Riv bedecak saat tidak ada yang mulai mengambil makan. Apa harus Riv yang ambilkan?
"Bintang mau makan apa?" Tanya Riv kepada Bintang yang diam saja.
"Bi Narti sama Pak Joko ayok makan!" Ajak Riv pada Bi Narti dan Pak Joko yang terdiam duduk tidak nyaman.
"Kami makan di dapur saja," ucap Pak Joko seraya melirik sekilas pada Dan yang diikuti Riv. Saat melihat Dan hanya diam, Riv pun memilih berbicara.
"Di sini aja gak papa lagian Om juga enggak keberatan. Tuh kan? Om nya juga cuma diem aja," ucap Riv sambil menunjuk Dan yang memang cuma diam saja.
Lalu saat Pak Joko dan Bi Narti mulai mengambil makan, Riv kembali menawarkan Bintang berbagai lauk yang sudah tertata di meja makan.
"Sama sayurnya juga Kak," pinta Bintang yang langsung Riv lakukan.
Riv lalu memandang seorang laki-laki dewasa tampan yang tadi kesini bersama dengan Dan. Sial, kenapa laki-laki ini tampan sekali apalagi senyumnya yang menampakkan lesung pipit di kedua pipinya.
"Mas juga dimakan. Ini buatan aku loh," tawar Riv seraya memamerkan senyum lebar miliknya. Tidak ada cincin di jari manis laki-laki tersebut, berarti laki-laki di depannya belum menikah. Yeay!
"Gak usah deh. Nanti mau makan di kantor juga soalnya, takut kekenyangan," tolak laki-laki tersebut dengan halus.
"Sedikit aja deh. Apa mau aku ambilin?" Tanya Riv dengan mata yang melebar kegirangan.
"Rivera," peringat Dan yang membuat Riv berdecih, mengabaikan peringatan Dan.
Laki-laki tersebut tampak melirik Dan namun tak urung menerima tawaran dari Riv. Jadi, dengan senang hati Riv mengambilkan makanan untuk laki-laki tersebut.
"Makan yang banyak—" Riv meletakkan piring yang sudah terisi nasi lengkap dengan lauknya ke depan laki-laki tersebut. "—oh iya, aku belum tau namanya Mas. Kalau Aku Rivera Jernih Nareswantika, masih jomblo loh," beritahu Riv mengedipkan matanya seraya mengulurkan tangan.
Mas-Mas tersebut menerima uluran tangan dari Riv. Wuaw, tangannya benar-benar tangan laki-laki dengan otot yang keras. Wajahnya pun sangat tampan. Berbeda dengan Dan yang tampan seperti orang Barat, Mas-Mas ini tampan seperti orang Korea dan China.
"Kevindra Lee Tanajaya," ucap Mas yang ternyata bernama Kevin itu. Ohhhh ternyata yang dimaksud Om Kevin tuh ini, boleh juga.
"Wah, ada keturunan Korea ya?" Tanya Riv dengan antusias seolah melupakan semua orang di meja makan ini, kecuali Kevin tentu saja.
"Hahahaha, itu cuma nama aja kok. Karena mata saya sipit kayak orang Korea mungkin jadi namanya ada unsur Korea," jawab Kevin. Kevin ini ternyata orangnya asyik juga ya, Riv jadi tambah suka.
Kevin benar-benar hampir mendekati kriteria laki-laki idamannya. Jika berteman dengan Dan sudah pasti Kevin mapan apalagi jam yang dipakai, wuih Rolex cuy!
Riv membiarkan Kevin makan lalu pandangannya bergulir kearah Bi Narti dan Pak Joko yang menikmati makanannya lalu beralih ke Bintang yang juga tampak menikmati makan siangnya bersama sang papa.
Riv tersenyum memandang Bintang namun senyumnya langsung hilang saat melihat Dan hanya diam saja tanpa menyentuh makanannya sedikit pun. Tapi Riv hanya mendiamkannya saja kemudian ikut menikmati makanan yang sudah dibuatnya.
"Kalian makanlah dulu. Saya mau ke teras belakang," ucapan Dan membuat semuanya menghentikan makannya.
Bintang, Bi Narti dan Pak Joko menatap kepergian Dan dengan sedih sedangkan Kevin tampak menghembuskan napasnya lelah. Riv? Riv bingung menghadapi situasi ini.
Memang ada sesuatu di keluarga ini. Tidak ada foto pernikahan Dan dan istrinya, Bintang yang tampak sedih memperhatikan Papanya, Istri Dan yang tidak pernah menampakkan batang hidungnya dan mungkin masih banyak lagi yang belum Riv sadari.
"Kenapa gak dimakan lagi?" Tanya Riv mengetahui tidak ada lagi yang menyentuh makanannya setelah Dan pergi tiga menit yang lalu.
"Bibi mau ngambilin Tuan Dan makan dulu," ucap Bi Narti seraya menata nasi dan berbagai macam lauk.
"Bi!" Panggil Riv saat melihat Bi Narti bersiap-siap mengantarkan makanannya pada Dan.
"Iya Non?" Tanya Bi Narti bingung.
Riv meringis malu kemudian berkata,"Boleh aku aja yang ngasih ke Om Dan?"
Tanpa berkata-kata Bi Narti memindahkan nampannya ke tangan Riv seraya tersenyum lebar. Hal itu malah membuat Riv meringis.
Riv mengalihkan pandangannya kearah Kevin yang menatapnya dengan senyum tipis, ganteng sekali. Riv membalas senyuman Kevin dengan senyuman lebar.
Saat berjalan menuju teras belakang Riv baru sadar dan meruntuki perbuatannya. Untuk apa meminta agar dia saja yang membawakan makanan untuk Dan? Bagaimana tanggapan orang-orang di sini? Jangan-jangan Riv dikira ingin merebut Dan dari istrinya, kacau ini kacau.
Mau kembali lagi ya tanggung karena Riv sudah melihat Dan yang duduk diam di gazebo. Riv berjalan menuju Dan sedang mencebikkan bibirnya.
"Om!" Panggil Riv setelah sampai di sebelah Dan. Dan mengalihkan pandangannya ke arah Riv.
"Emang sopan kayak gitu tadi? Main pergi gitu aja buat yang di sana jadi gak enak kalau tetep makan. Kalau gak mau makan yaudah, jangan yang aneh-aneh. Emang bagus makan gak teratur? Sakit baru tau rasa," semprot Riv seraya menaiki gazebo dan memilih tempat di pojokan.
"Saya salah?" Tanya Dan dengan raut wajah dan intonasi yang tidak seperti biasanya. Riv jadi kasihan, mungkin Dan menanggung beban yang lebih berat.
"Om sini, makan!" Ajak Riv dengan nada yang lumayan lembut.
Dan menuruti Riv namun hanya memandang hidangan tanpa menyentuhnya. Riv jadi gemas sendiri, mau menuangkan sayurnya tapi tidak enak mengingat Dan merupakan suami orang.
"Om makan!" Perintah Riv memelototkan matanya, Dan menurut.
Riv memandang Dan yang makan dengan lahap. Tadi saja disuruh makan malah diam saja, mungkin Dan ingin dimanja kali yak. Kan, tidak butuh waktu lama untuk Dan menghabiskan makanan yang Riv bawa. Jadi, Dan itu doyan atau lapar?
"Enak?" Tanya Riv karena melihat piringnya sudah bersih. Bersih karena semua makanannya telah masuk ke dalam perut Dan.
"Iya," ucap Dan seraya tersenyum tipis. Riv membalasnya dengan senyum tulus.
"Mau lagi?" Tawar Rivera seperti menawari anak kecil.
"Memangnya boleh?" Tanya Dan. Dan seperti anak kecil saat ini walaupun wajahnya masih datar.
"Kenapa enggak? Tunggu di sini, aku ambilin Om dulu," balas Riv lalu memasuki ruang makan untuk mengambilkan makanan.
Reaksi orang-orang yang masih berada di meja makan membuat Riv heran karena reaksinya benar-benar berlebihan menurut Riv. Mereka memandang Riv seperti memandang dewi, memandang dengan terpesona.
"Nih, habisin lagi!" Ucap Riv yang langsung Dan turuti.
Makanannya benar-benar habis padahal Riv mengambilkan banyak sekali. Riv jadi terharu sendiri, baru kali ini ada orang yang makan makanan Riv dengan porsi yang besar.
"Om tuh laper. Kenapa tadi sok nolak coba?" Tanya Riv namun tidak Dan balas.
Riv membereskan piring dan gelas bekas makan Dan lalu berjalan meninggalkan Dan yang sepertinya masih mau di sini. Saat baru beberapa langkah Dan memanggilnya.
"Apa?" Tanya Riv setelah menghadapkan badannya ke arah Dan.
"Terimakasih Rivera," ucap Dan dengan nada lembut dan tersenyum. Ini tersenyum, bukan senyum tipis! Dan Riv? Ingin mati di tempat saja.
***