webnovel

Namsan Tower

Saat Jung Kook dan Kiki selesai menggosok gigi dan mencuci muka ...

Jung Kook melihat mata Hana sudah tertutup.

Noona sudah tidur.

Jung Kook menidurkan Kiki di ranjang mungilnya. Tapi Kiki tak kunjung tidur.

"Ki ... Kiki harus tidur cepat. Besok kita mau ke Namsan Tower." Jung Kook menepuk-nepuk pantat mungil Kiki. Perlahan mata Kiki tertutup.

Jung Kook menuju ke ranjangnya. Mengecup kening Hana.

Noona ...

Selamat tidur ...

Mimpi indah tentangku ...

🌼🌼🌼

Keesokkan harinya ...

"Noona nggak usah siapin bekal. Kita makan di sana aja," ucap Jung Kook. Ia tak ingin Hana kerepotan.

Hana mulai menyiapkan keperluan Kiki di tas perlengkapan Kiki.

"Ayo ..."

Mereka pun berangkat menuju ke apartemen Yoon Gi.

Saat hampir sampai di apartemen Yoon Gi, Hana menelpon Yoon Gi.

"Yoon Gi oppa nggak angkat-angkat telponnya. Kita masuk ke apartemennya aja."

Jung Kook memarkirkan mobilnya. Mereka lalu naik lift menuju lantai 10.

"Ting ... Tong ..." Hana memencet bel.

Tapi tidak ada tanda-tanda Yoon Gi datang untuk membuka pintu.

Pesan masuk ke ponsel Hana dari Yoon Gi.

<Aku masih di luar>

<masuk aja>

Hana memencet password pintu apartemen Yoon Gi lalu masuk ke dalam.

"Permisi ..."

"Daechwita ... Daechwita ..." Terdengar lagu ciptaan Yoon Gi.

Lagu baru Yoon Gi oppa?

Siapa yang nyanyi?

Yoon Gi oppa?

Hana, Jung Kook dan Kiki duduk di sofa. Tetapi perut Hana tiba-tiba merasa lapar. Ia berjalan menuju ke lemari Snack. Mengambil satu bungkus potato chips. Lalu menuju ke sofa. Tak lama kemudian potato chips yang baru dibuka Hana ludes.

Yoon Gi datang. Ia melihat Hana, Jung Kook dan Kiki.

"Samgyupsal ..." Kiki berlari menuju ke Yoon Gi. Ia memeluk kaki Yoon Gi. Yoon Gi mengacak-acak rambut Kiki.

"Samchon mandi dulu, Ki." Yoon Gi menuju ke kamar mandi.

Tak lama kemudian ia selesai membasuh tubuhnya.

Mereka berempat menuju ke Namsan Tower. Jung Kook memarkirkan mobilnya dekat Namsan Tower. Mereka harus berjalan kaki lagi bila ingin naik ke atas. Ada dua pilihan. Menggunakan cable car atau jalan kaki melalui tangga atau jalan menanjak.

"Noona ... Kita naik cable car aja." Jung Kook tak ingin menggendong Hana naik ke atas.

"Tapi aku pengen naik tangga. Sekalian olahraga." Hana beralasan.

Noona ...

Yang olahraga itu aku, bukan Noona.

"Kita gunting, kertas, batu aja," usul Jung Kook.

Hana tak punya pilihan lain. Gunting, kertas, batu dengan Jung Kook sudah pasti ia kalah.

Yoon Gi membisikkan sesuatu ke telinga Hana "Pilih ..."

"Oppa yakin?" Hana ikut berbisik. Ia tak ingin pilihannya didengar Jung Kook.

"Coba aja."

"Gunting, kertas, batu ..."

Hana mengeluarkan seperti yang disuruh Yoon Gi. Ia bersorak kegirangan. Baru kali ini ia menang dari Jung Kook dalam hal gunting, kertas, batu.

"Oppa ... Aku menang ..." Hana tersenyum senang.

Nasibku ... ~ Mata Jung Kook melihat ke arah anak tangga sangat banyak.

"Kookie ... Jongkok," pinta Hana.

Jung Kook mulai jongkok. Hana pun bergelayut manja ke Jung Kook.

Jung Kook mulai berdiri.

Ringan ...

Nggak seberat dulu ...

Padahal berat badan Noona sudah naik.

Mungkin karena aku sudah biasa latihan tiap hari.

Jung Kook mulai menaiki anak tangga. Hana merapatkan tubuhnya ke tubuh Jung Kook. Akhir-akhir ini ia selalu ingin berada di dekat Jung Kook. Menghirup aroma tubuh Jung Kook.

"Kookie ... Maaf ..."

"Noona nggak perlu minta maaf."

"Aku sekarang lebih berat dari saat aku masih hamil Kiki."

"Tapi aku nggak pa pa. Mungkin karena latihan-latihan setiap hari. Kalau dulu kan aku jarang berlatih."

Aku ...

Aku yang seharusnya meminta maaf ke Noona seumur hidupku.

Seandainya sedari awal aku mengakui aku ayah dari bayi yang dikandung Noona ...

Noona dan Kiki nggak harus menderita terlalu lama.

Aku itu pria pengecut.

Maafkan aku, Noona.

Mereka akhirnya sampai. Diikuti Yoon Gi yang menggandeng Kiki.

...

[pic]

Namsan Tower dan gembok cinta...