di atas meja.

Zelyn mengucapkan terima kasih dan berniat untuk keluar dari ruangan kamar tersebut, untuk membiarkan Axel Alcatraz menikmati makanannya.

"Saya tunggu Anda di lobby, Tuan Axel. Silahkan menikmati sarapan Anda."

"Siapa yang mengijinkanmu pergi? Apa kamu mau aku membatalkan rencana pembangunan hotel karena merasa tidak puas dengan kerjamu? Aku tidak pernah makan sendiri, jadi duduklah di sana!" Axel menunjuk ke arah sofa yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

Sebenarnya Zelyn ingin sekali menanggapi perkataan dari pria yang masih menatapnya dengan tatapan tajam. Namun, karena ia tidak ingin masalah semakin besar dan membuatnya menanggung kerugian, sehingga ia hanya menuruti perintah dari Axel.

"Iya, kan. Aku sudah jadi pengasuhnya karena tidak bisa berbuat apapun untuk membantah perintahnya," lirih Zelyn yang sudah mendaratkan tubuhnya di atas sofa dan terpaksa melihat Axel menikmati sarapan.

Axel mendorong piring berisi dessert ke arah Zelyn. "Bukankah para wanita suka yang manis-manis? Makanlah!"

Perbuatan Axel yang menurutnya terkesan kasar, semakin menambah nilai jelek yang diberikan oleh Zelyn. Tanpa banyak bicara, ia terpaksa mengambil piring yang berisi dessert itu dan sedikit demi sedikit mulai menyuapkannya ke mulut.

Sebenarnya ia sangat tidak menyukai rasa manis, tetapi dengan terpaksa memakannya sambil merengut dan mengutuk Axel.

Sementara itu, Axel yang saat ini tengah menikmati sarapannya, beberapa kali mengernyitkan dahi karena belum terbiasa dengan makanan yang saat ini dikunyahnya. Tentu saja rasa dari olahan chef yang ada di negaranya dan Indonesia sangat jauh berbeda, sehingga ia hanya makan beberapa suap saja.

Zelyn yang belum selesai menikmati desert, mengerutkan kening saat melihat Axel dengan kasar menaruh sendok dan garpu. "Kenapa, Tuan Axel? Tidak cocok dengan rasa dari makanannya?"

Axel membersihkan bekas makanan yang ada di mulutnya dan menatap sekilas ke arah Zelyn. "Tiba-tiba aku tidak nafsu makan karena melihatmu."

"Astaga. Baiklah, kalau begitu saya pergi saja!" Zelyn benar-benar sangat kesal begitu mendengar kalimat pedas Axel. Ia bangkit dari sofa untuk pergi meninggalkan sosok pria yang sangat dibencinya. Namun, baru saja ia melangkah beberapa langkah, suara bariton dari Axel membuatnya berhenti dan berbalik badan.

"Kita berangkat sekarang!" Axel bangkit dari sofa dan mengambil koper miliknya yang ada di sudut ruangan.

"Bukankah penerbangan masih tiga jam lagi, Tuan Axel?" tanya Zelyn dengan tatapan penuh pertanyaan.

"Tadi aku hanya bermain-main denganmu, termasuk membohongimu saat aku bilang menerbangkan pesawat sendiri. Akan tetapi, jika di negaraku sendiri, aku bisa berbuat apapun sesukaku. Sedangkan di sini, bukankah aku harus menghormati peraturan di negaramu. Saat nanti kamu ke New York, aku akan membuktikannya padamu." Axel berjalan melewati Zelyn yang terlihat termangu di tempatnya.

'Aku mempunyai filing kalau kamu akan mengunjungiku nanti setelah aku berada di New York, Arzelyn Selena,' lirih Axel dalam hati.

Sedangkan Zelyn yang seperti baru mengalami shock terapi, akhirnya bisa bernapas lega setelah mendengar perkataan dari pria yang sudah menghilang di balik pintu.

"Selamat ... selamat, aku seperti baru keluar dari maut setelah mendengar bocah edan itu berbicara. Akan tetapi, apa maksudnya tadi? Saat aku ke New York? Memangnya aku gila, apa! Siapa juga yang sudi datang ke negaranya. Memangnya aku kurang kerjaan? Percaya diri sekali dia."

Dengan beragam pertanyaan di pikirannya, Zelyn berjalan keluar dari ruangan kamar mewah tersebut untuk menyusul Axel yang lebih dahulu meninggalkannya.

TBC ...