"Temui aku di restorant bisanya kita bertemu."
Setelahnya bunyi telepon mati. Padahal Silia belum menyatakan ketidak bersediaannya, namun Stuart Huan memutus sambungannya secara sepihak. Dasar pria, selalu saja suka memaksakan kehendak.
Padahal, Silia sudah berulang kali memperingatkan pria itu untuk tidak menghubunginya lagi, namun dia tetap saja keras kepala. Mungkin dia harus menemui pria itu dan mengatakan langsung padanya.
Silia berpamitan pada Jonathan, dia mengatakan tiba-tiba ada urusan mendadak.
"Apa perlu ku antar?"
"Tidak... tidak usah, aku bisa sendiri. Dan terimakasih untuk makan siangnya hari ini, aku permisi." Silia beranjak dari duduknya dan mencangklong tas selempang nya di pundak.
Jonathan ikut berdiri, "Silia..."
"Ya..."
Sejenak Jonathan merasa ragu, jadi dia menyimpan kalimatnya kembali, "tidak apa-apa, hati-hati di jalan."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com