Malam hari ...
"Kookie ... Aku mau pisah" kata Hana tiba-tiba.
Noona minta pisah?
Noona minta cerai?
Tidaaaaak ...
"Noona ... Jangan ... "
"Aku mohon ... "
"Jangan ceraikan aku"
"Nanti aku tambah uang bulanan Noona" Jung Kook berlutut di depan Hana sambil mengatupkan kedua tangannya.
"Aku nggak minta cerai"
"Aku cuma mau pisah ranjang"
"Akhir-akhir ini suara ngorokmu terlalu kencang"
"Aku jadi nggak bisa tidur" Hana kesal karena tidurnya terganggu.
Pantas saja tiap pagi Noona tidur di kamar lain. Ternyata aku ngorok.
"Noona pakai penutup telinga aja"
"Nanti aku belikan" kata Jung Kook.
"Tapi nanti aku nggak bisa dengar kalau Kiki bangun"
"Baiklah ... Aku coba tahan" Hana mengalah.
"Tapi jangan lupa uang bulanannya dinaikin" Hana tersenyum bahagia.
🌼🌼🌼
Jung Kook melakukan push up dengan bertelanjang dada. Membuat keseksiannya semakin meningkat. Otot-otot di punggungnya tampak jelas. ApaIagi otot-otot lengan atasnya.
Ia harus melakukan push up setiap hari karena bila tidak, perut six packs nya bisa hilang bila ia tidak melatih tubuhnya selama seminggu. Kiki mendekati Jung Kook.
"Kiki mau naik?" tanya Jung Kook.
Kiki menganggukkan kepalanya. Jung Kook mengenakan kaosnya kembali agar Kiki bisa berpegangan pada kaosnya.
Jung Kook merendahkan badannya dan Kiki menaiki punggung Jung Kook. Kiki duduk di punggung Jung Kook lalu tengkurap dengan kedua tangan memegang baju ayahnya.
Jung Kook masih melakukan push up. Dulu sewaktu Kiki masih sangat kecil, Hana yang memegangi Kiki karena takut Kiki jatuh. Sekarang Kiki sudah agak besar jadi sudah tidak perlu lagi dipegang.
"Noona ... Kiki tidur?" Jung Kook bertanya ke Hana karena tidak ada pergerakan dari Kiki.
Jung Kook hanya takut Kiki melepaskan pegangannya dan terjatuh. Bisa berbahaya bila kepala Kiki terbentur ke lantai.
Hana melihat Kiki. Kiki sudah tertidur pulas. Push up Jung Kook itu bagaikan ayunan bagi Kiki. Hana menggendong Kiki dan menaruhnya di box bayinya.
Sekarang giliran Hana yang duduk di punggung Jung Kook. Lalu dia pun tengkurap.
Noona semakin berat sekarang.
"Ugh ... Ugh ..." erang Jung Kook. Tapi Hana tetap cuek.
"Kookie ... Aku rasa kita harus membelikan Kiki ranjang untuk ia tidur. Box bayinya sudah terlalu kecil" kata Hana tanpa merasa ada yang janggal saat Jung Kook mengerang lebih kuat. Tanpa merasa bersalah.
"Kita bisa menaruh tempat tidurnya di sebelah ranjang kita" tambah Hana.
"Atau Kiki tidur satu ranjang dengan kita?"
Noona ...
Jangan sampai Kiki tidur satu ranjang dengan kita.
Malam-malam kita nanti bagaimana?
Di lantai?
Badan kita pasti tambah sakit.
"Atau Kiki pindah ke kamar sebelah?" saran Jung Kook.
"Tapi Kiki masih terlalu kecil"
"Nanti ia takut dan menangis" tolak Hana.
"Noona, aku sudah selesai push upnya" Jung Kook sudah tidak mampu lagi menahan berat tubuh Hana.
Hana pun turun dari punggung Jung Kook.
"Noona, ayo kita buat adik Kiki" ajak Jung Kook.
Baju mereka bertebaran di lantai. Dan mereka pun melakukannya.
"Noona ... Semoga ada adik Kiki di perut Noona secepatnya" Jung Kook menepuk-nepuk pelan perut Hana.
Aku hanya ingin Noona semakin terikat denganku bila ada adik Kiki. Kiki aja nggak cukup.
Sedangkan di pikiran Hana ~
Kookie ... Kenapa selalu kau sebut "adik Kiki, adik Kiki"?
Apa aku hanya alat untuk mendapatkan adik Kiki?
Aku sudah tidak merasa kau cintai seperti dulu lagi.
Jung Kook memeluk tubuh Hana dari belakang, masih dengan posisi mereka berada di ranjang.
Hana mulai menitikkan air mata tapi Jung Kook tidak bisa melihatnya.
Hana menunggu. Hana melihat ke arah Jung Kook.
Jung Kook sudah tidur?